“Islam adalah agama yang hidup. Tuhan itu Hidup dan Dia Menghidupkan yang lain, jadi bagaimana mungkin Dia mencintai yang mati. Tuhan Yang Hidup dan Menghidupkan ini memberikan kehidupan kembali dan terus berulang: Yuhyil- ardha ba’da mautiha – Dia menghidupkan bumi setelah matinya.”
Apakah Tuhan memberikan kehidupan setelah manusia itu mati [jasmani]? Tidak, Dia tidak berbuat demikian. Tuhan Yang Mahahidup dan Menghidupkan itulah yang bertanggungjawab menjaga Al-Quran dengan berfirman: Innalahu lahāfizhūn – “sesungguhnya Kamilah benar-benar pemeliharanya” (Al-Hijr, 10).
Dengan demikian di setiap masa agama ini hidup melalui orang-orang yang hidup dan memberi kehidupan kepada yang mati. Kalian harus ingat bahwa dalam agama ini orang-orang yang hidup tampil setiap saat. Kemudian Dia berfirman: “Tsumma fushshilat – “kemudian itu telah jelas.”
Satu penjelasan (bukti) terdalam dalam Al-Quran senjdiri, yang lain akan terus diberikan sampai Hari Kiamat.”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 63).
Apakah Tuhan memberikan kehidupan setelah manusia itu mati [jasmani]? Tidak, Dia tidak berbuat demikian. Tuhan Yang Mahahidup dan Menghidupkan itulah yang bertanggungjawab menjaga Al-Quran dengan berfirman: Innalahu lahāfizhūn – “sesungguhnya Kamilah benar-benar pemeliharanya” (Al-Hijr, 10).
Dengan demikian di setiap masa agama ini hidup melalui orang-orang yang hidup dan memberi kehidupan kepada yang mati. Kalian harus ingat bahwa dalam agama ini orang-orang yang hidup tampil setiap saat. Kemudian Dia berfirman: “Tsumma fushshilat – “kemudian itu telah jelas.”
Satu penjelasan (bukti) terdalam dalam Al-Quran senjdiri, yang lain akan terus diberikan sampai Hari Kiamat.”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 63).