Oleh Ataul Munim Rashed - UK
‘Aku karuniakan kepadamu sebuah tanda dari Rahmat-Ku sesuai dengan permohonanmu dan telah memenuhi doamu dengan pengabulan karena Rahmat-Ku dan telah Aku berkati perjalananmu. Sebuah tanda kekuasaan, rahmat dan kedekatan pada-Ku telah dianugrahkan kepadamu, sebuah tanda kasih dan berberkat telah dilimpahkan atas dirimu dan engkau adalah kunci kepada keberhasilan dan kemenangan. Salam atas engkau, wahai yang menang. Demikian itulah Allah berbicara agar mereka yang mendambakan kehidupan bisa diselamatkan dari kematian, dan mereka yang terbenam di kuburan bisa bangkit keluar, agar keluhuran Islam dan kehormatan Firman Tuhan menjadi nyata bagi manusia, agar kebenaran tiba dengan segala keberkatannya dan kedustaan lenyap dengan segala keburukannya, agar manusia memahami bahwa Aku inilah yang Maha Kuasa dan Aku melakukan apa yang Aku kehendaki agar mereka meyakini bahwa Aku beserta engkau. Mereka yang tidak beriman kepada Tuhan serta menolak dan menyangkal agama-Nya dan kitab-Nya dan Rasul-Nya, Muhammad yang terpilih, salam atasnya, agar mereka dihadapkan pada tanda yang nyata dimana jalan orang-orang yang bersalah akan terlihat.
Karena itu bergembiralah, karena seorang anak laki-laki yang tampan dan suci akan dikaruniakan kepada mu. Engkau akan mendapat seorang anak muda yang pandai, dari benihmu dan dari keturunanmu. Seorang anak laki-laki tampan dan suci akan datang kepadamu sebagai seorang tamu. Namanya adalah Immanuel dan Bashir. Ia telah diberkati dengan rohul kudus dan ia akan jauh dari segala kekotoran. Ia adalah nur Ilahi. Beberkatlah ia yang datang dari langit. Ia akan ditandai dengan kemegahan, kebesaran dan kekayaan. Ia akan datang ke dunia dan ia akan menyembuhkan banyak dari penyakitnya melalui fitrat Mesiahnya dan karena berkat dari Rohul Kudus. Ia adalah Firman Allah karena rahmat dan kehormatan Allah telah melengkapi dirinya dengan Firman Keagungan. Ia amat cerdas dan penuh pemahaman, dengan hati yang lembut serta dipenuhi dengan segala pengetahuan duniawi dan ruhani. Ia akan merubah tiga menjadi empat. Adalah hari Senin itu, Senin yang berberkat. Putra, suntingan hati, bermartabat tinggi, agung, manifestasi dari awal dan akhir, manifestasi dari Kebenaran dan Keluhuran, seolah-olah Allah turun sendiri dari langit. Kedatangannya akan amat diberkati dan ia akan menjadi manifestasi dari Keagungan Ilahi. Saksikanlah kedatangan sebuah nur, nur yang diurapi Tuhan dengan wangiwangian perkenan-Nya. Dia akan menuangkan Ruh-Nya ke atasnya dan ia akan terlindung di bawah bayang-bayang Tuhan. Ia akan tumbuh besar dan menjadi sarana pembebas dari mereka yang terpenjara. Kemashurannya akan menyebar ke seluruh penjuru dunia dan manusia akan diberkati karena dirinya. Ia kemudian akan dinaikkan ke makam ruhaninya di langit. Ini semua adalah takdir.’ (Plakat Hijau, 20 Pebruari 1886)
Di atas itu adalah sebuah nubuatan akbar yang diwahyukan kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as, Masih Mauud dan Pendiri Suci dari Jemaat Islam Ahmadiyah. Beliau saat itu sedang itikaf selama 40 hari, sepenuhnya menyendiri untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan. Setelah menyelesaikan periode 40 hari itu, beliau mengumumkan pada tanggal 20 Pebruari 1886 bahwa dalam periode itikaf tersebut beliau telah menerima berbagai wahyu yang mengungkapkan hal-hal yang tidak diketahui manusia sebelumnya. Salah satunya adalah nubuatan di atas yang berkaitan dengan diri beliau sendiri.
Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Khalifatul Masih kedua adalah suatu sosok pribadi yang mengesankan. Beliau adalah Muslih Mauud yang dijanjikan dan menjadi penggenap dari nubuatan di atas. Guna memenuhi semua fitrat seperti yang terdapat dalam nubuatan itu adalah suatu hal yang sulit dipenuhi pada manusia biasa, namun Hazrat Muslih Mauud ternyata memenuhi semua aspek tersebut secara mengagumkan. Hal itu sudah ditakdirkan Ilahi. Periode masa khilafat beliau adalah 52 tahun yang merupakan masa keemasan dari Jemaat Ahmadiyah dan bagi Islam, sesuatu yang tetap dikenang dengan rasa bangga sampai hari ini dan akan selalu dikenang selamanya. Artikel ini memberikan garis besar kinerja akbar beliau sepanjang hidupnya, khususnya yang berkaitan dengan kemajuan Ahmadiyah. Keberhasilan beliau sudah dimulai malah sebelum masa khilafatnya. Beliau membentuk Majelis Tashizul Azhan di usia mudia ketika berumur 17 tahun, suatu komite yang kemudian menerbitkan publikasi bulanan dengan nama yang sama. Hal ini tidak saja telah memperlihatkan kecerdasan dan kemampuan luar biasa sebagaimana yang dikaruniakan Ilahi, tetapi juga menjadi sarana baik yang sampai sekarang masih dinikmati dan dimanfaatkan oleh anak-anak. Hazrat Muslih Mauud adalah editornya yang pertama. Pada tahun 1913 beliau juga memulai penerbitan Al-Fazl yang merupakan harian. Harian ini menjadi organ resmi dari Jemaat Ahmadiyah. Dua contoh itu menggambarkan dedikasi tulus beliau bagi Jemaat Ahmadiyah sejak usia muda. Beberapa tahun kemudian, di tahun 1908, ketika masih berusia 19 tahun, beliau memperlihatkan keteguhan hati yang unik. Di tahun itu ayah beliau, Hazrat Masih Mauud wafat. Sambil berdiri di samping jasad ayahandanya, beliau mengikrarkan janji bahwa ia akan terus berjuang meneruskan missi Masih Mauud walau pun misalnya ditinggalkan oleh semua orang.
Sejarah menjadi saksi betapa teguhnya beliau memegang janji. Apa yang dikemukakannya bukan hanya suatu pernyataan emosional pada suatu saat yang menyedihkan, tetapi adalah suatu tekad yang tulus. Pada usia 25 tahun di tahun 1914, beliau terpilih sebagai Khalifatul Masih kedua. Pada saat itu banyak yang meragukan kemampuan diri dan kematangan berfikirnya karena usia yang masih muda tersebut. Sebagian kecil dari Jemaat bahkan menolak mengambil Bai’at di tangan beliau dan kemudian menyempal untuk membentuk Jemaat Lahore. Namun Allah swt telah memberikan janji-Nya kepada Hazrat Masih Mauud bahwa putranya akan cepat berkembang. Dan sejalan dengan takdir Ilahi, dalam masa Khilafat yang kemudian mengikuti, Jemaat Ahmadiyah benar-benar menjadi kekuatan yang amat dinamis. Jemaat itu menjadi terorganisasi secara rapih dan mulai berkembang cepat ke seluruh dunia, suatu hal yang tidak ada padanannya sebelumnya.
Hazrat Muslih Mauud memainkan peran kunci dalam segala hal itu. Sebagaimana juga pada hal-hal lainnya, pengorganisasian merupakan prasyarat pokok bagi suatu keberhasilan. Hal ini nyata sekali juga bagi Jemaat Ahmadiyah yang telah dijanjikan Allah SWT akan menyebar ke seluruh dunia. Hazrat Muslih Mauud menyadari hal ini dan melakukan beberapa perubahan yang sampai sekarang masih terus berkembang. Penyebaran agama Islam dianggap demikian pentingnya sehingga pada April 1914, sebulan sebelum masa khilafatnya, beliau memanggil badan konsultatif bernama Majelis Shura untuk membicarakan cara penyebaran ajaran Islam. Pada tahun 1922, Majelis Shura menjadi lembaga permanen di dalam Jemaat dan mengadakan pertemuan tahunan atau kapan dibutuhkan guna menetapkan kebijakan penting Jemaat. Konsep berberkat ini sebagaimana juga termaktub dalam Al-Quran, sekarang ini merupakan ciri utama dari Jemaat Ahmadiyah yang tidak terdapat pada organisasi lainnya. Lembaga ini merupakan peringkat kedua setelah Khilafat. Dalam bulan April 1919, berbagai departemen yang disebut Nazaarat didirikan. Kejadian itu menjadi tonggak sejarah Jemaat Ahmadiyah yang mengkonsolidasikan struktur organisasinya dan telah amat sangat meningkatkan efisiensinya. Dalam tahun-tahun berikutnya, Jemaat dipilah-pilah dalam beberapa organisasi pendukung. Salah satu yang pertama adalah Lajnah Imaillah yang didirikan pada tahun 1922 sebagai organisasi kaum ibu yang berusia di atas limabelas tahun. Tahun 1928 didirikan Majelis Nasiratul Ahmadiyah untuk gadis-gadis di bawah usia 15 tahun. Kemudian pada tahun 1938 lahirlah Majelis Khuddamul Ahmadiyah untuk pemuda berusia di antara 15 dan 40 tahun. Majelis Ansarullah untuk kaum pria berusia di atas 40 tahun ditetapkan pada tahun 1940 bersamaan dengan Majelis Atfalul Ahmadiyah untuk anak laki-laki di bawah usia 15 tahun. Dengan organisasi pendukung demikian, semua kelompok umur dalam Jemaat bisa digerakkan menuju sasaran bersama dari Jemaat Ahmadiyah yaitu penyebaran ajaran Islam hakiki dengan cara apa pun yang patut dilakukan. Adalah dengan tujuan ini maka beliau pada bulan Mei 1928 menghidupkan Jamiah Ahmadiyah yang merupakan lembaga elite untuk pelatihan mereka yang mewakafkan diri bagi syiar Islam dan menjadi mubaligh handal. Idea ini begitu bermanfaat dan berhasil sehingga kini selain yang di Rabwah, kita memiliki beberapa Jamiah yang sama di Indonesia dan berbagai negeri di Afrika Barat. Sejalan dengan ini perlu juga dikemukakan bahwa beliau juga yang melancarkan skema Waqfi Zindagi atau pewakafan diri sepanjang hayat untuk syiar Islam. Skema ini dicanangkan tahun 1917. Skema revolusioner ini dengan berkat AllahSWT telah menjadi tanda yang membedakan dari Jemaat Ahmadiyah. Ajaran Ahmadiyah telah tersebar berkat rahmat Allahswt melalui kerja para pelopor sukarelawan ini yang telah memilih kerja mulia tersebut di atas pilihan lainnya, semata-mata untuk mencari keridhaan Ilahi dan bukan karena iming-iming kenikmatan duniawi. Pengorbanan besar yang telah dan sedang dilakukan oleh para pengabdi ini dengan karunia Ilahi akan terukir dengan tinta emas dalam sejarah Ahmadiyah. Dan penghargaan tentunya kepada Hazrat Muslih Mauud yang telah memulainya.
Disamping perhatian dan harapan terhadap kemajuan Jemaat, beliau juga memperhatikan kesejahteraannya. Contohnya adalah ketika beliau mendirikan rumah yatim piatu pertama dalam sejarah Ahmadiyah yang terjadi pada tahun 1919 di Qadian. Hal ini telah memenuhi kebutuhan penting dari Jemaat dan menjadi teladan tentang akhlak mulia dalam Islam yang ingin disyiarkan oleh Ahmadiyah. Beliau juga menetapkan sistem yudisial dalam Jemaat yang disebut Darul Qadha pada tahun 1925. Lembaga ini menjadi kemudahan bagi anggota Jemaat untuk mencari penyelesaian perselisihan internal dengan cara yang mudah, adil dan terhormat, sejalan dengan ajaran Islam. Sejak itu lembaga tersebut beroperasi diseluruh dunia.
Hazrat Muslih Mauud adalah juga seorang pendidik akbar yang amat berminat pada upaya-upaya peningkatan standar pendidikan dan intelektual, baik laki-laki maupun wanita. Untuk tujuan ini, beliau mendirikan lembaga riset ilmiah. Bagi kaum ibu didirikan sebuah Madrasah yang mengajarkan theologi dan menjadi cikal bakal dari Nusrat Girls School di Qadian. Semua ini dan banyak lembaga lainnya yang sejenis telah memainkan peran penting dalam meningkatkan standar pendidikan di dalam Jemaat serta menjadi teladan baik tentang bagaimana Islam menekankan cara memperoleh pengetahuan yang sepenuhnya menjadi tanggung-jawab baik laki-laki mau pun wanita.
Beliau menjadi imam yang sempurna yang dibutuhkan oleh Jemaat. Tuhan telah menyatakan mengenai dirinya dalam kata-kata nubuatan bahwa beliau adalah ‘kunci kepada keberhasilan dan kemenangan.’ Tidak saja beliau telah berhasil membimbing Jemaat dengan amat terampil, tetapi juga telah menjadikan Jemaat siap mengkhidmati Islam secara keseluruhan. Beliau sendiri adalah pahlawan Islam yang akbar, yang selalu mengambil setiap kesempatan untuk mengkhidmati dan membela kepentingan Islam. Melalui teladan luhur dirinya itu, beliau telah menciptakan hasrat dan gairah yang sama di antara anggota Jemaat untuk selalu menjunjung tinggi panji-panji Islam sepanjang masa. Contoh mengenai hal ini adalah Shuddi Camp. Di tahun 1923 ketika bangsa Hindu melancarkan kampanye luas guna mengalihkan umat Muslim ke ajaran Hinduisme di anak benua India, Hazrat Muslih Mauud langsung menanggapi dan melancarkan kampanye balik. Beliau mendirikan lembaga Shuddi Camp dimana 150 orang pendakwah terlatih mulai berkampanye. Kegiatan itu demikian berhasil dimana tidak ada lagi umat Muslim yang dibawa tersesat, bahkan bangsa Hindu mulai masuk ke dalam pelukan Islam. Allah SWT kembali telah membuktikan bahwa yang terlihat lemah nyatanya bisa mengalahkan yang kuat. Akibat dari kegiatan yang amat terencana tersebut, rencana bangsa Hindu menjadi kacau. Para pimpinan terkemuka umat Muslim dengan rasa terima kasih yang besar telah mengakui hal ini secara terbuka. Mengenai hal ini bahkan harian yang paling memusuhi yaitu Zamindar terpaksa mengakui:
‘Dedikasi, gairah, perhatian dan semangat yang diperlihatkan Ahmadi Muslim dalam kampanye ini demikian luhurnya sehingga setiap Muslim menjadi bangga karenanya.’ (The Daily Zameendar, Lahore, 24 Januari 1923)
Pada tahun berikutnya yaitu 1924, beliau menghadiri konferensi agama di Wembley, London, dimana beliau mengemukakan pesan agama Islam di hadapan para penganut agama lainnya. Dengan demikian beliau menjadi Khalifatul Masih pertama yang bepergian ke luar negeri untuk syiar Islam. Pidatonya yang termashur kemudian diterbitkan sebagai buku dengan judul Ahmadiyyat: The True Islam. Pidato itu sendiri dibacakan secara fasih oleh Chaudry Muhammad Zafrullah Khan dan amat dihargai oleh para peserta lainnya.
Hazrat Muslih Mauud bukanlah seorang politisi. Ia adalah seorang ulama dan manusia beragama yang dikaruniai dengan keluhuran hati dan fikiran. Beliau juga memiliki pengertian yang luas serta wawasan mendalam tentang masalah politik. Beberapa contoh mengenai hal ini bisa lebih menjelaskan. Pada tahun 1930, sengketa mengenai Kashmir mulai menjadi suatu krisis. Hazrat Muslih Mauud ikut terlibat dalam masalah ini atas permohonan para pimpinan Muslim di India. Penyair yang terkenal yaitu Alama Iqbal mengusulkan nama beliau dan akhirnya beliau terpilih mengetuai All-India Kashmir Committee sebagai ketua yang pertama. Beliau berjuang keras demi hak-hak bangsa Kashmir yang tertindas. Apa yang dilakukannya merupakan perjuangan bagi kemanusiaan dan keadilan, disamping juga bagi sesama Muslim. Hari Kashmir yang pertama dirayakan dengan petunjuk beliau. Jasa pengabdian beliau bagi kausa tersebut sungguh menjadi bagian dari sejarah yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Kemudian setelah partisi India - Pakistan, dalam bulan Juni 1948 beliau menghimpun batalion sukarela Muslim Ahmadi yang diberi nama Pasukan Furqan yang berjuang bahu membahu dengan Angkatan Darat Pakistan untuk membebaskan Kashmir. Banyak sekali keberhasilan dan teladan keberanian yang diperlihatkan oleh para pejuang Muslim Ahmadi yang diakui secara terbuka oleh Kepala Staf Angkatan Darat pada waktu itu. Hazrat Muslih Mauud telah menempatkan nama Ahmadiyah dalam sejarah untuk selama-lamanya. Hanya saja sayang sekali bahwa semua pengabdian tersebut telah dilupakan oleh sebagian besar orang, dimana Pakistan sekarang harus membayar mahal untuk sikap tidak berterima kasih tersebut. Dalam era beliau, dunia menyaksikan kemerdekaan 30 negara di seluruh dunia. Walau pun bisa dikatakan bahwa semua itu bukan hasil kerja beliau secara langsung namun dapat dikatakan bahwa takdir Ilahi sedang bekerja saat itu. Banyak dari negeri-negeri itu yang memperoleh kemerdekaan secara tidak langsung melalui beliau. Chaudry Muhammad Zafrullah Khan saat itu menjadi juru bicara beliau pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. Adalah Hazrat Muslih Mauud yang menjadi sumber petunjuk bagi dirinya. Dengan cara inilah telah terpenuhi nubuatan yang menyatakan bahwa diri beliau menjadi sarana pembebasan mereka yang terbelenggu.
Hazrat Muslih Mauud dalam masa-masa sulit tersebut tidak juga melupakan Jemaat. Bahkan beliau mengambil langkah-langkah guna memastikan resiliensi dan kemandirian Jemaat. Pada tahun 1934 terjadi gerakan anti-Ahmadiyah secara luas yang dipelopori oleh kelompok Ahrar yang telah bersumpah akan melenyapkan Jemaat Ahmadiyah dari muka bumi. Semua itu adalah rencana dari musuh-musuh Ahmadiyah namun Allah SWT memiliki rencana sendiri. Dia telah menuntun Hazrat Muslih Mauud dalam membimbing bahtera Jemaat kepada keselamatan disamping juga meletakkan fondasi bagi kemenangan global. Saat itulah dibentuk gerakan Tahrik Jadid untuk menghimpun dana guna syiar Islam di negara-negara asing yang sampai saat kini masih terus aktif. Sekarang ini Jemaat Ahmadiyah terdapat di 176 negara di seluruh dunia dengan ribuan mesjid, sentra missi, rumah-rumah sakit, klinik, sekolah-sekolah, akademi dan percetakan yang didedikasikan bagi pengkhidmatan Islam. Semua itu merupakan buah manis dari program Tahrik Jadid. Bersamaan dengan itu adalah Waqfi Jadid yang dimulai pada tahun 1958. Tujuannya sama dengan penekanan pada dakwah di daerah-daerah pedesaan Pakistan, India dan Bangladesh. Saat itu muncul kegairahan baru dalam syiar Islam. Ahmadiyah menyebar luar biasa yang tidak terbayangkan oleh fikiran manusia. Pesan ajaran kini juga telah sampai ke komunitas pedesaan. Bersamaan dengan itu banyak muballigh disebarkan ke seluruh dunia untuk membentuk sentra-sentra yang sekarang ini telah mapan dan membuahkan hasil yang baik. Sebagian dari keberhasilan itu adalah berkat dari cara Hazrat Muslih Mauud mengajak anggota Jemaat untuk memberikan kontribusinya. Beliau memberikan beberapa patokan yang mudah diikuti. Meski terlihat mudah tetapi nyatanya telah membangkitkan semangat pengurbanan kolektif yang tak ada padanannya dalam komunitas lain. Pedoman tersebut mudah diikuti tetapi telah memaksimalkan sumber daya yang dimiliki Jemaat.
Bisa jadi kontribusi beliau yang terbesar adalah di bidang literatur. Meski beliau tidak memiliki kualifikasi duniawi namun nyatanya telah memperlihatkan kemampuan yang membuktikan bahwa dirinya adalah sebagaimana yang dijanjikan Allah SWT di bidang pengetahuan duniawi dan keruhanian. Beliau telah membebaskan dunia dari pandangan dan keyakinan kuno yang melenceng. Beliau mengarang sekitar 200 buku mengenai berbagai topik, termasuk buku-buku argumentasi keagamaan, sejarah, yurisprudensi, politik, Kashmir, dan sekitar 100 buku mengenai Ahmadiyah. Beberapa yang terkenal antaranya ialah Invitation to Ahmadiyyat, Economic Structure of Islam, Rememberance of Allah dan Introduction to the Study of the Holy Quran. Di bidang literatur inilah beliau amat sangat berhasil. Sebelumnya beliau biasa mengadakan daras Quran secara teratur yang merupakan sesi pendidikan guna memahami tafsir Al-Quran secara lebih mendalam. Oleh Allah SWT beliau telah dikaruniai dengan pemahaman mengenai Al-Quran yang beliau teruskan kepada Jemaat. Beliau sendiri menyebut dirinya sebagai guru dunia. Beliau dikaruniai pengetahuan yang tadinya masih tertutup. Mengenai surah Al-Fatihah saja ada sekitar 300 telaah yang beliau kemukakan. Selanjutnya beliau menulis 6.000 halaman tentang subyek Al-Quran, termasuk sepuluh jilid Tafsiri Kabir yang merupakan tafsir mendalam, dan juga sebuah tafsir ringkas Tafsiri Saghir. Beliau juga mengikuti jejak Hazrat Masih Mauud as menulis banyak sekali puisi yang sekarang telah dikompilasi dengan judul Kalami Mahmud. Begitu yakin atas segala pengetahuan yang dilimpahkan Tuhan sehingga beliau mengundang siapa pun yang mau mendiskusikan apapun guna menyaksikan fakta tersebut. Sebagai guru bagi seluruh dunia, beliau mengemban tugas untuk menterjemahkan firman Tuhan agar bisa dimengerti oleh semua orang. Selama periode khilafat beliau, kitab Al-Quran diterjemahkan dalam tidak kurang dari 16 bahasa. Berdasarkan ini Jemaat terus berkembang dan sekarang dengan rahmat Ilahi, lebih dari 50 terjemahan yang telah selesai.
Tonggak sejarah Ahmadiyah lainnya adalah sesaat setelah partisi India - Pakistan. Banyak umat Muslim, termasuk para Ahmadi, yang terpaksa meninggalkan India dan Jemaat berada dalam posisi sulit tanpa ada satu pusat untuk beroperasi. Saat itu di bawah bimbingan Ilahi, dibelilah sebidang tanah gersang untuk membangun sentra Jemaat yang baru di Pakistan. Kota itu diberi nama Rabwah yang mulai dibangun pada tanggal 20 September 1948. Di tanah itu hanya ada beberapa gubuk-gubuk dari tanah liat dan dianggap tidak bisa ditinggali manusia. Namun ternyata ide beliau merupakan investasi yang bijak dan Rabwah menjadi sentra Jemaat yang aktif dan menjadi kota teladan bagi lingkungannya. Kota Qadian sendiri mendapat manfaat dari beliau dengan selesainya Minaratul Masih, menara putih itu. Konstruksi sudah dimulai di masa Hazrat Masih Mauud as namun waktu itu belum selesai. Penyelesaiannya di tahun 1915 oleh Hazrat Muslih Mauud merupakan pengingat pada nubuatan tentang kedatangan Al-Masih dan menjadi simbol identitas bagi para Muslim Ahmadi. Kehidupan dan hasil karya Hazrat Muslih Mauud akan selalu menonjol dalam sejarah Ahmadiyah dan Islam. Beliau memimpin Jemaat ini lebih dari setengah abad. Beliau memulai dengan pengikut hanya beberapa ribu orang yang harus dibimbing melalui masa-masa yang amat sulit. Saat itu untuk bisa bertahan saja sudah merupakan bentuk keunggulan tersendiri. Namun Hazrat Muslih Mauud melaksanakannya lebih dari itu sehingga memenuhi nubuatan di atas sampai pada katanya yang terakhir. Beliau kemudian kembali ke haribaan Ilahi pada tanggal 9 November 1965. Beliau benar-benar telah menjadi tanda keagungan dan kekuasaan Ilahi. Salah satu tributari yang diberikan berkala The Light berbunyi:
‘Wafatnya Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, pemimpin Jemaat Ahmadiyah, merupakan tabir yang turun setelah suatu karir gemilang yang merangkum berbagai kinerja yang berdampak panjang. Seorang manusia dengan kejeniusan versatile dan dinamis, hampir tidak ada ruang lingkup kontemporer dalam pemikiran dan kehidupan selama seabad ini, dari para ulama sampai organisasi missionari, bahkan kepemimpinan politis yang tidak membawa bekas tapak yang dalam dari sosok yang wafat ini.’ (Maulana Muhammad Yacub, editor The Light, 16 November 1965, dengan judul ‘A Great Nation Builder’)
Kutipan di atas berasal dari seorang yang tidak memihak. Adapun kita sebagai orang Ahmadi berhutang banyak kepada Hazrat Muslih Maud sehingga bagaimana adanya kita sekarang ini. Banyak sekali hasil karya beliau yang masih ada pada kita sekarang ini. Beliau sendiri menyatakan saat Jalsah Salanah tahun 1961:
‘Aku nyatakan dengan ini bahwa namaku dengan berkat dan karunia Allah SWT akan selalu terpelihara di dunia ini selama-lamanya. Meski aku akan mati suatu ketika, tetapi namaku tidak akan terhapus dari sejarah. Demikian adalah takdir Ilahi.’
Selanjutnya beliau menyatakan:
‘Jika tidak hari ini, maka setelah empat puluh atau lima puluh atau bahkan seratus tahun, sejarah akan membuktikan apakah perkataanku ini salah atau benar. Pasti aku sudah tidak ada waktu itu, namun satu hal yang pasti ialah setiap kali sejarah Islam dan Ahmadiyah ditulis orang maka setiap ahli sejarah Muslim pasti akan menyebut namaku dalam sejarah. Sejarah tidak akan lengkap tanpa menyebut apa yang telah aku capai selama ini.’
Tidak ada kata lain yang lebih tepat. Artikel ini sendiri merupakan upaya sederhana dalam merangkum hasil karya dan sebagai tributari bagi beliau. Penilaian kami ini tidak ada sempurnanya sama sekali. Nyatanya, jika lebih didalami dan dibahas dampak jauh dari kinerja beliau yang luar biasa itu, jelas berada di luar kemampuan kami. Beliau sendiri sudah menyatakan bahwa penilaian penuh dan menyeluruh baru akan dibuat oleh bangsa-bangsa dari generasi mendatang. Semoga Allah memberi kita kemampuan menghargai upaya beliau dan melanjutkannya, dan semoga Dia memberikan ganjaran tertinggi kepada beliau. Kami akhiri dengan salah satu dari koplet beliau:
‘Akan tiba saatnya ketika semua manusia akan melantunkan secara bersama: “Semoga rahmat Allah turun atas pengkhidmat Islam yang akbar ini yang telah mengurbankan seluruh hidupnya untuk itu. Amin.”
'REVIEW OF RELIGIONS' Februari 2002
'REVIEW OF RELIGIONS' Februari 2002
0 komentar:
Post a Comment