Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 16 January 2015

Khutbah Jumat: KETAKWAAN, KETAATAN DAN PENGORBANAN HARTA

Ringkasan Khutbah Hudhur aba
Baitul Futuh, 9 Januari 2015
mirza-masroor-ahmad
Hazrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad aba
Maka bertakwalah kepada Allah sejauh kesanggupanmu, dan dengarlah serta taatlah, dan belanjakanlah hartamu, hal itu baik bagi dirimu. Dan barangsiapa diperlihara dari kebakhilan dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang berhasil. Jika kamu meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, niscaya Dia akan melipat-gandakan bagimu dan akan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Menghargai, Maha Penyantun. (64:17-18)

Sebagaimana jelas dari ayat-ayat tersebut, Tuhan sedang menarik perhatian orang-orang mukmin sejati untuk menerapkan ketakwaan dan mematuhi segala perintah-Nya dengan ketaatan sempurna. Salah satu perintah Tuhan adalah untuk membelanjakan harta di jalan-Nya. Seorang mukmin sejati hendaknya tidak ragu untuk membelanjakan harta di jalan Tuhan karena pengorbanan harta seorang mukmin sejati adalah untuk tujuan baik. Hari ini, hanyalah Jemaat Masih Mau’ud as yang membelanjakan harta untuk mencari keridhoan Allah Ta’ala dan sungguh sangat berhasrat untuk itu. Hanyalah Jemaat Ahmadiyah yang, setelah menerima Imam zaman dan kemudian memahami semangat tujuannya, sedang menjalankannya sesuai dengan ajaran Islam untuk memenuhi huququllah dan huququl ibad. Pekerjaan-pekerjaan ini termasuk Tabligh, persiapan tabligh, penerbitan literatur, penerbitan Al-Quran, pembangunan mesjid dan rumah misi, pembangunan sekolah, peresmian stasiun radio untuk menyiarkan ajaran Islam, pembangunan rumah sakit serta pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan lainnya. Jemaat Ahmadiyah telah menghindari sifat tamak dan telah meraih pemahaman untuk masuk ke dalam golongan orang مفلحون (sukses),sesungguhnya kata ini tidak hanya sekedar berarti mereka yang sukses,Kata itu juga berarti mereka yang menjadi sejahtera, meraih kesuksesan dan memenuhi keinginan baiknya dan yang berharap untuk menjalani kehidupan yang menyenangkan untuk meraih keridhoan Ilahi. Kehidupan mereka berada dibawah perlindungan Ilahi dan kesejahteraan mereka berlangsung abadi, mereka meraih kepuasan berkat karunia Ilahi dan karunia-Nya senantiasa dianugerahkan pada mereka, di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Mereka dianugerahi kesuksesan dari Tuhan dan kesuksesan mereka tidak terbatas. Pada kenyataannya, maksud kata ini sangat luas. Betapa beruntungnya mereka yang meraih ini!

Tuhan menyatakan bahwa mereka yang membelanjakan harta di jalan Allah tidak hanya diminta untuk hanya membelanjakannya saja, namun yang mereka belanjakan juga menjadi sumber kesuksesan dan kesejahteraan mereka. Tuhan tidak pernah berhutang kepada siapa pun; Dia melihat harta yang diberikan dengan penuh kecintaan serta menghargainya seperti pinjaman yang baik yang telah diberikan karena-Nya dan Dia juga membalasnya dengan yang lebih besar. Tidak hanya itu, Dia juga menyatakan bahwa berkenaan dengan pengorbanan harta, Dia akan memberikan ampunan dan akan memungkinkan orang-orang untuk melakukan lebih banyak kebaikan. Kita bisa saja belum cukup memahami penghargaan dari Tuhan; namun beberapanya dapat dipetik dari penjelasan dari kata مفلحون -orang yang berjaya adalah mereka yang mendapatkan kemurahan hati ini. Hari ini, adalah para Ahmadi yang memiliki pemahaman untuk membelanjakan harta di jalan Allah dan yang menjadi penerima ihsan Allah Ta’ala. Ini bukan hanya kata-kata kosong belaka, namun Hadhrat Khalifatul Masih menerima ratusan dan bahkan ribuan laporan berkali-kali dimana para Ahmadi mempersembahkan pengorbanan
mereka dengan semangat yang besar. Bagaimana seseorang bisa memiliki kesungguhan demikian jika mereka tidak memiliki pemahaman untuk membelanjakan harta di jalan Allah Ta’ala? Juga ada banyak orang yang mendapatkan balasan yang lebih besar dari Allah Ta’ala langsung setelah memberikan hartanya di jalan Allah Ta’ala. Hal ini mempengaruhi mereka sedemikian rupa sehingga mereka juga membelanjakan harta mereka dengan nilai yang lebih besar lagi di jalan-Nya serta terus diberkati dengan kesejahteraan dan karunia Ilahi. Dibawah ini adalah beberapa peristiwa bagaimana para Ahmadi dengan karunia-Nya membelanjakan harta di jalan Allah Ta’ala dan bagaimanamereka juga memperoleh berkat-Nya.

Mubaligh kita dari Benin menulis tentang seorang Ahmadi lama bernama Salman Sahib dari Cotonou yang cukup miskin. Beliau tidak mempunyai cukup uang untuk biaya pulang dari Jalsah Salanah Benin sebesar 1500 CFA franc pada bulan Desember yang lalu. Ketika beliau didesak untuk menghadiri Jalsah, dengan suatu cara beliau mengusahakan biaya satu kali perjalanan dan berangkat namun harus mengatur untuk biaya pulang. Ketika pulang, perwakilan Waqfe Jadid mengunjungi beliau untuk mengumpulkan uang yang telah beliau janjikan. Beliau menerimanya dengan sangat bahagia dan ketika diminta untuk melunasi pengorbanannya, beliau memberikan 6000 CFA franc yang merupakan nilai yang sangat besar bagi seseorang seperti beliau. Perwakilan Waqfe Jadid menjadi haru dan berkata bahwa beliau dapat menguranginya dan menyimpannya untuk keperluan keluarga beliau. Tetapi, beliau menjawab bahwa Tuhan telah menganugerahi uang kepada saya, lalu kenapa saya tidak membelanjakannya karena-Nya? Beliau menjawab uang adalah amanat dari Tuhan dan menjelaskan bahwa beliau hanya punya cukup uang untuk satu kali perjalanan ke Jalsah sedangkan untuk pulang dari Jalsah, Allah Ta’ala memberinya begitu banyak uang sehingga beliau merasa sangat senang untuk memberi. Beberapa hari kemudian beliau membayar pengorbanan sebesar 2000 CFA franc.

Mubaligh kita dari Tanzania menulis tentang seorang mubayyin baru bernama Munope Sahib yang berasal dari suatu daerah di negara yang baru menerima Jemaat 2 tahun yang lalu. Beliau berulang kali telah mengungkapkan, beliau telah melihat apapun yang diberikan untuk Waqfe Jadid dan Tahrik Jadid maka Tuhan juga akan mengembalikannya lebih besar. Beliau mengatakan, kami tidak tahu kemana uang kami dihabiskan sebelum masuk Jemaat. Namun ketika sudah masuk Jemaat dan membayar candah, kami mengalami kedamaian batin dan kondisi keuangan kami telah diangkat.

Mubaligh kita dari Burundi menulis tentang Tn. Abu Bakar, seorang mubayyin baru dan sangat miskin. Beliau hidup dengan penghasilan yang sangat sedikit sedangkan beliau juga harus menolong kedua orang tuanya. Ketika beliau didekati oleh mubaligh untuk membayar Waqfe Jadid, dengan langsung beliau memberikan sesuatu. Beliau bercerita bahwa ada luka di kaki ayah beliau dan sangat sakit. Ayah beliau sudah dirawat di rumah sakit selama 3 bulan dan juga telah menjalani pengobatan tradisional, namun dokter sudah ada pikiran untuk mengamputasi kaki ayah beliau karena tidak ada lagi alternatif lain. Abu Bakar Sahib pergi shalat Jumat 2 minggu kemudian dan pertama-tama membayar tunggakan candahnya kemudian mulai menyatakan rasa syukur dengan penuh perasaan. Beliau berkata, setelah baiat dan membayar sedikit Waqfe Jadid, beliau menerima suatu berkat yaitu bosnya meningkatkan gaji beliau dan berkat yang lebih besarnya adalah ayah beliau sedang dalam penyembuhan. Sebelumnya beliau butuh tongkat untuk berjalan namun sekarang sedang berusaha untuk dapat berjalan tanpa pegangan dan semua ini adalah berkat dari candah. Beliau meminta agar diinformasikan tentang cara pembayaran candah yang telah ditentukan sehingga beliau dapat membayar candah secara dawam dan sesuai aturan.

Tn. Sulaimani dari Lindi, Tanzania menulis bahwa beliau adalah seorang penjaga toko dan tahun lalu bisnis beliau mengalami kerugian namun beliau tidak mengurangi perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfe Jadid beliau serta melunasinya para bulan Ramadhan lebih dari apa yang beliau janjikan sehingga beliau menerima doa Khalifatul Masih dan dapat terlepas dari kerugian finansial. Tuhan telah begitu memberkati beliau sehingga yang dulunya hanya punya satu toko yang seringkali mengalami kerugian, namun sekarang beliau sudah punya 2 toko. Sungguh, Tuhan berfirman bahwa Dia tidak pernah berhutang, Dia senantiasa memberi balasan lebih.

Seorang mubayyin baru asal Mtwara, Tanzania bernama Tn. Shangoay Zuberi berkata, “Saya masuk Jemaat kemudian saya keluar. Karena upaya Muallim lokal, saya kembali masuk Jemaat. Ketika saya berada di luar Jemaat, saya biasanya sulit memenuhi kebutuhan saya dan terus mengalami kerugian setiap hari. Saya punya sebuah sepeda dan bisnis kecil menjual perkakas dan sering kali tidak terjual satu pun sepanjang hari. Namun, sejak saya masuk kembali ke dalam Jemaat dan mulai membayar berbagai macam pengorbanan, kondisi keuangan saya segera membaik. Tuhan memberkati pembayaran candah saya sedemikian rupa sehingga sekarang saya mengganti sepeda saya dengan motor dan jauh lebih baik dari sebelumnya.”

Mubaligh kita dari Brazzaville, Kongo menulis bahwa seorang teman Ahmadi yang miskin bernama Aalipa Sahib bekerja sebagai buruh dan membayar candah tiap bulan. Beliau berkata bahwa ketika kami
mengumumkan Waqfe Jadid, beliau hanya punya 2000 CFA franc dan tidak punya pekerjaan. Beliau pergi ke mesjid dan mengerjakan shalat nafal 2 rakaat dan memberikan 2000 CFA franc yang beliau miliki ke Sadr Sahib. Beliau berkata, pada suatu malam, seseorang mengirimkan saya 20.000 CFA franc sebagai bayaran atas pekerjaan yang telah saya lakukan beberapa saat yang lalu kepada seseorang namun belum dibayar. Beliau berkata bahwa beliau merasa, dengan cara membayar candah Tuhan mendorong seseorang untuk membayarnya dan kemudian melipatgandakannya 10 kali.

Mubaligh kita dari Benin menulis bahwa seorang Ahmadi bernama Kanday Sahib, anggota Jemaat Gogoro, baru baiat dan langsung mulai membayar candah. Beliau merasakan perubahan yang luar biasa di dalam dirinya. Ketika beliau diminta untuk membayar Waqfe Jadid, beliau memenuhinya dengan tidak sabar dan berkata sejak saya mulai membayar candah, dengan karunia Allah Ta’ala, bisnis saya menjadi berkembang dan apapun yang saya lakukan senantiasa diberkati dengan sangat luar biasa dan saya merasa ini semua adalah karena masuk ke dalam Ahmadiyah dan karena berkat dari membayar candah.

Mubaligh kita dari Kenema, Sierra Leone menulis tentang Haji Sheiku Sahib yang berkata bahwa sebelumnya beliau biasanya membayarkan Waqfe Jadid anak-anaknya. Tapi tahun ini beliau meminta anak perempuannya untuk membuat perjanjian sendiri serta melunasinya dari uang sakunya sendiri. Ketika sekretaris Waqfe Jadid datang untuk meminta perjanjian, Dr Haji Sheiku meminta anak perempuannya untuk mendaftarkan perjanjiannya dan dia berkata bahwa dia akan membayar 10.000 Leone. Dr Sahib berkata, beliau pikir, anaknya ini mungkin akan berjanji 3000 atau 4000, namun ketika mengatakan 10.000, ibunya bertanya bagaimana kamu akan melunasi perjanjian sebesar itu. Dr Sahib meminta istrinya untuk tidak mengatakan apapun dan membiarkan anak mereka berjanji sesuai keinginannya. Beberapa hari kemudian, beberapa kerabatnya datang mengunjungi keluarganya dan ketika pulang, mereka memberi anaknya 15.000 Leone. Anaknya langsung membayarkan 10.000 Leone kepada ayahnya seraya berkata, “Ini untuk candah yang telah dia janjikan”.

Allah Ta’ala dengan sangat luar biasa telah memberkati para Ahmadi serta anak-anak mereka yang tinggal di daerah yang jauh dengan ketulusan dan mereka memahami pentingnya candah. Siapakah yang dapat mendorong hati mereka selain Allah Ta’ala! Sedangkan kebutaan dunia tidak dapat melihat bahwa Masih Mau’ud as telah dikirimkan dari Tuhan. Hendaknya juga diingat bahwa para mubayyin baru senantiasa mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam hal ketulusan dan hendaknya para Ahmadi yang lama juga senantiasa memberikan perhatian untuk mengembangkannya dalam berbuat kebaikan dan hendaknya memberikan perhatian yang penuh dalam hal ini.

Mubaligh kita dari Kinhasa menulis tentang Ibrahim Sahib yang menjalani bisnis perternakan domba dan kambing. Sebelum menerima Ahmadiyah, bisnisnya tidak berjalan dengan baik dan tidak memperoleh keuntungan. Setelah masuk Ahmadiyah, beliau mulai membayar candah sesuai kemampuan. Bisnis beliau meningkat karena berkat dari candah. Beliau mengakui bahwa ini semua adalah berkat pengorbanan harta yang beliau berikan setelah masuk Jemaat.

Mubaligh dari Kinshasa, Kongo menulis tentang Mustapha Sahib, penduduk M’banza-Kongo yang baiat pada bulan Ramadhan. Saudara perempuannya yang masih beragama Kristen sedang sakit pada saat itu dan biaya besar dikeluarkan untuk pengobatannya. Ketika beliau mendengar tentang pengorbanan harta di mesjid, beliau membayar candah dan juga membayarkan untuk saudara perempuannya itu seraya berdoa demi kesembuhannya. Saudaranya sembuh dan beliau berkata bahwa ini adalah berkat dari membayar pengorbanan di jalan Allah.

Amir Mali menulis bahwa Muhammad Jara Sahib adalah seorang yang cukup miskin sebelum beliau mulai membayar candah kepada Jemaat namun semenjak beliau mulai bayar candah, kondisi keuangan beliau meningkat. Dengan karunia Allah Ta’ala, banyak Ahmadi memberikan pengorbanan harta di Mali. Akhir-akhir ini, Daud Sahib yang merupakan seorang mekanik, dengan kemampuan keuangan yang rendah mulai membayar candah 1000 CFA franc per minggu. Hal ini memberkati pekerjaan beliau serta
ketulusan beliau sedemikian rupa sehingga beberapa hari yang lalu, beliau membayar candah sebesar 153.000 CFA franc yang kira-kira setara dengan 200 poundsterling.

Dengan karunia Allah Ta’ala, para mubayyin cenderung terus meningkat dalam hal pembayaran candah dan senantiasa membayarnya dengan penuh ketulusan. Seorang anggota Jemaat mukhlis bernama Afafa Sahib membayar 150.00 franc setiap bulan yang setara dengan 200 poundsterling. Ada sejumlah uang yang sangat besar bagi mereka yang tinggal di negara yang belum berkembang. Beliau juga membayar zakat sebesar 250.000 franc yang kira-kira setara dengan 330 poundsterling dan terus meningkat dalam hal keimanan dan ketulusan berkat karunia Allah Ta’ala.

Inspektur Kasmir, India menulis bahwa tahun lalu, hampir semua rumah Ahmadi di Sri Nagar terkena banjir. Volume air selama banjir pada bulan September itu begitu banyak sehingga dapat merendam rumah berlantai dua. Beliau berkata ketika beliau melakukan perjalanan ke Sri Nagar, beliau merasa khawatir bahwa beliau tidak akan bisa mengumpulkan 100% pengorbanan harta karena situasi demikian. Orang-orang terpaksa tinggal di atas atap ketika rumah mereka penuh dengan lumpur dan situasinya buruk sekali. Namun, ketika orang-orang melihat beliau, mereka sendiri berbicara tentang candah dan beliau merasa senang bahwa mereka dengan gembira membayar tunggakan candah mereka. Terlepas dari penderitaan yang mereka sedang hadapi, tidak ada ungkapan kesedihan tampak pada wajah mereka dan dengan karunia Allah Ta’ala, anggaran belanja Sri Nagar dapat diselesaikan. Mata seseorang dapat saja menjadi berlinang melihat kejadian seperti ini serta akan teringat masa para sahabat rasulullah saw yang tidak memiliki apapun untuk dimakan namun unggul dalam melakukan pengorbanan harta. Pada kenyataannya, Jemaat Masih Mau’ud as tercinta ini sedang meningkat dalam hal keimanan.

Muallim kita dari Benin menulis bahwa seorang mubayyin baru terbiasa membayar candah secara dawam dengan niat supaya keluarganya juga menerima Ahmadiyah. Beliau berkata bahwa beliau melihat sebuah mimpi yakni karena berkat membayar candah, seluruh keluarga beliau menerima Ahmadiyah. Mimpi tersebut mendorongnya untuk bertabligh kepada keluarga beliau yang sebelumnya tidak beliau lakukan, namun baru dimulai setelah memperoleh mimpi tersebut. Bersamaan dengan tabligh tersebut, beliau juga mulai membayar candah khususnya untuk alasan tersebut. Sekarang beliau merasa bangga mengatakan bahwa seluruh keluarga beliau telah masuk Ahmadiyah dan hal ini terjadi semata-mata karena berkat membayar pengorbanan harta di jalan Allah.

Seorang wanita dari Benin berkata bahwa tahun lalu, apapun yang beliau lakukan senantiasa mengalami kerugian dan tidak ada satupun yang berhasil. Muallim Sahib menarik perhatian wanita tersebut untuk membayar candah dengan jujur dan dawam. Wanita itu berfikir untuk mecobanya dan melihat keuntungan apa yang dapat diperoleh dengan membayar candah sesuai dengan penghasilannya. Wanita itu berkata ketika beliau mencoba membayar candah sesuai aturan dan dawam, bisnisnya menjadi melesat dan sekarang keluarganya menjadi sejahtera dan segalanya jatuh pada tempatnya. Janji Tuhan yang menyebutkan bahwa Dia senantiasa memberikan dengan melimpah ruah bagi mereka yang membelanjakan harta di jalan-Nya adalah benar!

Inspektur Qamaruddin Sahib dari India menulis bahwa beliau mengunjungi Kerala pada awal tahun pengorbanan untuk membuat anggaran belanja Waqfe Jadid. Beliau bertemu dengan seorang anak muda berumur 26 tahun yang berkata bahwa akhir-akhir ini dia mempelajari dekorasi interior dan sedang memulai bisnis dengan ayahnya. Ketika dijelaskan tentang pentingnya Waqfe Jadid, dia berjanji 200.000 rupees. Inspektur berkata bahwa dia baru saja mulai bekerja lalu merasa heran bagaimana dia akan melunasinya. Tuan inspektur memintanya untuk menulis surat ke hudhur untuk meminta doa dan dia pun melakukannya. Ketika sang inspektur kembali untuk mengumpulkan pengorbanan harta, anak muda ini sangat senang mengatakan bahwa dia telah menerima banyak kontrak kerja dari berbagai bank untuk dekorasi interior yang telah memberkati penghasilannya. Dia melunasi semua pengorbanannya.

Naib Nazim Mal Waqfe Jadid India menulis bahwa ketika beliau melakukan perjalanan ke Utter Pradesh, beliau bertemu dengan Muhammad Fareed Anwer Sahib, sekretaris mal Kanpur. Beliau melunasi perjanjian Waqfe Jadid beliau serta mengajak Naib Nazim Sahib ke rumahnya pada malam hari. Di sana, beliau mengatakan kepada Naib Nazim Sahib bahwa anak perempuannya yang berumur 8 tahun bernama Sajeela telah menunggu kedatangan beliau selama 2 hari. Sajeela dengan tenang masuk dan membawa celengannya. Dia memberikannya kepada Naib Nazim Sahib dan berkata bahwa dia telah menyimpan uang sepanjang tahun untuk membayar candah. Dia meminta beliau untuk mengambil uangnya dan memberikannya kuitansi pembayaran. Celengan tersebut berisi 735 rupees. Beliau kagum melihat seorang anak 8 tahun yang juga waqfenau ini. Dia telah memenuhi perjanjian Waqfe Jadidnya dan membayarnya lebih dari apa yang dia janjikan.

Siapakah yang dapat menanamkan semangat seperti ini ke dalam diri anak-anak selain Allah Ta’ala sendiri! Para orang tua juga hendaknya mempertahankan lingkungan yang agamis di rumah dan hendaknya berulang kali menjelaskan kepada anak-anak mereka pentingnya membayar candah seraya juga memberi tahu mereka tentang hal-hal baik lainnya dan beribadah kepada Tuhan. Terdapat banyak sekali contoh dimana anak-anak membayar candah dan dikatakan bahwa ayah mereka telah membayarkan candah mereka namun berkata bahwa ayah mereka akan memperoleh pahala atas apapun yang ayah mereka bayarkan sedangkan mereka ingin membayar sendiri dari uang saku mereka.

Amir Prancis menulis bahwa ketika dijelaskan mengenai Waqfe Jadid kepada seorang teman, beliau membayarkan apapun yang beliau miliki. Keluarganya berkata padanya untuk menjaga segala sesuatunya agar tetap kembali untuk keperluan rumah tangga. Akan tetapi, beliau berkata bahwa beliau telah berjanji sejumlah uang dan akan tetap melunasinya apapun keadaannya. Beliau berkata, Tuhan akan menjaga rumah tangga ini. Bulan berikutnya, beliau menerima surat dari departemen kesehatan pemerintah yang mengatakan bahwa berkenaan dengan laporan kesehatan medisnya, mereka telah memutuskan untuk membayarkan biaya selama dua tahun dan telah mengirimkan uang untuk 3 bulan. Ketika beliau melihatnya, jumlahnya 100% melebihi apa yang beliau bayarkan untuk Waqfe Jadid. Dengan karunia Allah Ta’ala, Tuhan memberikan buah dari pengorbanan hartanya dalam jangka waktu satu bulan!

Sekretaris Waqfe Jadid Lajnah UK berkata bahwa seorang sekretaris Waqfe Jadid lokal mengatakan padanya bahwa ada seorang wanita yang sangat kurang mampu tidak dapat membayar candah akan tetapi telah berjanji apapun yang beliau sanggupi. Setelah berjanji, wanita ini mulai berdoa pada Allah Ta’ala supaya memungkinkannya untuk memenuhi janjinya. Wanita tersebut tahu bagaimana cara menjahit dan segera setelah itu, dia mulai menerima tawaran menjahit. Tidak hanya untuk mampu memenuhi janjinya, sekarang wanita ini juga memperoleh penghasilan sehingga dia dapat meningkatkan perjanjiannya. Lajnah UK tidak hanya telah mencapai target Tahrik Jadid dan Waqfe Jadid dengan semangat dan kerja keras yang sangat luar biasa, akan tetapi juga dengan karunia Allah Ta’ala telah memberikan pengorbanan yang melebihi target.

Amir Sahib dari Benin menulis bahwa suku Fulani menetap di bagian utara dan tengah negara Benin dalam jumlah yang besar. Pada tahun-tahun yang lalu, banyak yang baiat dari kalangan suku ini. Tiga kampung suku ini berada di bawah pengaruh permusuhan yang sangat besar dari para ulama lokal namun berlalu begitu saja. Seorang Muallim suku Fulani ini yang berasal dari Burkina Faso dikirim ke Benin sehingga beliau dapat bertemu dengan masyarakat dan menghilangkan kesalahpahaman mereka. Beliau berkhidmat di tempat ini selama sebulan dan dengan karunia Allah Ta’ala, tiga kampung masuk Ahmadiyah dengan keimanan yang tinggi. Kampung-kampung tersebut membelanjakan sejumlah harta pribadi untuk biaya transportasi dan pergi menghadiri Jalsah di Benin dengan bus. Ketika pulang dari Jalsah, tidak lama sebelum Muallim tersebut pergi ke kampung mereka, Muallim itu memberikan mereka pesan dari Hudhur bahwa beliau rh ingin melibatkan para mubayyin baru dalam pengorbanan harta, meskipun hanya sedikit. Beliau rh mengatakan hal itu kepada mereka pada bulan Desember yakni bulan terakhir untuk membayar Waqfe Jadid. Lebih kurang seribu orang baiat pada suku ini.

Ini adalah beberapa peristiwa tentang semangat yang dimiliki orang-orang untuk membayar candah. Kita memperhatikan banyak contoh bagaimana Tuhan juga memberikan balasan yang lebih besar dari pengorbanan harta mereka. Dia adalah Tuhan yang memenuhi janji-Nya dan seraya menampakan kebenaran firman-Nya, hal ini juga menunjukan dukungan dan pertolongan-Nya bagi Jemaat Masih Mau’ud as ini, tidak masalah dimana pun Jemaat tersebut berada.

Telah saya (Hudhur) jelaskan di tahun sebelumnya bahwa Hadhrat Khalifatul Masih IV (aba) membawa gerakan waqfi jadid ke luar India dan Pakistan untuk memenuhi kebutuhan Jemaat India dan di negara-negara Afrika. Sebelumnya tidak banyak perhatian yang diberikan untuk membayarkan Waqf-e-Jadid di luar Pakistan. Uang yang dikumpulkan dari negara-negara Eropa atau negara-negara maju lainnya sekarang digunakan di Afrika. Dengan karunia Allah Ta’ala, saat ini 95 mesjid sedang dalam pembangunan di 18 negara di Afrika. Beberapa mesjid berukuran cukup besar karena jumlah Ahmadi yang terus meningkat disana dan kesempatan tabligh juga terbuka. Hadhrat Masih Mau’ud juga bersabda bahwa bangunlah sebuah mesjid dimanapun kamu ingin memperkenalkan Islam. Pekerjaan ini sedang dilakukan di beberapa negara di luar Afrika. Saat ini ada 25 negara termasuk negara-negara Afrika dan 7 negara lainnya dimana 204 mesjid baru dan 184 rumah misi telah didirikan. Sekitar 80% pengorbanan Waqfe Jadid negara-negara Eropa dan Barat dibelanjakan di negara-negara Afrika di samping pengorbanan harta yang dilakukan sendiri oleh para Ahmadi Afrika dalam jumlah yang besar. Namun, kebutuhan mereka terus meningkat karena banyak yang baiat. Karena para mubayyin baru berasal dari kalangan orang-orang kurang mampu, meskipun banyak yang baiat namun mereka tidak dapat sepenuhnya membayar biaya pembangunannya. Mereka butuh bantuan dalam beberapa kasus. Sebagaimana banyaknya peristiwa yang menunjukan bahwa mereka terus memberikan pengorbahan harta dalam jumlah yang besar namun para penentang juga sedang menimbulkan masalah seperti tampak bagaimana mereka mencoba mempengaruhi para mubayyin baru dan menjauhkan mereka dari Jemaat. Beberapa mubayyin baru yang lemah keluar dari Jemaat namun ada juga mereka yang memiliki keimanan yang kokoh yang tidak peduli dengan apapun yang terjadi.

Hudhur telah mengatakan bahwa hendaknya Jemaat senantiasa menjalin hubungan yang terus menerus dengan para mubayyin baru dan hendaknya  hubungan ini diperkuat. Kunjungilah mereka secara teratur sehingga bisa disampaikan kepada mereka mengenai permasalahan tarbiyat. Ada banyak daerah di negara-negara Afrika yang jauh dan terpencil dan harus melewati hutan belantara agar bisa sampai. Dalam kondisi ini, hubungan yang kuat tidak dapat atau sulit untuk dipelihara dan tidak ada terjalin suatu hubungan hingga masa yang panjang. Juga ada kekurangan jumlah mubaligh dan Muallim yang mengakibatkan tidak dapat secara teratur datang berkunjung dengan berbagai kesulitan dan juga dapat memelihara hubungan. Karena hal ini, banyak orang-orang yang telah baiat menjadi hilang. Jemaat-Jemaat di negara-negara ini hendaknya paling tidak bekerja untuk memelihara hubungan selama tahun pertama. Inilah mengapa Hudhur telah mengatakan kepada Jemaat pada tahun pertama kekhila fatan beliau, banyak orang-orang yang sudah baiat menjadi hilang dan sekurang-kurangnya 70 % dari mereka hendaknya dikembalikan ke dalam Jemaat dengan membangun kembali hubungan dengan mereka. Dengan karunia Allah Ta’ala, Jemaat telah berupaya khususnya di Afrika dan ketika dijalin hubungan, mereka mengeluh bahwa mereka merasa ditinggalkan setelah baiat. Banyak yang tetap menjadi Ahmadi di dalam hati mereka namun tidak tahu ajaran Ahmadiyah dan kurangnya tarbiyat.

Dengan karunia Allah Ta’ala, telah dijalin kembali hubungan dengan ratusan dan ribuan orang-orang yang sudah baiat dan sekarang pekerjaan Tarbiyat sedang dilakukan meskipun butuh untuk diperbaiki. Berkenaan dengan memperbaharui hubungan dengan anggota, Ghana telah menjalaninya dengan sangat baik diikuti oleh Nigeria. Tanzania tertinggal di belakang dan butuh upaya untuk memperbaharui hubungan mereka. Disebutkan bahwa banyak orang telah baiat di sana. Mereka hendaknya menemukan semua orang yang pernah baiat. Lebih 20 tahun yang lalu, ketika situasi di Bosnia memburuk, banyak warga Bosnia pergi ke Jerman. Disebutkan bahwa sekitar 100.000 warga Bosnia berbaiat. Namun, ketika mereka kembali ke kampung halaman mereka, hubungan ini menjadi hilang! Mengenai hal ini, orang-orang yang pernah baiat di sebelah barat Bengal juga perlu ditemukan!

Hubungan yang kuat juga dijalin ketika para mubayyin baru dilibatkan dalam sistem pengorbanan harta. Selain meningkatkan keimanan, hal ini juga membangun hubungan yang kuat dengan administrasi Jemaat. Inilah mengapa Hudhur senantiasa mendorong termasuk para mubayyin baru dalam Tahrik Jadid dan Waqfe Jadid. Beberapa Jemaat sangat aktif dalam hal ini sedangkan yang lainnya tertinggal di belakang. Bahkan jika seseorang membayar 10 pence candah, maka hendaknya diterima dan juga dimasukan ke dalam pengorbanan harta.

Dengan karunia Allah Ta’ala, setiap tahun senantiasa ada peningkatan dalam jumlah pembayar pengorbanan harta, namun tidak sebanyak yang diharapkan. Tahun ini, pengorbanan Waqfe Jadid telah meningkat sebanyak 85.000 yang menandai kemajuan Jemaat. Namun, jika jumlah orang-orang yang baiat senantiasa dijadikan patokan, maka \peningkatan pengorbanan seharusnya mencapai lebih dari 110.000. Kemajuan ini sungguh terjadi dengan karunia Allah Ta’ala namun ada ruang untuk perbaikan. Jemaat-Jemaat akan diberikan target peningkatan pengorbanan untuk tahun depan dan hendaknya Jemaat-Jemaat memberikan perhatian penuh terhadap hal ini. Dengan karunia Allah Ta’ala, kekhawatiran kita bukanlah bagaimana segala biaya akan dipenuhi. Ini adalah janji Allah Ta’ala bahwa Dia akan mencukupi segala kebutuhan kita dan akan memenuhinya. Apa yang perlu kita kerjakan adalah untuk meningkatkan semangat pengorbanan di kalangan kita sendiri. Mengenai hal ini, hendaknya para pengurus dan juga Ahmadi lainnya berupaya serta berdoa. Teruslah berusaha memperbaharui hubungan. Orang-orang yang berhati bersih yang Tuhan harapkan untuk bisa menyelamatkan mereka (orang-orang yang pernah baiat namun jauh, red) pasti akan kembali dan jika mereka yang lemah keluar, maka kita perlu merasa kasihan terhadap mereka bahwa mereka awalnya telah meraih berkat Ilahi namun kemudian kembali melepaskannya. Akan tetapi kita tidak khawatir tentang jumlah kita yang menurun. Masih Mau’ud as menekankan agar memiliki para Ahmadi yang mukhlis dalam keimanan daripada memiliki Ahmadi dalam jumlah yang banyak.

Sembari mengumumkan tahun baru Waqfe Jadid, Hudhur bersabda tahun ke-57 perjanjian Waqfe Jadid telah selesai pada tanggal 31 Desember 2014 dan tahun yang ke-58 dimulai pada tanggal 1 Januari 2015. Tahun lalu Jemaat seluruh dunia memberikan pengorbanan harta hingga 6.209.000 poundsterling, yang mengalami peningkatan sebesar 731.000 poundsterling dari tahun sebelumnya.

Pakistan seperti biasa berada di urutan pertama. Tahun lalu UK (Britania, Inggris) menjadi yang pertama. Setelah Pakistan adalah UK, USA (Amerika Serikat), Jerman, Kanada, India, Australia. Dengan karunia Allah Ta’ala, banyak pekerjaan yang telah dilakukan di Australia untuk meningkatkan pengorbanan dan jumlah pembayar pengorbanan. Setelah Australia adalah Indonesia, Dubai, Belgia, dan sebuah negara Arab. Berkenaan dengan besarnya, Australia membuat peningkatan yang signifikan sebesar 123%. Kanada meningkat 21 % dan India sekitar 16-17%.

USA berada di urutan pertama berkenaan dengan pengorbanan per kapita dengan 70 Poundsterling per kepala. Swiss 59 poundsterling per kepala, Australia 56 poundsterling per kepala, UK 51 poundsterling per kepala kemudian diikuti Belgia, Prancis, Kanada, dan Jerman. Jumlah peserta Waqf-e-Jadid ialah 1.129.000 orang. Dalam hal peningkatan jumlah pembayar pengorbanan Mali, Benin, Nigeria, Burkina Faso, Gambia dan Kamerun layak disebutkan. Dalam hal dengan jumlah pengorbanannya, Ghana berada di urutan pertama di antara negara-negara Afrika diikuti oleh Nigeria dan Mauritius.

Dalam hal pengorbanan orang-orang dewasa di Pakistan, Lahore berada di urutan pertama diikuti oleh Rabwah dan kemudian Karachi. Sedangkan jika menurut distriknya, maka urutannya adalah Rawalpindi, Faisalabad, Sargodha, Gujranwala, Gujrat, Umerkot, Multan, Hyderabad, Bahwalpur, dan Peshawar. Berikut adalah 3 Jemaat dengan pengorbanan athfal terbesar: Lahore, Rabwah dan Karachi. Sedangkan jika menurut distriknya adalah: Sialkot, Rawalpindi Faisalabad, Sargodha,Gujranwala, Narowal Gujrat, Umerkot, Hyderabad dan Dera Ghazi Khan. 10 Jemaat teratas di UK adalah Birmingham West, Raynes Park, Fazl Mosque, Gillingham, Worcester Park, Birmingham Central, Wimbledon Park, New Malden, Hounslow North and Cheam. Berikut beberapa wilayah teratas di UK: London, Midlands, Middlesex, Islamabad, North East and South. Berikut beberapa Jemaat kecil teratas: Spen Valley, Bromley & Lewisham, Scunthorpe and Wolverhampton. 10 Jemaat teratas di USA adalah Silicon Valley, Detroit, Seattle, York, Harrisburg, Los Angeles, Boston, Central Virginia, Dallas, Houston and Philadelphia.

Beberapa Jemaat teratas di Kanada adalah Edmonton, Durham, Milton, George Town, Saskatoon South and Saskatoon North. Berikut beberapa wilayah teratas di India: Kerala, Jammu Kashmir, Tamil Nadu, Andhra Pradesh, West Bengal, Orissa, Karnataka, Qadian, Punjab, Utter Pradesh, Maharashtra, Mihar, Lakshidi and Rajasthan. 10 Jemaat teratas di Australia adalah Blacktown, Melbourne, Mount Druitt, Adelaide, Marsden Park, Brisbane, Canberra, Perth, Tasmania and Darwin.

Hudhur meminta doa bagi para Ahmadi di Pakistan. Selama beberapa hari sebelumnya, para penentang kita senantiasa mencoba untuk menciptakan masalah di Rabwah. Semoga Tuhan melindungi setiap Ahmadi dari keburukan mereka dan semoga Dia mengembalikan keburukan mereka kepada diri mereka sendiri sehingga kedamaian serta keamanan di Rabwah dapat terjaga. Semoga Tuhan juga memberikan pengertian kepada para penguasa dan pemerintah untuk dapat mengontrol situasi dengan sewajarnya!
Hendaklah juga berdoa bagi orang-orang Muslim di seluruh dunia dan di Eropa. Kekejaman telah terjadi di Prancis atas nama Islam dan Rasulullah saw meskipun sebenarnya tindakan tersebut tidak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan ajaran Islam. Sebagaimana yang selalu kita jaga dan buktikan bahwa untuk menghakimi seseorang dengan tangan sendiri serta membunuh seseorang bagaimanapun dengan suatu cara tidaklah ada hubungannya dengan ajaran Islam. Namun, orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai Muslim dan organisasi Muslim tidak berhenti dari melakukan pelanggaran-pelanggaran dan kekejaman. Umat Islam yang tinggal di Eropa dan di negara-negara Barat dapat menghadapi serangan balasan dari warga lokal. Tidak hanya itu, suatu penerbitan yang editor serta kerabat kerja lainnya dibunuh secara brutal, dapat bereaksi dengan pers yang ada dan menyerang wujud Rasulullah saw. Semoga Tuhan memungkinkan pemerintah di sini agar berupaya untuk memelihara orang-orang dari berbuat reaksi yang salah dan menahan pelaku kejahatan serta menghukumnya melalui proses pengadilan! Jika ada serangan balik, umat Islam yang tidak mempunyai seorang pun untuk mengarahkan mereka kemudian akan bereaksi dengan tidak menentu dan terjadilah rangkaian kerusuhan dan inilah yang saya khawatirkan kemungkinan hal tersebut menjadi meningkat. Hari ini, para anggota Jemaat Ahmadiyah hendaknya berdoa bagi kedua pihak agar berhenti dari melakukan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas tersebut. Juga, hendaknya senantiasa membaca shalawat selama hari-hari ini. Bagi yang mampu menciptakan kedamaian di lingkungan mereka, hendaklah berusaha untuk itu. Semoga Tuhan menyelamatkan dunia dari kerusuhan dan semoga situasi demikian segera berubah menjadi kedamaian.

Diterjemahkan oleh: Mln. Hafizurrahman

0 komentar:

Post a Comment