Maulana Ataul Mujeeb Rashed
Tabligh senyatanya adalah kegiatan menyeru manusia kepada Tuhan yang Maha Agung. Jika kita memandang hal ini dari sudut pandang tersebut maka menjadi jelas dan dapat dikatakan kalau tugas ini sebenarnya termasuk kerja Tuhan. Memang sesungguhnya keberhasilan dalam bidang ini tidak akan pernah berjaya sendiri tanpa bantuan Allah s.w.t. Jika dikatakan bahwa seseorang itu berhasil dalam tablighnya maka yang mendasarinya adalah karena Allah s.w.t. telah menyemaikan benih kebenaran di hati manusia. Aspek pertolongan Ilahi ini seringkali berbentuk wahyu hakiki yang menunjukkan jalan yang lurus bagi seorang pencari kebenaran. Peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan bantuan Ilahi terdapat banyak sekali dalam sejarah Ahmadiyah. Tidak ada bagian dari dunia ini yang belum menikmati rahmat demikian. Salah satu buku seperti Basharati Rahmaniyat bagian I dan II karangan Maulana Abdur Rahman Mubashir serta buku-buku lainnya di Jemaat kita ini penuh dengan kisah peristiwa seperti itu. Dari samudra kumpulan peristiwa demikian, berikut ini adalah salah satu kisah sebagai contoh.
Maulana Abdur-Rahim Nayyar adalah pemula dari semua mubaligh di Nigeria yang ditugaskan ke negeri itu pada tahun 1921. Suatu hari beliau pergi ke sebuah mesjid non-Ahmadi di Lagos, ibukota Nigeria. Salah seorang jamaah di mesjid itu menceritakan bahwa almarhum mantan imam mesjid tersebut bernama Alpha Ayanmo telah menceritakan salah satu kashafnya kepada mereka sebelum ia meninggal dunia. Ia memberitahukan kepada mereka bahwa dirinya telah melihat Hazrat Imam Mahdi a.s. dalam salah satu mimpinya yang mengatakan kepadanya bahwa beliau tidak bisa datang berkunjung sendiri ke Nigeria, tetapi akan mengutus salah seorang rasulnya1 datang kesini yang akan menjelaskan tentang jalan yang lurus bagi umat Muslim. Orang-orang lain yang ada di dalam mesjid tersebut membenarkan perkataan si pembicara. Maulana Abdur-Rahim Nayyar yang mendapat kemuliaan sebagai salah seorang sahabat Imam Mahdi a.s. ketika mendengar cerita tersebut lalu tidak bisa menahan air matanya. Keesokan harinya datang dua orang perwakilan dari mesjid tersebut sambil membawa pesan bahwa seluruh anggota jamaah yang ada di mesjid berniat untuk bai’at ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Maulana Abdur-Rahim Nayyar mengundang Kepala Suku dan empat puluh dari jamaah itu dan mengambil bai’at mereka. Dalam satu kejadian itu saja, semua orang dari sepuluh ribu anggota komunitas tersebut telah bai’at ke dalam JemaatAhmadiyah hanya dalam tempo satu hari saja.