Ahmadiyya Priangan Timur

.

Tuesday, 17 February 2015

JEMAAT DAN IMBAUAN MEMPERHATIKAN DENGAN SEKSAMA

“Jadi, sekali aku katakan dengan tegas, dan sahabat-sahabatku dengarlah. Yakni mereka jangan menyia-nyiakan kata-kataku dan jangan menganggapnya sebagai cerita serta dongeng, melainkan segenap ucapan yang disampaikan dengan rasa sependeritaan dan solidaritas sejati, yang memang secara fitrat terdapat di dalam ruh saya, dengarkanlah semua itu dari kedalaman kalbu dan camkanlah,

Ya, ingat baik-baik dan yakini dengan benar, bahwa suatu hari kita harus menuju Allah Ta’ala. Jadi jika kita berangkat dari sini (dunia) dengan kondisi yang baik maka bagi kita suatu hal yang beberkat dan suatu kegembiraan. Jika tidak, kondisinya sangat berbahaya.

Ingatlah, tatkala manusia pergi dalam kondisi buruk maka tempat yang jauh itu baginya dimulai dari sini (dunia) juga, yakni sejak mengalami kematian pada dirinya terjadi perubahan. Allah Taala berfirman:

 Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam, ia tidak mati di dalamnya dan tidak hidup – Thā Hā, 75 

Betapa jelasnya hal itu. Kelezatan sebenarnya terdapat dalam ketentraman dan kebahagiaan hidup. Bahkan seseorang dikatakan hidup apabila dia berada dalam kondisi aman dan tentram dari segala segi. Jika dia mengalami suatu keperihan, misalnya sakit perut atau sakit gigi maka [terasa] lebih buruk daripada mati, dan kondisinya adalah dia tidak dapat disebut mati dan tidak pula dapat disebut hidup.

Oleh karena itu bayangkanlah betapa buruknya kondisi azab yang mengerikan di dalam neraka jahanam.” 

(Malfuzhat, jld. I, hlm. 142-143).

0 komentar:

Post a Comment