Kebaikan-kebaikan yang di lakukan oleh manusia terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah fardu-fardu dan kedua adalah nafal-nafal. Fardu-fardu adalah yang telah di wajibkan atas manusia. Misalnya melunasi utang atau membalas kebaikan dengan kebaikan. Selain fardu-fardu tersebut bersamaan dengan semua kebaikan itu terdapat nafal-nafal. Ini merupakan penggenap dan penyempurna fardu-fardu.
Di dalam dadits tersebut di terangkan bahwa penyempurna fardu-fardu diniyyah (keagamaan) para waliullah melalui nafal-nafal. Misalnya, selain dari pada zakat mereka memberikan sedekah-sedekah. Allah Ta’ala akan menjadi sahabat orang-orang demikian. Allah Ta’ala berfirman bahwa persahabatan dengannya adalah sedemikian rupa sehingga, “Aku merupakan tangannya, kakinya dan sebagainya. Sampai-sampai Aku menjadi lidah yang dengannya ia berbicara “. (Pidato Pertama Hz. Masih Mauud as. pd Jalsah Salanah 25 Des. 1897 / Malfhuzat jld.1 h.13-14)
Di dalam dadits tersebut di terangkan bahwa penyempurna fardu-fardu diniyyah (keagamaan) para waliullah melalui nafal-nafal. Misalnya, selain dari pada zakat mereka memberikan sedekah-sedekah. Allah Ta’ala akan menjadi sahabat orang-orang demikian. Allah Ta’ala berfirman bahwa persahabatan dengannya adalah sedemikian rupa sehingga, “Aku merupakan tangannya, kakinya dan sebagainya. Sampai-sampai Aku menjadi lidah yang dengannya ia berbicara “. (Pidato Pertama Hz. Masih Mauud as. pd Jalsah Salanah 25 Des. 1897 / Malfhuzat jld.1 h.13-14)