Ahmadiyya Priangan Timur

.

Monday, 22 September 2014

Khutbah Jumat: Serangan Gujranwala yang Patut Dikutuk

نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْ عَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ  وَعَلَى عَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ

KHUTBAH JUM’AH
HADHRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
Tanggal 1 Agustus 2014 dari Baitul Futuh London, U.K.               
Tentang : Serangan Gujranwala yang patut dikutuk

اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
 اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ o الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ  oملِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ  o اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُo 
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَo  صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْ عَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْن
    
Artinya: Demi langit yang mempunyai gugusan bintang-bintang. Dan demi Hari yang dijanjikan. Dan demi saksi dan yang disaksikan. Binasalah para pemilik parit. Api yang dinyalakan dengan bahan bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Dan mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang mu’min. Dan mereka tidak merasa benci terhadap mereka itu, melainkan hanya karena mereka beriman kepada Allah, Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji. Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit dan bumi. Dan Allah menjadi saksi atas segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang memfitnah orang-orang mu’min laki-laki dan orang-orang mu’min perempuan, kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab yang membakar. Sesungguhnya orang-oang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Hal demikian itu merupakan keberhasilan besar. (Al Buruj: 1- 12). 
Ayat-ayat tersebut menggambarkan tepat sekali dengan peristiwa yang terjadi terhadap para Ahmady di Gujranwala. Hal itu merupakan dalil bagi kebenaran Ahmadiyya dan Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. hanya saja jika orang-orang Muslim dengan jujur merenungkan Surat Buruj tersebut. Maka kezaliman yang dilakukan terhadap para Ahmady, khususnya kezaliman yang ditunjukkan dan dilakukan oleh para Ulama, para pemimpin Agama, para politisi, dan siasat yang dilakukan oleh Pemerintah, berkenaan dengan perlawanan terhadap Ahmadiyya, semua akan terbuka dengan jelas kepada mereka. Dan terpaksa mereka akan mengakui kebenaran Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. dan mereka tidak akan terlibat didalam kezaliman dan penganiayaan seperti itu, yang sudah melampau batas. Namun untuk memahami Kalam Allah Ta’ala juga diperlukan kedatangan seorang Utusan Allah Ta’ala. Namun apabila Utusan Tuhan itu sudah datang-pun mereka tidak mau mendengar atau menerima pesan yang disampaikannya kepada mereka. Oleh sebab itu kezaliman-pun berlangsung terus. 
Di sini saya akan memberi penjelasan secara ringkas mengenai ayat-ayat tersebut. Yang dimaksud dengan   “gugusan bintang-bintang” di dalam ayat tersebut diatas adalah 12 gugusan bintang atau planet tentang mana astronomy menjelaskan kepada kita. Namun yang dimaksudkan di sini adalah gugusan bintang-bintang itu secara ruhani yang ada kaitannya dengan Tarikh Islam, yaitu dua belas orang Mujaddid dalam Islam, yang bersinar cemerlang setelah mataharinya terbenam. Dan terdapat Hadis yang mengisyarahkan kearah peristiwa ini, dan Ulama-ulama terdahulu juga telah memberi kesaksian. Sungguh mengherankan sekali bahwa 12 orang Mujadid yang dilantik oleh Allah Ta’ala di setiap abad selama dua belas abad yang lalu telah diakui kebenaran mereka oleh orang-orang Muslim. Namun ketika sesuai dengan firman Allah Ta’ala;   artinya, Demi hari yang telah dijanjikan, yakni seorang Utusan yang dijanjikan itu telah datang tepat pada waktunya, maka orang-orang Muslim serempak mengingkarinya. Mengenai para Mujaddid yang lalu itu Hadhrat Rasulullah saw hanya memberitahu bahwa pada setiap permulaan abad akan datang seorang Mujaddid. Akan tetapi mengenai Utusan yang dijanjikan ini, Allah Ta’ala sendiri telah menjelaskan-nya secara khas dan Nabi Muhammad saw juga telah memberitahu bermacam-macam tandanya dengan jelas pula, diantaranya Gerhana Bulan dan Matahari dan sebagainya, yang telah sempurna dengan jelas dan terang laksana sinar Matahari. orang-orang Muslim serempak mengingkarinya. Bahkan setelah penda’waan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Mahdi dan Masih yang dijanjikan, sampai sekarang mereka sesumbar sambil berteriak : ‘Kami tidak memerlukan seorang Mujaddid atau Reformer.’ Sebab, para Maulwi (para pemimpin Agama) dan orang-orang yang menamakan diri ulama itu semuanya pada takut akan kehilangan pengikut mereka dan mereka takut rahasia ilmu pengetahuan dan pikiran mereka yang licik dan picik akan terkuak. 
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. bersabda mengenai kebangkitan beliau:” Perkara ini sangat menakjubkan! Dan hal ini saya menganggap sebagai Tanda dari Allah Ta’ala, bahwa tepat pada tahun 1290 Hijriah, saya yang lemah ini memperoleh kehormatan untuk menerima wawancakap (temu bual) dengan Allah Ta’ala.” Tidak lama kemudian beliau mendapat perintah untuk menda’wakan diri sebagai Imam Mahdi, Masih Mau’ud. Dan Tanda-tanda ardhi dan samawi (tanda-tanda dari bumi dan dari langit) juga telah sempurna mendukung kebenaran penda’waan beliau itu. Penjelasan tentang ini terdapat di dalam Buku-buku Jema’at atau di dalam Buku-buku Hazrat Masih Mau’ud a.s. Saya tidak bermaksud untuk menjelaskan secara rinci tentang itu. Walhasil, pertolongan dan dukungan Allah Ta’ala menjadi saksi bahwa sekarang ini adalah zaman kebangkitan Imam Mahdi dan Masih Mau’ud. Allah Ta’ala berfirman bahwa kebangkitan kembali Islam sungguh akan segera dimulai. Atau zaman baru Islam akan segera bangkit. Dan orang-orang yang mendapat karunia menjadi murid-murid Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. akan mendapat peluang untuk menyerahkan pengurbanan-pengurbanan yang sangat besar. 
Allah Ta’ala berfirman:    Binasalah para pemilik parit   Api yang dinyalakan dengan bahan bakar.   Ketika mereka duduk di sekitarnya. Semua ini melukiskan gambaran nasib para penentang. Akan tetapi para penentang akan menyaksikan akibat buruk dari perlakuan mereka terhadap orang-orang Mu’min itu. Mereka akan dibinasakan. Dan orang-orang beriman harus bersabar sebab mereka dijadikan sasaran penganiayaan yang sangat pedih dan mengerikan untuk waktu yang cukup lama. Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. juga telah mengisyarahkan kearah ini bahwa kemajuan Islam meminta pengurbanan kepada kita. Pengurbanan apa gerangan yang diminta? Yaitu pengurbanan nyawa kita. Ayat tersebut di atas memberitahu kita bahwa api akan dinyalakan dengan kuat dan berulang kali, dan bahan bakar-pun akan dimasukkan kedalamnya agar api lebih berkobar. Para penyulut api itu sambil duduk menyaksikan kejadian itu sebagai tontonan. Mungkin para penyerang itu berpikir bahwa mereka sedang menggali parit untuk mengepung orang-orang Mu’min dari segenap penjuru kemudian menjerumuskan mereka kedalam api yang mereka kobarkan. Akan tetapi Allah Ta’ala lebih dahulu telah berfirman bahwa; Memang orang-orang Mu’min dengan susah harus melewati kobaran api namun akhirnya orang-orang itu sendiri yang berusaha menjerumuskan orang-orang Mu’min kedalam api akan dibinasakan oleh Allah Ta’ala. Mungkin mereka sudah berpikir untuk siap-siap mengepung dari semua penjuru agar jangan ada seorang-pun yang selamat keluar dari api yang mereka kobarkan. 
Kita melihat sendiri keadaan di Pakistan, polisi juga berdiri seperti patung menyaksikan kejadian itu sebagai tontonan, sedikitpun mereka tidak berusaha untuk menyelamatkan, bahkan mereka sendiri terlibat di dalam penganiayaan itu. Dan para penyulut api kebakaran itu bukan hanya duduk atau berdiri di sekitar api itu, bahkan membakar orang-orang Mu’min sambil bergembira-ria.   Ketika mereka duduk di sekitarnya, ini bukan kisah lama, melainkan satu kabar ghaib, bagaimana para penentang akan mengobarkan api untuk membakar orang-orang mu’min. Mereka mengobarkan api kemudian duduk dan berdiri menjaganya. Itulah sebuah bukti lagi tentang kebenaran kita bahwa kita adalah orang-orang beriman sejati, termasuk musuh-musuh kita sebagai bukti yang berlaku sebagai penyulut api kebakaran untuk membakar orang-orang beriman sejati. Mereka bukan hanya mengepung agar jangan ada orang yang keluar menyelamatkan diri dari kobaran api, melainkan mereka sorak-sorai bergembira-ria; “Apa yang kami lakukan sangat baik sekali.” 
Sekarang akan saya terangkan beberapa rincian tentang para syuhada. Anda semua akan menyaksikan peristiwa di Gujranwala itu tepat seperti apa yang telah dijelaskan di atas, mereka menutup semua pintu kemudian membakar rumah-rumah. Sedangkan di dalam rumah itu tiggal 11 orang perempuan termasuk anak-anak. Kemudian rumah itu mereka bakar sambil sorak-sorai dan melambai-lambaikan tangan melalui jendela kaca dan mengancam serta mencaci-maki orang-orang yang terperangkap di dalam rumah itu, karena mereka itu tidak bisa keluar untuk menyelamatkan diri, kemudian orang-orang zalim itu-pun pergi. Dari tanyangan video nampak jelas sekali dari air muka semua pelaku menunjukkan sangat garang dan biadab tidak bermalu termasuk slogan-slogan mereka-pun sangat keji dan memalukan. Alhasil, itulah gambaran puncak kebencian dan permusuhan mereka terhadap Jema’at. Bahkan setelah peristiwa ini terjadi, seorang Maulwi dari sekitar Gujranwala itu datang untuk mengumpulkan penduduk dan berjanji di hadapan mereka untuk melakukan serangan lebih kejam lagi dari peristiwa ini, sebab penganiayaan terhadap orang-orang Ahmady di kawasan ini mereka anggap belum ada artinya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa setelah terjadi peristiwa pensyahidan orang-orang perempuan beserta anak-anak tidak berdosa ini barangkali musuh-musuh Jema’at akan merasa malu. Dari antara mereka terdapat orang-orang yang sangat biadab dan tidak bermalu serta berpikiran zalim, mereka merilis berita melalui Twitter mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan terhadap para Ahmady itu sangat baik sekali dan begitulah yang harus terjadi, kata mereka. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un ! Yang sangat kita sesalkan sekali adalah kezaliman yang telah mereka lakukan itu diatas namakan kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad saw. 
  Ketika mereka duduk di sekitarnya...dari ayat ini juga jelaslah bahwa mereka duduk secara dawam maksudnya mereka akan membuat rencana penganiayaan itu terus-menerus.   artinya ‘duduk’ atau terus-menerus duduk, melakukan sesuatu terus-menerus. Menurut arti kata ini mereka akan meneruskan perbuatan dusta, penipuan  dan penganiayaan untuk jangka waktu yang lama bekerja sama dengan musuh-musuh baru. Mereka akan terus melakukan demikian. Akan tetapi perbuatan jahat mereka itu akan ada akhirnya juga. Dan akhir kesudahan mereka telah ditetapkan oleh Ta’ala, yakni akhirnya mereka semua akan dibinasakan dengan api. Mereka itu akan dijerumuskan kedalam api Jahannam. 
Para ulama mereka juga tahu bahwa perbuatan mereka itu disertai perkataan dusta. Mereka tidak memiliki dalil apapun untuk menolak penda’waan Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. kecuali jawaban yang diputar-balik dan dibuat-buat disertai dengan dalil-dalil dusta demi menghasut masyarakat agar tunduk ikut bergabung dengan mereka. Mereka mengutip dari buku-buku Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. kemudian diputar-balik arti dan maksudnya, dibuat-buat serta dibalut dengan setumpuk perkataan-perkataan dusta sekehendak hati mereka. Dan para penentang membuat masyarakat menjadi buta tidak tahu apa-apa, dan perbuatan demikian akan terus mereka lakukan. Untuk mengobarkan api kebencian terhadap Jema’at mereka melibatkan masyarakat awam juga bersama mereka. Maka, kobaran api ini kadangkala dalam bentuk api yang sebenarnya untuk membakar orang-orang Ahmady, disuatu tempat mereka juga berhasil melakukannya dan ditempat lain mereka gagal melakukannya. Namun api kedengkian dan permusuhan ini memang terus berkobar disetiap penjuru. Sekarang di seluruh Pakistan, di setiap kota, di setiap lorong dan setiap tempat selebaran-selebaran dan iklan-iklan anti Jema’at yang sarat dengan dalil-dalil dusta telah tersebar luas. Tuduhan-tuduhan palsu menentang Jema’at meningkat di seluruh tempat, di gedung-gedung Pemerintah bahkan di gedung Pengadilan Tinggi. Mereka melibatkan semua perkara dusta dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. atau mereka menisbahkan akidah-akidah sesat kepada Jema’at Ahmadiyya yang sebenarnya sedikitpun tidak ada kaitannya dengan Jema’at Ahmadiyya. Tujuan mereka tiada lain semata-mata untuk memicu kebencian dan kemarahan masyarakat terhadap Jema’at Ahmadiyyah. 
Untuk menenteramkan hati para anggota Jema’at Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Kalian jangan mengira Allah Ta’ala akan mensia-siakan kalian. Kalian adalah benih yang ditanam di bumi oleh Tangan Tuhan. Tuhan berfirman bahwa benih itu akan tumbuh dan berbunga kemudian dahan-dahannya akan berkembang kesetiap arah, sehingga akan menjadi sebatang pohon yang sangat besar. Mubaraklah mereka yang beriman kepada firman Tuhan dan tidak merasa takut menghadapi rintangan dan kesulitan apapun.” Dengan karunia Allah Ta’ala pohon Jema’at yang telah ditanam oleh Allah Ta’ala akan tumbuh dan berkembang, maka untuk itu para anggota Jema’at memang harus menghadapi berbagai macam pengurbanan. Dan para penyulut api kebakaran, mereka sendiri akan terbakar di dalam api yang sama atau Tuhan akan membinasakan mereka dengan sarana yang lain.   Binasalah para pemilik parit..ini adalah nubuatan atau kabar ghaib yang telah dan sedang sempurna bagi Jema’at dan semakin terus menunjukkan kesempurnaannya. Orang-orang itu akan terus menghadapi kebinasaan dan kehancuran. Maka kabar ghaib atau nubuatan ini akan sempurna berulang kali terhadap orang-orang zalim. Dan hal itu juga akan menujukkan kezaliman mereka berulang kali. Akan tetapi pohon Ahmadiyya yang telah  ditanam oleh Allah Ta’ala, akan terus-menerus berkembang semakin luas. Kemajuan Jema’at yang terus menerus semenjak permulaan sampai sekarang usianya 125 tahun bukan hasil kinerja tangan mansuia melainkan hasil kinerja Allah Ta’ala. Dan siapapun berusaha mencampuri pekerjaan Allah Ta’ala atau berusaha menghalanginya hanya akan mengakibatkan Dia murka kepadanya. Mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu salah atau Alqur’an dan Rasulu-Nya tidak mendukung mereka. 
Kisah tentang para Sahabah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. di masa yang lalu dan juga tentang mereka yang menerima kebenaran beliau a.s. dan Bai’at pada zaman ini telah saya uraikan, mereka yang menamakan diri ulama yang memusuhi kita berkata kepada murid-murid mereka: Jangan berbicara dengan orang-orang Qadiani (Ahmady) menggunakan dalil Alqur’an, sebab mereka (orang-orang Qadiani) akan membuktikan wafat Nabi Isa dari padanya, mereka akan membuktikan Khataman Nabiyyin dengan-nya, dan mereka akan membuktikan kebenaran da’wa Mirza Ghulam Ahmad sebagai Mahdi dan Masih yang dijanjikan dengan-nya; oleh sebab itu janganlah berdiskusi tentang apapun dengan mereka. Sebab mereka itu sudah menyadari tidak memiliki suatu bukti dan dalil apapun untuk melawan Jema’at Ahmadiyya. Ya, mereka sudah degil dan keras kepala. Karena sifat degil dan keras kepala itu-lah mereka dapat mengelabui dan membohongi masyarakat dengan pendapat dan pengertian menurut kehendak hati mereka sendiri yang salah. Dan mereka menganggap perbuatan zalim itu tidak apa-apa, sebab mayoritas mendukung mereka. 

Beberapa hari yang lalu, tanpa menyebutkan nama Ahmadiyya, seorang Maulwi berpidato di dalam TV Nasional Pakistan mendesak dan menenangkan masyarakat katanya:” Kelompok minoritas juga harus berhati-hati jangan mengundang emosi kelompok mayoritas.” Sekarang mereka sendiri pelaku kekerasan, mereka sendiri menjadi pemegang hukum, mereka sendiri pemberi keputusan yang keliru dan salah bahkan mereka sendiri menjadi pemberi hukuman kepada yang lain. Pendeknya, mereka mempunyai banyak pengikut, mempunyai street power (kekuatan samseng atau preman jalanan) atau mereka mendapat dukungan para politisi bahkan pemerintah juga setuju dengan apa yang mereka katakan. Mereka tidak tahu apa akhir keputusan yang Allah Ta’ala sediakan bagi mereka. Alah Ta’ala berfirman;     Sesungguhnya orang-orang yang mengobarkan fitnah terhadap orang-orang mu’min laki-laki dan orang-orang mu’min perempuan, kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab yang membakar...Allah Ta’ala berfirman, sesungguhnya orang-orang yang menimpakan azab terhadap mu’min laki-laki dan mu’min perempuan, mengobarkan api untuk menyiksa mereka, kemudian menjaga mereka agar jangan ada yang menyelamatkan mereka, maka bagi mereka disediakan azab jahannam. Mereka mengobarkan api secara terang-terangan dan secara sembunyi juga, agar orang-orang berusaha dengan berbagai cara untuk menjerumuskan orang-orang mu’min kedalam berbagai azab. Mereka berusaha terus dan akan berusaha terus-menerus berbuat demikian. Sekarang kezaliman mereka dan api secara sembunyi dikobar-kobarkan sambil berkata bahwa, na’uzubillah, kita orang-orang Ahmady tidak beriman kepada Hadhrat Rasulullah saw sebagai Nabi terakhir. Atau kita menghina beliau saw. Tuduhan ini tidak berdasar dan sangat menyakitkan hati kita yang tidak terperikan. Padahal di masa ini para Ahmady sedang giat menegakkan martabat dan kehormatan Nabi Suci Muhammad saw di setiap penjuru dunia. Orang-orang Ahmady selalu aktiv berada di garis terdepan di dalam menjawab bila saja terjadi serangan terhadap Nabi Suci Muhammad saw. Kami adalah orang-orang Ahmady yang dapat mengorbankan nyawa kami, namun tidak dapat bertahan mendengar sedikitpun penghinaan terhadap Junjungan kami Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. Dan itulah ajaran yang diberikan oleh Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. kepada kami. Dan Allah Ta’ala tahu apa yang kami lakukan dan Dia tahu apa yang tersimpan di dalam lubuk hati kami. Tidak terdapat pertentangan satau sama lain. Bagaimana sebuah Jema’at dusta, na’uzubillah, sekalipun seluruh dunia melakukan perlawanan terhadapnya, Allah Ta’ala sedang memberi kamajuan demi kemajuan yang tidak terhitung banyaknya. Tuhan tahu siapa Pemilik Jema’at ini. Dia tahu untuk memberi kemajuan kepada Jema’at ini. Allah Ta’ala berfirman; Orang-orang mu’min yang demi menegakkan Keagungan dan Keperkasaan-Ku dan untuk menegakkan Tauhid-Ku dan untuk menegakkan kegagahan dan kehormatan Nabi Terakhir-Ku, sibuk berjuang dari pagi sampai petang, namun mereka habis-habisan dianiaya. Orang-orang yang memberi kesusahan kepada mereka, yang membakar badan mereka, yang membakar hangus rumah-rumah mereka, tidak akan Aku biarkan mereka, pasti akan Aku tangkap dan Aku jerumuskan mereka kedalam Api Jahannam. Kecuali mereka bertobah, maka Allah Ta’ala akan mengabulkan taubah dan mema’afkan mereka. Akan tetapi jika mereka tidak bertobah, maka ingatlah !   maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab yang membakar sebagaimana mereka membakar orang-orang mu’min, membakar badan mereka dan membakar rumah-rumah mereka, maka seperti itu pula mereka akan diazab. Akan tetapi kepada mereka akan ditimpakan azab dua macam cara, secara zahir juga dan secara batin juga, yakni Azab yang membakar dan azab Jahannam juga. Sebagaimana mereka berusaha membakar hati kita dengan melemparkan tuduhan dusta yang dinisbahkan kepada kita tentang wujud suci yang sangat kita cintai lebih dari jiwa kita sendiri. Mereka berusaha membakar perasaan hati kita, namun hati mereka sendiri terbakar karena cemburu atau iri-hati menyaksikan kemajuan-kemajuan Jema’at, mengapa Jema’at ini memperoleh kemajuan padahal mereka halangi dan rintangi sekuat tenaga mereka. Musuh-musuh geram melihat para Ahmady tetap teguh keyakinan mereka sekalipun diganggu, dianiaya dan disiksa. Mengapa setiap orang laki-laki maupun perempuan, tua muda sekalipun anak-anak tidak merasa takut kepada kami. Mereka tetap teguh menghadapi kezaliman atau penganiayaan dengan berani tanpa takut. 
Pada tahun 1974 ketika terjadi huru-hara anti Ahmadiyya, dan pada huru-hara hari ini juga para Ahmady di Grujranwala telah menunjukkan contoh tauladan baru dalam sejarah pengurbanan. Seorang anak perempuan umur tujuh tahun, anak perempuan umur 8 bulan dan seorang perempuan telah mengurbankan nyawa mereka dan telah mengukir contoh sejarah baru dalam pengurbanan. Bahkan satu wujud yang belum sempat lahir ke dunia ini dan akan menyaksikan dunia setelah dua bulan, disebabkan kezaliman mereka dia juga tidak sempat datang ke dunia dan telah menyerahkan pengurbanan. Pendeknya Allah Ta’ala telah memberi tahu kita tentang kesudahan orang-orang zalim yang telah melakukan penganiayaan dan pengobar api kebakaran itu. Dan untuk menenteramkan hati orang-orang yang beriman juga Allah Ta’ala berfirman: 
     Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh bagi mereka disediakan Jannat atau taman-taman yang dibawahnya sungai-sungai mengalir. Itulah kemenangan yang sangat besar. Musuh-musuh telah memulai dengan serangkaian nyala api yang membakar dan mereka menjaga sambil mengawasinya, agar jangan padam. Sebagaimana laporan-laporan yang sampai kepada kami bahwa Mobil Bomba (Pemadam Kebakaran) yang datang untuk memadamkan kebakaran telah dilempari batu dilarang memasuki lokasi rumah-rumah yang sedang dibakar oleh  mereka itu. Begitu juga Ambulance untuk mengevakuasi korban kebakaran telah dihadang tidak diizinkan masuk. Mereka berdiri dan menghadang Ambulance sambil menari-nari di hadapannya. 

Bagi orang-orang yang dianiaya Allah Ta’ala berfirman: “ Aku telah menyediakan Jannat atau taman bagi mereka yang teduh dinaungi pohon-pohon rindang yang dahan-dahannya menjuntai saling bertemu. Di bawahnya terdapat sungai-sungai mengalir. Bila saja mau, mereka dapat meminum airnya yang jernih dan sejuk menyegarkan tenggorokan serta tubuh mereka. Musuh-musuh telah berusaha untuk menyiksa orang-orang mu’min dengan panas api yang membara, akan tetapi di Surga mereka mendapat naungan yang sangat teduh dan nyaman. Musuh-musuh berusaha untuk mencekam anak-anak ma’sum dan seorang wanita sedang sakit dengan kepulan asap, atau berusaha agar mereka terpanggang dalam kobaran api dan tidak mendapat air untuk mengguyur memadamkan rumah mereka, agar nafas mereka berhenti kemudian meninggal. Akan tetapi Allah Ta’ala berfirman, bagi mereka disediakan suasana terbuka dan nyaman serta air sejuk dimana saluran kerongkongan dan keadaan seluruh badan mereka menjadi segar dan nyaman. Maka, betapa besar perbedaan akhir kesudahan orang-orang zalim yang mengobarkan api dengan akhir kesudahan orang-orang mu’min mazlum dan teraniaya. Untuk memohon perlindungan dari kejahatan orang-orang zalim dan penganiaya ini sebelumnya juga kami telah banyak menundukkan kepala di hadapan Allah Ta’ala dan lebih giat lagi sekarang juga kami menundukkan kepala di hadapan-Nya.  Di dalam ayat ini masalah yang diajukan seorang wanita itu juga telah terjawab, yang telah menulis surat dari Germany kepada saya, setelah terjadi peristiwa di Gujranwala itu. Dia menulis katanya, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menerima sebuah Ilham berikut ini :   ” Janganlah menakut-nakuti-ku dengan api sebab api adalah ghulam (budak sahaya) kami bahkan sesungguhnya ia adalah budak dari budak sahaya-ku” (Tazkirah Hal. 424). Selanjutnya perempuan itu tidak menulis apa-apa lagi. Akan tetapi maksudnya tiada lain adalah, bagaimana ilham itu telah menunjukkan kesempurnaan-nya dengan jelas di hadapan kita! 

Pertama yang harus kita lakukan adalah: Iman kita harus ditingkatkan lebih kuat lagi. Hal ini juga Allah Ta’ala telah memberi tahukannya kepada kita, bahwa peristiwa demikian akan terjadi, pasti akan terjadi. Ayat-ayat diatas telah memberi tahu kita sangat jelas sekali tentang ini. Dan salah satu maksud dari Ilham itu juga adalah, bahwa kita bukan orang-orang pengecut. Sesuai dengan firman Alqur’an bahwa musuh-musuh itu akan banyak mengobarkan api, pasti akan mengobarkan api. Akan tetapi tujuan mereka dari mengobarkan api itu, tidak akan dapat mereka hasilkan. Tujuan mereka tiada lain agar orang-orang Ahmady keluar meninggalkan Ahmadiyyah. Mereka menakut-nakuti orang-orang Ahmady dengan kobaran api. Namun, apakah dengan gebrakan kejam seperti itu iman seseorang telah sia-sia? Tidak mungkin terjadi! Apa yang telah terjadi adalah, justru kobaran api itu telah dijadikan budak sahaya, sehingga menjadi penyebab terbukanya pintu kemajuan bagi orang-orang mu’min sejati, dan iman mereka semakin bertambah teguh. Jika kerugian secara zahir telah di-derita Jema’at disebabkan kobaran api itu, maka iapun berfungsi sebagai ‘baja’ atau pupuk demi terbukanya pintu-pintu kemajuan, disamping itu perkenalan Ahmadiyya semakin luas dan sangat menakjubkan. Dan sering sekali telah terjadi, musuh-musuh telah gagal dalam usaha-usaha mereka melawan Ahmadiyya. Dan apabila setiap natijahnya turun pertolongan Allah Ta’ala, maka artinya setiap perkara mempunyai aspek yang berbeda, secara zahir maupun secara batin. Namun sebagimana Allah Ta’ala berfirman bahwa, natijah dari pada api yang mereka kobarkan itu, Aku akan menjerumuskan para penyulut api kebakaran dan para pembakarnya itu kedalam api dan juga akan menjerumuskan mereka kedalam Azab Neraka Jahannam. Akan tetapi bagi orang-orang mu’min sejati yang menderita karena siksaan api yang membakar itu, akan mendapat naungan teduh yang sejuk dan sangat nyaman di dalam Surga. Kanak-kanak yang ma’sum yang telah mengurbankan nyawa mereka, memang sudah dipastikan menjadi ahli Surga. Berkat pengurbanan mereka itu telah meningkatkan kecintaan dan kasih-sayang Allah Ta’ala kepada mereka. Di dalam Ilham Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tidak disebutkan bahwa api itu sebagai Tanda bagi para Ahmady. Atau azab bagi orang-orang lain. Tidak diberitahukan adanya suatu tanda. Maksudnya hanyalah memberitahukan bahwa kita tidak takut dari pada api. Memang, kadangkala sempurna secara zahir kadangkala secara batin. Kadangkala api itu dapat dipadamkan, di waktu lain kadangkala api itu memberi kerugian juga. 
Kita menyaksikan dari Tarikh bahwa di zaman Hadhrat Rasulullah saw azab yang telah ditetapkan bagi orang-orang Kuffar adalah berupa perang, mereka dihancurkan melalui perang itu juga. Hadhrat Masih Mau’ud a.s juga bersabda bahwa dengan perang itulah azab telah ditetapkan bagi mereka, melalui perang itu mereka dihancurkan, sehingga lumpuh kekuatan mereka. Namun, apakah orang Muslim juga tidak ada yang syahid di dalam peperangan itu? Pasti ada. Akan tetapi bagi kematian orang-orang Kuffar itu Allah Ta’ala menyebutnya mati Jahannam. Sedangkan terhadap orang-orang Muslim yang mati di Medan perang Tuhan berfirman: Jangan dikatakan mereka mati, melainkan hidup! Yakni di sisi Allah Ta’ala mereka itu hidup. Dan setiap hari mereka mendapat faedah rizki dari Allah Ta’ala. Jadi, para syuhada kita juga berada di dalam Surga Allah Ta’ala. Dan ini juga barangkali peristiwa pertama di dalam Tarikh Ahmadiyya bahwa yang berkurban itu adalah anak-anak perempuan dan seorang wanita. Seorang-pun lelaki tidak termasuk di dalamnya. Maka, pengurbanan orang-orang ma’sum ini, insya Allah, tidak akan hampa dari natijah yang baik. Perlu dijelaskan bahwa mereka telah wafat bukan karena luka-luka bakar melainkan disebabkan hilangnya nafas karena menghirup asap tebal. Dan orang-orang zalim itu terus-menerus membakar semua barang-barang yang tidak dapat dirampok atau tidak mau mereka rampok, termasuk furniture dan barang-barang rumah tangga lainnya dijadikan sebagai bahan bakar. Dan berkali-kali mereka melemparkan benda-benda itu kedalam api yang tengah berkobar agar api jangan padam. Sedangkan barang-barang berharga lainnya banyak yang dijarah kemudian dibawa kabur oleh orang-orang zalim itu. 
Dari antara para Syuhada adalah seorang wanita bernama Bushra Begum Sahibah isteri dari Munir Ahmad Sahib marhum dan Hira Tabassum dan Kainat Tabassum, puteri Muhammad Butha Sahib. Peristiwa itu telah diketahui dan didengar oleh semua, namun saya ingin menjelaskan kembali secara ringkas, sebagai berikut: Pada tanggal 27 Juli 2014 para extremist penentang Ahmadiyyah telah menyerang dan membakar rumah-rumah para Ahmady di Kachi-Pump, Arafat Colony, Gujaranwala. Karenanya Bushra Begum Sahibah isteri dari Munir Ahmad Sahib marhum, umur 55 tahun, bersama dua orang anak dibawah umur, Hira Tabassum umur 6 tahun dan Kainat Tabassum umur 8 bulan telah syahid. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Katanya pada hari terjadi penyerangan itu salah seorang anak dari Bushra Begum Sahibah Syahid bernama Muhammad Ahmad Sahib, setelah iftari (buka puasa) pergi ke sebuah Clinic untuk mencari obat. Dia melihat kemanakannya bernama Waqas Ahmad sedang dihadang oleh beberapa orang. Ketika ditanya ada masalah apa dengan anak ini? Mereka menjawab sambil memaki dan melontarkan kata-kata penghinaan dan menuduh bahwa seorang pemuda Ahmady, na’uzubillah, telah menghina photo Khana Ka’ba di dalam Facebook. Ketika dijawab; Kami orang-orang Ahmady sedikitpun tidak bisa membayangkan kejadian seperti ini. Alhasil, jelaslah bahwa mereka telah membuat rencana jahat, sebab mereka dengan tiba-tiba segera memukul sambil memecahkan sebuah botol kaca untuk dipukulkan kapada pemuda kita. Melihat keadaan semakin sangat rawan maka Muhammad Ahmad menelphone saudaranya Muhammad Butha Khan dan pamannya Fazal Ahmad, minta untuk datang segera. Mereka datang untuk segera mendamaikan situasi. Ketika itu Fazal Ahmadi luka-luka terpukul botol yang dipecahkan. Setelah perkara selesai mereka pun pulang kerumah masing-masing. Setelah menghantar saudaranya, Muhammad Butha Sahib kembali ketokonya dekat Stasiun Kreta Api. Tidak lama kemudian doctor Sahib, yang di depan Clinicnya telah terjadi peristiwa itu, menelphon Muhammad Butha Khan dan Fazal Ahmad memberitahu bahwa banyak sekali orang-orang bergerombol dan bersiap-siap untuk melakukan penyerangan. Begitu juga terdengar pengumuman dari sebuah organisasi para pengusaha untuk segera menutup kedai-kedai untuk berkumpul. Barangsiapa yang tidak menutup kedainya ia bertanggung jawab sendiri. Serangan sudah betul-betul telah direncanakan sebelumnya. Dan semua perbuatan jahat itu telah mereka rencanakan. Di kawasan itu tinggal 18 buah keluarga Ahmady berdekatan satu sama lain. Segera setelah mendengar berita yang berbahaya ini 15 buah keluarga meninggalkan tempat. Namun Muhammad Butha Sahib, Fazal Ahmadi Sahib dan dua buah keluarga lainnya, Muhammad Ashraf Sahib, Sadr Jama’at dan  keluarga saudarnya tinggal di dalam rumah. Sekitar pukul 8.30 petang musuh-musuh mulai menyerang sambil berteriak mengeluarkan kata-kata penghinaan dan kata-kata yang sangat extrim, bahkan mulai melepaskan tembakan senapang, mereka mulai mendobrak pintu-pintu depan rumah. Polisi sengaja memberi laporan yang salah kepada media Surat-surat Kabar, katanya baku tembak telah terjadi dari kedua belah pihak. Padahal Jema’at tidak melakukan penembakan, merekalah yang telah melakukan penembakan. Mereka telah merencanakan untuk bersama-sama melakukan penyerangan dari segenap penjuru. Di kawasan itu banyak sekali orang-orang Syi’ah tinggal. Orang-orang Syi’ah banyak berbicara, namun mereka juga telah melibatkan diri bersama musuh-musuh menyerang Jema’at. Ketika Sadr Jema’at melaporkan kepada Polisi, maka kepala polisi itu berkata katanya, dia hadir di tempat kejadian itu dan berusaha menangkap para penyerang untuk negosiasi. Padahal yang sebenarnya polisi tidak melakukan demikian. Musuh-musuh melakukan penyerangan yang kedua kali dengan bersenjatakan martil untuk mendobrak pintu-pintu rumah dan mereka membawa senjata api juga. Banyak sekali manusia berkerumun. Mereka mulai memecahkan electric meters (meteran listerik) dan memutuskan kabel-kabel listrik. Berhubung situasi sangat tegang dan berbahaya, Sadr Sahib Jema’at bersama keluarga saudara beliau naik melalui atap rumah seorang jiran Non Ahmady untuk berlindung. Keluarga Butha Khan Sahib bersama Fazal Ahmadi masuk kedalam kamar bagian atas rumah mereka dan tinggal di sana. Sementara itu, para extremist biadab masuk kedalam rumah dan berusaha untuk masuk kedalam kamar di mana 11 orang wanita beserta anak-anak telah mengunci pintu dari dalam. Extremist berusaha keras untuk mendobrak pintu. Ketika mereka tidak mampu mendobrak pintu itu maka mereka menggembok pintu itu dari luar agar mereka terperangkap tidak bisa keluar. Mereka memecahkan jendela kaca kemudian mengumpulkan barang-barang plastik dan benda-benda lain lalu dibakar tepat di bawah jendela itu. Asap beracun itu masuk memenuhi kamar melalui jendela dan masuk dari bawah pintu juga. Extremis biadab itu kemudian melambaikan tangan melalui jendela kaca itu mengucapkan good by dan pergi sambil memaki-maki kepada 11 orang perempuan beserta anak-anak yang tinggal tersekap di dalam kamar itu. Disebabkan sesak nafas karena menghirup asap beracun itu Bushra Begum Sahiba dan dua orang cucu di bawah umur, Hira dan Kainat meninggal menjadi syahid. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un! Gerombolan zalim itu sangat gila sehingga tidak mengizinkan Ambulance untuk mengangkut orang-orang yang sakit dan Mobil Bomba (mobil pemadam kebakaran) beserta brigadenya dihadang tidak diperbolehkan memasuki lokasi kebakaran itu. Mereka dengan brutal melanjutkan pembakaran semua rumah orang-orang Jema’at sambil menari-nari, sedangkan pasukan polisi berdiri seperti patung tidak berbuat apapun. Mereka menjadi penonton kejadian yang sedang berlaku sengit pada waktu itu. Sedikitpun tidak berusaha menangkap seorangpun dari gerombolan orang-orang gila itu. Mass media juga sengaja lambat datang tidak segera meliput peristiwa dan Ketua Menteri Provinsi Punjab Shahabaz Sharif Sahib juga mencatat kejadian itu ketika para extremist itu selesai melakukan kejahatan mereka. 
Keluarga Bushra Begum Sahiba mengenal Jema’at Ahmadiyyah melalui kakek beliau yang Bai’at di zaman Hadhrat Khalifah ke II r.a. Beliau menikah pada tahun 1976 dan suami beliau telah wafat enam bulan yang lalu. Kedua orang anak syahid itu Hira dan Kainat adalah cucu beliau semuanya. Dengan karunia Allah Ta’ala beliau sangat patuh menunaikan ibadah salat lima waktu setiap hari dan rajin menunaikan salat Tahajjud juga. Beliau sangat teratur dan dawam membaca Alqur’anul Karim setiap hari, sangat bersahabat, dan kasih sayang terhadap sesama yang lain. Sangat hormat dalam melayani tetamu. Beliau sangat mencintai Jema’at dan selalu siap untuk berkhidmat bila saja Jema’at memerlukan sesuatu untuk dikerjakan. Pada hari beliau syahid, beliau memakai perhiasan, cincin di tangan dan juga memakai perhiasan anting. Beliau juga menyimpan sejumlah uang, mungkin berfikir beliau harus meninggalkan tempat itu. Namun setelah beliau sayahid, orang-orang zalim itu telah merampok semua perhiasan beliau itu. Padahal sehari sebelum syahid, beliau telah mengundang semua jiran yang tinggal di kawasan lorong rumah beliau untuk berbuka puasa bersama, Hira dan Kainat telah pergi kerumah-rumah membagi-bagikan makanan kepada semua jiran yang tinggal di situ. Muhammad Butha adalah pemilik sebuah service station yang cukup maju dan Fazal Ahmad juga pemilik sebuah bisnis yang cukup baik di sana. Kemajuan bisnis mereka itulah juga salah satu penyebab timbulnya cemburu dan iri hati masyarakat di sana. 
Amir Sahib Gujaranwala menulis katanya, semua keluarga Jema’at sangat baik, mukhlis dan para pencinta Jema’at. Di kawasan yang sekarang banyak orang-orang tinggal, mereka itulah yang pertama kali membangun tempat pemukiman itu dan mereka telah membangun Salat Centre juga di sana. Mereka semua giat mengambil bagian di dalam anjuran berbagai macam pengurbanan di dalam Jema’at. Mereka selalu berlomba-lomba di dalam kebaikan dan dalam kegiatan Jema’at dan selalu bekerja sama satu sama yang lain. Bushra Begum Sahiba Syahid meninggalkan tiga orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Putera beliau Muhammad Butha Sahib, yang kedua puterinya telah syahid bersama-sama Bushra Begum Sahiba syahid. Sedangkan kedua anak perempuan Syahid itu telah meninggalkan kedua orang tua mereka beserta seorang saudara laki-laki berumur lima tahun serta adik perempuan berumur tiga tahun. 
Selanjutnya Amir Sahib Gujaranwala menulis katanya, pada hari Minggu tanggal 27 July 2014, pukul 8.30 petang sebanyak 400 atau 500 orang gerombolan terdiri dari orang-orang kuat telah menyerang rumah-rumah orang Ahmady di Kachi-Pump, Arafat Colony, Gujaranwala. Para extremists itu telah menuduh seorang pemuda Ahmady Aqib Saleem Sahib menodai beberapa photo di dalam Facebook, yang semata-mata tidak berdasar sama-sekali. Hal itulah yang dijadikan alasan utama untuk mengumpulkan massa untuk mengadakan protes dan penyerangan terhadap Jema’at. Mereka mulai melakukan penyerangan dan selain rumah marhumah sahibah syahid, enam buah rumah lainnya lagi mereka bakar dan mereka merampok serta menjarah seluruh barang-barang yang ada di dalam rumah. Mereka mrampok dan melarikan barang-barang dari di dalam toko beliau juga. Diantara mereka yang luka-luka akibat penyerangan kejam itu adalah; Isteri Fazal Ahmad bernama Humaira Sahiba, anak perempuan Waqafe Nao berumur 3 tahun, seorang anak laki-laki berumur 3 tahun, seorang bayi berumur satu bulan, saudari perempuan dari Muhammad Butha Sahib, Mubasyira Jarri, isteri dari Jarriullah Sahib yang datang menengok ibu beliau untuk Ied. Beliau sedang hamil tujuh bulan dan kehilangan baby dalam kandungan dan harus dikeluarkan melalui operasi karena meninggal menghirup asap beracun. Beliau dikirim ke Tahir Heart Institue Hospital di Rabwah, di mana beliau dalam keadaan sangat lemah dan menderita sesak nafas disebabkan menghirup asap beracun itu. Selain itu Muneeb Lodhi Sahib umur 33 tahun dipukul oleh extremists sehingga dagu beliau luka berat dan dua buah gigi rontok dan luka-luka di kuping beliau. Sampai waktu itu beliau masih dalam perawatan. Khalil Ahmad Sahib luka-luka terkena serangan botol pecah. Ketika Muhammad Anwer Sahib mengetahui ada serangan beliau segera menolong saudari perempuan beliau Humaira Sahiba. Pada waktu itu gerombolan penyerang sudah membubarkan diri. Barulah pertolongan terhadap koraban luka-luka mulai diproses. Isteri Muhammad Butha Sahib Ruqaiyya Begum Sahibah dan dua orang anak beliau menderita sakit saluran pernafasan karena menghirup gas dan asap beracun dan kesehatan mereka terganggu dan sangat lemah. 
Ada sejumlah 18 buah rumah orang Ahmady tinggal berdekatan di kawasan kejadian itu sebagian besar bersaudara satu sama lain. Sekarang mereka semua berada di Rabwah. Enam buah rumah dibakar hangus seluruhnya oleh extremists kejam dan biadab itu, mereka menjarah dan merampok dua buah rumah kemudian membakar isi rumah itu. Mereka merampok barang-barang bisnis lima orang Ahmady, generator, computers dan barang-barang berharga lainnya semua dirampok, kemudian membakar toko-toko mereka. Selain itu mereka membakar sejumlah Alqur’an dan sejumlah buku-buku Jema’at kemudian membakar Salat Centre.  Itulah kisah ringkas kezaliman, kebrutalan dan serangan kejam mereka. Allah Ta’ala befirman: Jika mereka tidak bertobah maka   Azab Jahannam yang berkobar ditetapkan sebagai hukuman bagi mereka. Semoga Allah Ta’ala segera menyediakan sarana untuk menangkap aimatul kufur (para pemimpin kuffar itu) dan semoga Allah Ta’ala segera menangkapi orang-orang zalim yang paling terdepan dalam melakukan pembakaran itu. Dan Allah Ta’ala sudah pasti meninggikan derajat orang-orang Sayahid, semoga memberi kesabaran dan ketabahan kepada keluarga mereka yang ditinggalkan, khusunya kedua ibu-bapak dan saudara-saudari kedua anak ma’sum yang sayahid. Dan semoga Allah Ta’ala memberi kesehatan dan kesembuhn secepatnya kepada orang-orang yang terluka dan juga semoga Allah Ta’ala mengganti sepenuhnya barang-barang yang hilang karena musibah dan kejahatan para penjarah itu, dan menganugerahkan kemajuan lebih banyak dari sebelumnya. Amin !! Setelah salat Jumu’ah akan diselenggarakan salat jenazah ghaib bagi para korban yang syahid. 
Alihbahasa Hasan Basri