Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday, 2 October 2014

Pembangunan Masjid Baitur-rahim

Seiring dengan terus bertambahnya anggota di Cabang Citeguh, maka diperlukan sebuah sarana peribadatan yang memadai, yang mampu menampung jamaah yang ada. Sejak pertama direncanakan, anggota sangat antusias dan sangat mendukung relokasi dan pelebaran mesjid di kelompok Nagrak. Hal ini dikarenakan mesjid yang sebelumnya sudah tidak mampu menampung seluruh anggota. Rencana ini kemudian dicetuskan dalam suatu rapat Majlis Amilah di cabang dan kemudian dibuatlah sebuah proposal untuk mewujudkannya. Meskipun pada awalnya pembangunan mesjid ini sempat dilarang oleh pemerintah setempat tetapi kami tetap melanjutkan pembangunan. Dan Alhamdulillah setelah pembangunan berjalan tidak ada lagi pihak-pihak yang berusaha menghalangi pembangunan mesjid ini.
Awal kegiatan pembangunan mesjid adalah pencarian lahan yang strategis tempat akan dibangunnya mesjid. Akhirnya dibeli tanah seluas ± 320 m2 dari keluarga besar Bapak Sanuji, dengan dana yang didapatkan melalui perjanjian anggota. Letak mesjid yang akan dibangun ini pun tidak begitu jauh dari mesjid yang sebelumnya. Mesjid ini berlokasi di Kampung Nagrak, Desa Tenjowaringin, Salawu, Tasikmalaya.
“Baiturrahim”, itulah nama mesjid yang diberikan oleh Bapak Amir Nasional untuk mesjid yang akan dibangun. Pembangunan mesjid Baiturrahim ini diawali dengan peletakkan batu pertama dan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Amir Nasional, pada tanggal 11 November 2011 pukul 11.00. Oleh sebab itu, didirikan 11 tiang untuk penopang mesjid sekaligus untuk menandai waktu dimulainya pembangunan mesjid ini.
Setelah peletakkan batu pertama, pembangunan mesjid pun dimulai. Sekitar Bulan Mei 2012 pembangunan dimulai dengan membenteng sekeliling bangunan mesjid terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan ada lokasi di samping mesjid yang berupa selokan kecil dan sawah milik warga. Lalu dimulailah pembentengan, sekaligus pendirian pondasi serta 11 tiang mesjid yang mendapat biaya tambahan dari Jaidad PB sebesar 30 juta ditambah dana dari anggota yang keseluruhannya menghabiskan ± 86 juta.
Antusiasme anggota sangat tinggi, selain menyumbangkan materi mereka juga menyumbangkan waktu dan tenaga, hingga kaum ibu pun tidak mau kalah dalam mengambil berkat, ber-fastabiqul khairat, dalam pembangunan mesjid Baiturrahim. Ini juga merupakan perwujudan dari janji LI bahwa “Saya berjanji akan selalu siap mengorbankan jiwa, harta, waktu dan anak-anak saya demi kepentingan agama dan bangsa”. Dengan sukarela, para LI bahkan LI lansia dari cabang Citeguh (keseluruhan terdiri dari 8 kelompok) turut membantu mengangkut batu, koral, pasir dan bahan-bahan bangunan lainnya. Pekerjaan yang sama sekali tidak ringan dan tidak biasa dilakukan oleh perempuan ditambah lagi kondisi jalan yang dilalui pun tidak mudah karena mereka harus bolak balik melewati tanjakan dan turunan. Hal ini terus berlanjut hingga berhari-hari, semua anggota baik itu khuddam, lajnah, anshar bergotong royong mengangkut bahan-bahan bangunan dengan menggunakan roda maupun secara estafet.
Proses pembangunan terus berlanjut, setelah membenteng dan membuat pondasi, selajutnya yaitu pembuatan tiang-tiang bambu atau yang disebut “stut” sebagai penahan dak coran. Ibu-ibu juga ikut membantu untuk mengangkut bambu-bambu untuk bahan pembuatan tiang tersebut. Bambu-bambu yang panjangnya ± 4 m satu per satu diangkut secara bergotong royong sejauh ± 500 m ke lokasi pembangunan mesjid. Selain itu, ibu-ibu yang ada disana juga membantu dalam pemasangan tiang-tiang bambu dengan cara memegangi bambu dari bawah. Setelah dihitung-hitung, bambu yang dipakai sekitar 2000 batang, lalu setelah dipotong-potong menjadi 3000 batang yang terpasang. Bambu-bambu tersebut merupakan sumbangan anggota sebanyak 18 orang dari berbagai cabang di Wilayah Tenjowaringin.
Tiba saat pengecoran, pada tahap ini cabang-cabang lain diundang untuk membantu. Untuk pelaksanaannnya, panitia membagi waktu tugas untuk setiap cabang. Setiap cabang diminta untuk mengirimkan 25-30 orang kaum bapak. Dimulai dari shift 1 (jam 7 pagi – 11 siang) yaitu cabang Cigunung Tilu dan Sukasari. Namun, ternyata kaum ibu pun tidak mau ketinggalan sehingga yang datang hampir 200 orang, keseluruhan dengan pribumi yaitu ± 300 orang. Dilanjutkan shift 2 dimulai dari jam 11 – jam 3 sore dan shift 3 (pribumi) jam 3 sore sampai malam. Alhamdulillah, pukul 4 sore pengecoran utama sudah rampung, tapi malam harinya dilanjutkan dengan menghaluskan dasar lantai dak hingga pukul 10 malam. Alhamdulillah Bapak Amir berkesempatan hadir melihat proses pengecoran pada waktu malam hari sampai selesai pemasangan lampu.
Diperkirakan yang hadir hingga sore sekitar 900 orang dari semua cabang termasuk orang-orang ghair ahmadi ± 122 orang yang terdiri dari aparat negara (polsek & koramil), anggota FPI, aparat pemerintah setempat, bahkan ustadz dan ulama di wilayah Tenjowaringin. Nampaknya mereka memberikan restu untuk pembangunan mesjid Baiturrahim ini. Ibu-ibu ghair ahmadi yang dulu sangat benci kepada kita justru ikut membantu. Aparat pemerintah yang dulu pernah mengeluarkan surat pelarangan pembangunan mesjid ini turut membantu meskipun hanya setengah hari karena beliau sendiri harus melaksanakan piket di kantornya. Pada kesempatan ini pula Bapak Dede (Koramil) dan Bapak Adar (Polsek Salawu) membantu mencangkul pasir sampai habis.
Sedangkan kaum ibu yang lainnya pun tidak tinggal diam pada saat pengecoran, mereka bertugas menyiapkan dan menyediakan konsumsi yang diarahkan langsung oleh Ketda. Konsumsi berupa nasi bungkus, untuk pagi disediakan 300 bungkus, shift ke 2: 300 bungkus dan shift ke 3: 270 bungkus dan untuk malam disediakan prasmanan karena hanya 50 orang. Konsumsi menghabiskan 40 kg daging sapi, 50 kg daging ayam, 50 kg kentang, 25 kg cabe, minyak goreng 26 kg. Alhamdulillah sumbangan beras yang dikumpulkan dari para anggota sebanyak 120 kg. Selain itu, mendapat sumbangan ikan 50 kg dari orang Pamengpeuk, Garut yang juga seorang anggota FPI.
Sampai saat ini, pembangunan sudah menghabiskan dana 216 juta. Selanjutnya adalah pembangunan tahap 3 yaitu menyelesaikan lantai bawah agar dalam waktu dekat bisa digunakan. Sampai saat ini Alhamdulillah banyak yang menyumbang walaupun setelah pengecoran, ditabung untuk tahap ke 3 pembangunan. Donasi dari beberapa badan termasuk PPLI dan anggota termasuk Bapak Amir sendiri atas nama pribadi mencapai 9 juta. Tahap 3 ini insya Allah akan dilakukan bulan Desember awal, yaitu memugar stut (bambu penahan dak coran).
 Ternyata tidak hanya di kelompok Nagrak saja yang sedang dalam tahap pembangunan mesjid. Di kelompok lainnya, yaitu Mesjid An-Nasrun di kelompok Nyalindung pun sedang direnovasi. Hal ini dilakukan karena kondisi mesjid yang bangunannya sudah mulai dimakan usia, ditambah lagi masih berdinding bilik bambu. Renovasi mesjid ini bertujuan untuk pelebaran dan pembangunan mesjid yang permanen. Pembangunannya ditargetkan selesai dalam 1 bulan.
Meskipun situasi jemaat di daerah Tasikmalaya khususnya wilayah Tenjowaringin kembali menghangat tetapi mudah-mudahan pembangunan mesjid ini berjalan lancar dan semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan orang-orang yang telah membantu dalam pembangunan mesjid ini. Amin. (Nida LI CITEGUH)