Ahmadiyya Priangan Timur

.

Monday, 17 November 2014

MENGGUNAKAN SENJATA PENA, BUKAN PEDANG

“Kalian harus memahami betul, bahwa kebutuhan saat ini bukanlah menggunakan pedang, melainkan pena-lah yang harus digunakan. Keragu-raguan terhadap Islam yang telah ditimbulkan musuh-musuh kita, dan serangan yang disebabkan ilmu pengetahuan yang berbeda, telah menunjukkan kepadaku bahwa dengan bersenjatakan pena (tulisan), aku harus turun ke medan pertempuran, dan menjukkan kepada mereka keberanian Islam dan kekuatannya yang menakjubkan.

Aku tidak memiliki kemampuan untuk memasuki medan [pertempuran] ini, tetapi hanya karunia Tuhan yang menolongku, dan benar-benar merupakan rahmat yang besar bagiku, karena Dia menyukai seorang yang rendah seperti diriku untuk menjelmakan ketinggian agama ini.

Satu kali aku menghitung tuduhan-tuduhan yang ditujukan musuh terhadap Islam, dan menurut perkiraanku jumlahnya tidak kurang dari tiga ribu, dan jumlah ini pasti telah bertambah sekarang. Jangan biarkan seorangpun beranggapan bahwa Islam adalah agama yang sedemikian lemahnya sehingga menjadi sasaran tiga ribu tuduhan, Tidaklah demikian. Tuduhan-tuduhan ini diajukan oleh orang-orang bodoh dan tidak mengerti.

Aku ingin menyampaikan, bahwa selain aku menghutung tuduhanp-tuduhan ini, aku juga mempelajarinya, dan sampai pada kesimpulan, bahwa terdapat kebenaran-kebenaran unik yang tersembunyi di balik tuduhan-tuduhan ini -- kebenaran-kebenaran ini tidak dapat mereka lihat karena kurangnya penglihatan mereka, dan sesungguhnya hal itu merupakan sunnah Tuhan, bahwa di mana pun penuduh muncul maka di sana terdapat nilai kebenaran yang besar serta rahasia ruhani.

Aku telah ditugaskan untuk mengeluarkan harta tersebut dan menyingkirkan kotoran-kotoran tuduhan dari permata yang berkilauan. Tuhan sangat cemburu pada hal itu, Dia menghendaki agar ketinggian Al-Quran harus disucikan dan dimurnikan dengan menyingkirkan setiap tuduhan yang telah ditimpakan oleh orang-orang yang berhati kotor” (Malfuzāt, jld. I, hlm. 7).