Minggu pagi, 7 September 2014 sejak pukul 7 pagi sudah terlihat beberapa pasang sandal berjejer rapi di pintu masuk Gedung Serbaguna Kelompok Babakan Sindang Singaparna. Senyum-senyum ramah dan hangat menyapa, menyambut kedatangan para peserta. Satu per satu lajnah, perwakilan dari tiap cabang di Daerah Tasikmalaya mulai berdatangan. Hari ini akan diadakan perlombaan kerohanian untuk memilih perwakilan Daerah Tasikmalaya di ajang Ijtima Nasional LI. Lomba tilawatil Qur’an, Pidato, dan Nazm LI se-Daerah Tasikmalaya menjadi agenda akhir pekan kali ini.
Pukul setengah 9 acara dimulai oleh Ketua Daerah LI Tasikmalaya dan dibuka doa yang dipimpin oleh Mubaligh Wilayah, kemudian dilanjutkan acara inti, yaitu perlombaan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini ada tiga mata lomba kerohanian yang akan diselenggarakan oleh PPLI. Selain ketiga lomba ini, lomba lainnya adalah lomba kebersihan mesjid dan mukena wangi serta pameran. Sesuai rencana, lomba diadakan serentak di tiga ruangan berbeda. Suara-suara ketukan palu para pekerja mengiringi selama perlombaan. Hal ini dikarenakan Mesjid Baiturrahim yang terletak di samping Gedung Serbaguna Singaparna tersebut tengah direnovasi seiring meluapnya para pengikut imam mahdi di cabang tersebut.
Lomba tilawatil Qur’an diikuti 10 orang LI dari 10 cabang, antara lain Bojongsirna, Cigunung Tilu, Citeguh, Wanasigra, Wanasigra Wetan, Singaparna, Sukapura, Kawalu, Sukasari, dan Tasikmalaya. Pada lomba tahun ini, pilihan surah yang diberikan antara lain Ar-Rahman, Al-Waqiah, dan Ad-Dahr. Selain itu, penentuan surah dan ayat dilakukan pada hari H, jadi peserta harus mempersiapkan diri berlatih melantunkan ayat-ayat dalam surah tersebut. Satu persatu peserta dipanggil sesuai urutan, setiap peserta membacakan surah sesuai undian yang didapat pada saat mendaftar, sedangkan ayat ditentukan oleh Mln. Syaeful Uyun dan Mln. Yahya Sumantri selaku juri. Makhraj dan tajwid dinilai oleh Mln. Syaeful Uyun. Aspek lainnya yaitu tata tertib dan lagu dinilai oleh Mln. Yahya Sumantri.
Satu persatu peserta unjuk gigi menampilkan yang terbaik. Secara keseluruhan penampilan peserta lomba tilawati Qur’an sudah baik. Juri memberikan komentar positif kepada peserta. Mln. Syaeful Uyun mengatakan bahwa para peserta lomba tilawatil Qur’an mengajinya tidak kalah dengan qari’ah-qari’ah dari luar (ghair Ahmadi). Dari segi tata tertib, Mln. Yahya Sumantri mengingatkan agara kita lebih memperhatikan bagaimana cara memegang dan membawa Al-Qur’an. Untuk makhrojul huruf, disarankan untuk terus berlatih.
Di waktu yang sama, juri lainnya, yaitu Ibu Ade Isnaini, Mln Mubarak Ahmad, dan Mln. Padhal Ahmad sedang mendengarkan alunan nazm dari para peserta. Peserta yang mengikuti lomba nazm ini berasal dari 8 cabang, antara lain Cigunung Tilu, Citeguh, Kawalu, Singaparna, Wanasigra, Sukapura, Tasikmalaya, dan Sukasari. Judul nazm yang dibawakan peserta tidak ditentukan oleh juri asalkan berbahasa Urdu. Oleh karena itu, pengucapan atau pelafalan untaian syair yang dibawakan menjadi titik berat penilaian selain penampilan dan nada syair.
Setelah kedelapan peserta tampil, juri memberikan apresiasi kepada peserta, nada syair sudah bagus. Namun, karena nazm yang dibawakan berbahasa Urdu, peserta dihimbau untuk lebih memperhatikan pengucapan dalam melafalkan kata-kata dalam syair tersebut. Selain itu ada penghayatan arti dari syair harus lebih diperhatikan sehingga ekspresi dapat sesuai dengan syair yang dibawakan.
Di ruangan lainnya, Mln. Syihab Ahmad, Ibu Iros, dan Ibu Sri Kuswarini, sedang memberikan arahan mengenai aspek penilaian lomba pidato kepada peserta yang berasal dari 9 cabang. Cabang yang mengirimkan wakilnya antara lain Bojongsirna, Cigunung Tilu, Citeguh, Wanasigra, Wanasigra Wetan, Singaparna, Kawalu, Sukasari, dan Tasikmalaya. Tarbiyat keluarga, pengorbanan, dan rishtanata menjadi pilihan tema lomba pidato ini. Juri sangat bangga karena semua peserta hebat dan sudah bagus. Namun, ada hal-hal yang harus diingat bahwa dalam berpidato seseorang harus mememperhatikan penampilan, tentunya yang seuai dengan kaidah Islami. Selain itu, mimik dan ekspresi juga menunjang penampilan seseorang dalam berpidato. Interaksi dengan penonton ataupun pendengar juga menjadi salah satu poin penting dalam berpidato, sehingga apa yang disampaikan akan lebih berkesan bagi penonton.
Alhamdulillah rangkaian acara lomba kali ini berjalan dengan sukses. Pukul setengah 11 ketiga lomba telah selesai. Tiba saat penutupan sekaligus pengumuman perwakilan daerah. Setelah penjurian yang cukup ketat terpilihlah Ny. Cucu Udan (Wanasigra) sebagai wakil untuk Lomba Tilawatil Qur’an, Nn. Ulfah Sidiqa (Citeguh) untuk lomba nazm, dan Nn. Maryam Sidika (Wanasigra) untuk lomba pidato. Semoga perwakilan daerah yang terpilih dapat menampilkan yang terbaik nantinya. Setelah doa penutup dan beberapa pengumuman, peserta dipersilakan untuk menikmati santap siang yang telah disediakan oleh lajnah Singaparna. Tak lupa beberapa lajnah mengabadikan momen tersebut dengan berfoto di depan gerbang mesjid Baiturrahim yang dibalut gapura dengan gaya arsitektur yang khas. (Mansurah Ma’sum)
Pukul setengah 9 acara dimulai oleh Ketua Daerah LI Tasikmalaya dan dibuka doa yang dipimpin oleh Mubaligh Wilayah, kemudian dilanjutkan acara inti, yaitu perlombaan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini ada tiga mata lomba kerohanian yang akan diselenggarakan oleh PPLI. Selain ketiga lomba ini, lomba lainnya adalah lomba kebersihan mesjid dan mukena wangi serta pameran. Sesuai rencana, lomba diadakan serentak di tiga ruangan berbeda. Suara-suara ketukan palu para pekerja mengiringi selama perlombaan. Hal ini dikarenakan Mesjid Baiturrahim yang terletak di samping Gedung Serbaguna Singaparna tersebut tengah direnovasi seiring meluapnya para pengikut imam mahdi di cabang tersebut.
Lomba tilawatil Qur’an diikuti 10 orang LI dari 10 cabang, antara lain Bojongsirna, Cigunung Tilu, Citeguh, Wanasigra, Wanasigra Wetan, Singaparna, Sukapura, Kawalu, Sukasari, dan Tasikmalaya. Pada lomba tahun ini, pilihan surah yang diberikan antara lain Ar-Rahman, Al-Waqiah, dan Ad-Dahr. Selain itu, penentuan surah dan ayat dilakukan pada hari H, jadi peserta harus mempersiapkan diri berlatih melantunkan ayat-ayat dalam surah tersebut. Satu persatu peserta dipanggil sesuai urutan, setiap peserta membacakan surah sesuai undian yang didapat pada saat mendaftar, sedangkan ayat ditentukan oleh Mln. Syaeful Uyun dan Mln. Yahya Sumantri selaku juri. Makhraj dan tajwid dinilai oleh Mln. Syaeful Uyun. Aspek lainnya yaitu tata tertib dan lagu dinilai oleh Mln. Yahya Sumantri.
Satu persatu peserta unjuk gigi menampilkan yang terbaik. Secara keseluruhan penampilan peserta lomba tilawati Qur’an sudah baik. Juri memberikan komentar positif kepada peserta. Mln. Syaeful Uyun mengatakan bahwa para peserta lomba tilawatil Qur’an mengajinya tidak kalah dengan qari’ah-qari’ah dari luar (ghair Ahmadi). Dari segi tata tertib, Mln. Yahya Sumantri mengingatkan agara kita lebih memperhatikan bagaimana cara memegang dan membawa Al-Qur’an. Untuk makhrojul huruf, disarankan untuk terus berlatih.
Di waktu yang sama, juri lainnya, yaitu Ibu Ade Isnaini, Mln Mubarak Ahmad, dan Mln. Padhal Ahmad sedang mendengarkan alunan nazm dari para peserta. Peserta yang mengikuti lomba nazm ini berasal dari 8 cabang, antara lain Cigunung Tilu, Citeguh, Kawalu, Singaparna, Wanasigra, Sukapura, Tasikmalaya, dan Sukasari. Judul nazm yang dibawakan peserta tidak ditentukan oleh juri asalkan berbahasa Urdu. Oleh karena itu, pengucapan atau pelafalan untaian syair yang dibawakan menjadi titik berat penilaian selain penampilan dan nada syair.
Setelah kedelapan peserta tampil, juri memberikan apresiasi kepada peserta, nada syair sudah bagus. Namun, karena nazm yang dibawakan berbahasa Urdu, peserta dihimbau untuk lebih memperhatikan pengucapan dalam melafalkan kata-kata dalam syair tersebut. Selain itu ada penghayatan arti dari syair harus lebih diperhatikan sehingga ekspresi dapat sesuai dengan syair yang dibawakan.
Di ruangan lainnya, Mln. Syihab Ahmad, Ibu Iros, dan Ibu Sri Kuswarini, sedang memberikan arahan mengenai aspek penilaian lomba pidato kepada peserta yang berasal dari 9 cabang. Cabang yang mengirimkan wakilnya antara lain Bojongsirna, Cigunung Tilu, Citeguh, Wanasigra, Wanasigra Wetan, Singaparna, Kawalu, Sukasari, dan Tasikmalaya. Tarbiyat keluarga, pengorbanan, dan rishtanata menjadi pilihan tema lomba pidato ini. Juri sangat bangga karena semua peserta hebat dan sudah bagus. Namun, ada hal-hal yang harus diingat bahwa dalam berpidato seseorang harus mememperhatikan penampilan, tentunya yang seuai dengan kaidah Islami. Selain itu, mimik dan ekspresi juga menunjang penampilan seseorang dalam berpidato. Interaksi dengan penonton ataupun pendengar juga menjadi salah satu poin penting dalam berpidato, sehingga apa yang disampaikan akan lebih berkesan bagi penonton.
Alhamdulillah rangkaian acara lomba kali ini berjalan dengan sukses. Pukul setengah 11 ketiga lomba telah selesai. Tiba saat penutupan sekaligus pengumuman perwakilan daerah. Setelah penjurian yang cukup ketat terpilihlah Ny. Cucu Udan (Wanasigra) sebagai wakil untuk Lomba Tilawatil Qur’an, Nn. Ulfah Sidiqa (Citeguh) untuk lomba nazm, dan Nn. Maryam Sidika (Wanasigra) untuk lomba pidato. Semoga perwakilan daerah yang terpilih dapat menampilkan yang terbaik nantinya. Setelah doa penutup dan beberapa pengumuman, peserta dipersilakan untuk menikmati santap siang yang telah disediakan oleh lajnah Singaparna. Tak lupa beberapa lajnah mengabadikan momen tersebut dengan berfoto di depan gerbang mesjid Baiturrahim yang dibalut gapura dengan gaya arsitektur yang khas. (Mansurah Ma’sum)
Alhamdulillah
ReplyDelete