Menu

Thursday 12 February 2015

PERSAMAAN SILSILAH MUSAWIYAH DAN MUHAMMADIYAH

“Di dalam Al-Quran  [Allah Ta’ala] telah menyatakan Rasul Akram saw. sebagai matsil (misal) Musa, firman-Nya:
           
 “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu  seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus   seorang Rasul kepada Fir'aun”  Al-Muzzammil, 16

Yakni, “Kami mengutus seorang rasul sebagaimana Kami telah mengutus Musa kepada Fir’aun.” Jadi, Rasul kita saw. adalah matsir (missal) Musa. Di tempat lain difirmankan:
                  
 “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang salih bahwa Dia niscaya akan menjadikan mereka berkuasa khalifah-khalifah dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka khalifah” - An-Nūr, 56

Yakni, silsilah para khalifah dari matsil (misal) Musa ini pun sama seperti silsilah para khalifah  Musa a.s.. Periode silsilah para khalifah Musa a.s.  adalah 1400 tahun. Selama periode tersebut secara teratur terus saja berdatangan khalifahnya.. Ini merupakan suatu  kabar gaib dari Allah Ta’ala, bahwasanya sebagaimana silsilah pertama itu bermula maka seperti itu pulalah silsilah ini bermuka, yakni sebagaimana Musa a.s. pada masa permulaan memperlihatkan sikap perkasa membebaskan bangsanya dari Fir’aun, maka seperti Musa a.s. jugalah Rasul yang bakal datang tersebut.
                   
 Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara diri kamu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban, langit   menjadi pecah-belah pada hari itu.  Jjanji-Nya itu pasti terlaksana.” (Al-Muzzammil, 18-19).

Yakni, sebagaimana Kami telah mengutus Musa, maka pada masa Rasul Akram saw. pun orang-ortang kafir Arab itu penuh dengan sifat ke-fir’aun-an. Mereka pun seperti halnya Fir’aun tidak mau jera sebelum mereka menyaksikan tanda-tanda yang perkasa.


Tugas Rasulullah saw. adalah seperti tugas-tugas Nabi Musa a.s.. Pekerjaan-pekerjaan Nabi Musa a.s. bukanlah pekerjaan yang dapat diterima (diakui), namun Quran Syarif telah membuatnya dapat diterima. Pada zaman Hadhrat Musa a.s. walaupun Bani Israil itu telah memperoleh keselamatan dari cengkeraman Firaun, akan tetapi mereka tidak selamat (terlepas) dari dosa-dosa. Mereka bertempur, dan hati mereka pun membelot serta menyerang Musa.

Tetapi Nabi kita saw. telah memberikan keselamatan yang sempurna kepada umat beliau saw.. Seandainya Rasul akram (mulia) saw. tidak memberikan kekuatan, keperkasaan serta kekuasaan kepada Islam, umat Islam akan terus teraniaya serta tidak selamat dari tangan orang-orang kafir.  Pertama-tama Allah Ta'ala telah memberikan keselamatan berupa tegaknya kerajaan Islam yang utuh, dan  yang kedua adalah mereka memperoleh  keselamatan yang sempurna dari dosa-dosa.

Allah Ta’ala  telah memaparkan kedua-macam gambaran, yakni bagaimana Arab sebelumnya dan bagaimana sesudah itu.  Seandainya kedua gambaran ini dibandingkan, maka akan dapat dibayangkan bagaimana keadaan yang pertama. Jadi, Allah Ta'ala telah menganugerahkan dua macam keselamatan kepada mereka, yakni telah selamat dari setan dan juga telah selamat dari thaghut.”  

(Malfuzat, jld I, hlm. 40-41 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897).

No comments:

Post a Comment