Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 30 October 2015

MENGOBARKAN KEMBALI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA

Oleh : M. Syaeful Uyun

Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Sabtu-Ahad, 27-28 Oktober 1928. Pemuda dari berbagai elemen organisasi kepemudaan, mengukir sejarah. Mereka menyelenggarakan perhelatan akbar bernama Kongres Pemuda, yang melahirkan embrio (janin) Bangsa Indonesia.  Kongres Pemuda diprakarsai Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Elemen-elemen pemuda yang hadir, al: Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dan beberapa pemuda Tionghoa sebagai pengamat.

 Kongres berlangsung di tiga gedung berbeda. Sidang pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, berlangsung di gedung Katholieke Jongenlingen   Bond (KJB), Waterlooplein, Batavia (Jakarta-Lapangan Banteng sekarang). Sidang kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, berlangsung di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dan, sidang ketiga (penutupan), masih di 28 Oktober 1928, berlangsung di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. 

Pada sidang pertama, Sugondo Djojopuspito,  Ketua PPPI dan selaku Ketua Panitia Kongres, dalam sambutannya berharap, kongres dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Sementara Moehammad Yamin memaparkan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurut Moehammad Yamin, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.  

Pada sidang kedua, tampil dua pembicara: Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro memaparkan, anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. 

Pada sesi penutupan tampil dua pembicara: Mr. Sunario dan Ramelan. Mr. Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.  

Saat Mr. Sunario (sebagai utusan kepanduan) berpidato, Moehammad Yamin menyodorkan secarik kertas kepada Soegondo Djojopuspito berisi rumusan Kongres Sumpah Pemuda, sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini). Soegondo kemudian membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut. Kertas berisi rumusan Sumpah Pemuda tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.  

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda yang ditulis Moehammad Yamin yang kemudian menjadi putusan Kongres Pemuda berisi, sbb: 
  • Pertama, Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia. 
  • Kedua, Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia. 
  • Ketiga, Kami Putera dan Puteri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. 

Di akhir sidang rumusan tersebut dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Moehammad Yamin. Rumusan Moehamad Yamin kemudian disepakati sebagai putusan Kongres dan secara bersama-sama diikrarkan sebagai Sumpah Setia. Ikrar Sumpah Setia bersama diakhir Kongres Pemuda 28 Oktober 1928: Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.  Kami Putera dan Puteri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia, itulah yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Pada sesi penutupan juga diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo Djojopuspito kepada W.R. Supratman. Teks lagu Indonesia Raya:

Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku hiduplah negriku bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres dan semakin membangkitkan semangat nasionalisme. 

Diikrarkannya “Sumpah Pemuda” dan dinyanyikannya lagu “Indonesia Raya”, menandakan, 28 Oktober 1928, embrio (janin) Bangsa Indonesia lahir.

“Sumpah Pemuda” dan lagu “Indonesia Raya”, yang diikrarkan dan dinyanyikan pada 28 Oktober 1928, sangat heroik dan menumbuhkan semangat nasionalisme, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan semangat perjuangan, pada jiwa para pemuda Indonesia untuk membebaskan dirinya dari penjajahan kolonial dan untuk merebut kemerdekaan. “Sumpah Pemuda” dan lagu “Indonesia Raya” menjadi darah segar, menjadi semacam ruh, menjadi jiwa, menjadi sepirit, dikalangan pemuda aktivis dan pejuang kemerdekaan. Ide, gagasan, dan upaya-upaya untuk mencapai kemerdekaan pun dilakukan para pemuda Bangsa Indonesia. Tidak sedikit para pemuda aktivis yang ditangkap, dipenjara, di internir (dibuang), dan bahkan dilenyapkan oleh kolonial belanda. Ir. Soekarno, Presiden pertama RI, termasuk seorang yang dalam upayanya memerdekakan Bangsa Indonesia berulang-ulang keluar masuk penjara dan pembuangan-pembuangan.

Perjuangan para pemuda untuk memperoleh kemerdekaan tidak sia-sia. Perjuangan para pemuda mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945, ketika Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Teks proklamasi:

Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia
Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain 
akan diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang 
sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Proklamasi 17 Agustustus 1945, menandakan, Bangsa Indonesia yang lahir 28 Oktober 1928, merdeka.  Bangsa Indonesia lepas dari cengkraman kolonialisme Belanda. Bangsa Indonesia lepas dari penjajahan.

Bangsa Indonesia yang diproklamirkan merdeka Soekarno-Hatta ialah Bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia yang berkesatuan. Bangsa Indonesia yang berkemanusiaan yang adil dan beradab. Bangsa Indonesia yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Bangsa Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

70 tahun telah berlalu sejak Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Namun, selama masa 70 tahun ini, Bangsa Indonesia tampaknya belum mencapai cita-cita kemerdekaannya. Sosial-politik-ekonomi, masih dikuasai dikendalikan neo-kolonialisme. Kekayaan alam Indonesia masih banyak dikuasai dikeruk bangsa-bangsa asing. Nasionalisme mengalami erosi. Kepentingan bangsa dan rakyat dikesampingkan, kepentingan asing diutamakan. Korupsi yang menyengsarakan rakyat telah menjadi budaya dan virus yang sulit diberantas. Pendidikan hanya bagi mereka yang beruang. Kesehatan diluar jangkauan. Hukum hanya berlaku bagi rakyat jelata tidak bagi penguasa dan mereka yang beruang. Kesenjangan kaya miskin makin menganga. Intoleransi dan radikalisasi merajelela. Istilah mayoritas minoritas mengemuka. Padahal Indonesia didirikan oleh semua dan untuk semua. Indonesia adalah rumah bersama yang yang aman bagi semua. Tidak mengherankan jika dalam usia 70 tahun Bangsa Indonesia merdeka, masih ada daerah yang ingin memisahkan diri meminta cerai dari NKRI, seperti RMS di Maluku dan OPM di Papua.

Saatnya pemuda Indonesia mengobarkan kembali semangat-ruh-jiwa “Sumpah Pemuda” dan lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Saatnya pemuda Bangsa Indonesia menghayati dan menjiwai Sumpah Pemuda. Peringatan hari Sumpah Pemuda tidak sebatas ceremoni, tetapi dijiwai, dihayati, dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata berbangsa dan bernegara, sehingga heroik Sumpah Pemuda dan Indonesia Raya, nasionalisme Sumpah Pemuda dan Indonesia Raya, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan semangat perjuangan Sumpah Pemuda, hidup kembali dalam jiwa para pemuda Bangsa Indonesia. Jika, diperlukan, pemuda Bangsa Indonesia, mengikrarakan kembali Sumpah Pemuda.

Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda.[]

Tasikmalaya, 27 Oktober 2015 

Monday, 26 October 2015

Kepala Desa Cipakat: Apresiasi Ahmadiyah Singaparna Atas Bank Darah

Kepala Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Ade Gani, memuji komunitas Jemaat Ahmadiyah yang ada diwilayahnya sebagai kelompok yang selalu siap sedia saat warganya membutuhkan transfusi darah.

desa cipakat jemaat ahmadiyah singaparna

Berbicara dalam sambutan acara syukuran Masjid Baitur Rahim dikampung Babakan Sindang, Minggu (25/10). Ade Gani menyampaikan rasa terima-kasihnya kepada anggota Jemaat Ahmadiyah Singaparna yang senantiasa aktif menyukseskan kegiatan baik sosial mapun kegiatan lainnya di wilayah yang dipimpinnya.

"Terima kasih kepada anggota Jemaat Ahmadiyah yang telah melaksanakan hak dan kewajibannya dalam menjaga keamanan dan ketertiban melalui Pos Ronda yang rutin kami adakan" ucapnya membuka sambutan.

"Persuakan masjid 29 Juli 2005 bukan hanya dirasakan anggota ahmadi namun oleh saya sendiri dan warga sekitar turut merasakan dampaknya" sambungnya.

Menyinggung masalah kegiatan sosial kemanusiaan Ade Gani memuji organisasi Jemaat Ahmadiyah yang begitu tertib dalam administrasinya.

"Ketika warga ada yang kesulitan karena melahirkan atau kecelakaan dan memerlukan darah warga ahmadi selalu mudah dihubungi dan diambil darahnya" Jelas Ade Gani

"Bank Darah ada di Ahmadiyah' imbuhnya.

Pria yang masih memiliki ikatan keluarga dengan tokoh Jemaat Ahmadiyah Singaprana, H. Ii Argadiraksa, memaparkan bahwa pertalian darah membuat jalin tali silaturahmi antara warga ahmadi dan warga lainnya disekitarnya dapat terjalin untuk hidup bertoleransi dan tenggang rasa.

Menutup sambutannya Ade Gani menyampaikan tentang pentingnya adanya seorang pemimpin oleh karena itu ia mengajak kepada warga ahmadi untuk menyukseskan Pilkada Referndum yang akan diadakan di Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 9 Desember 2015.

Baca Juga:
Amir Jemaat Ahmadiyah Menyeru Memakmurkan Masjid | Tasyakur Masjid Baitur Rahim Singaparna

H. Ii Argadiraksa: Ujian Semakin Menggairahkannya Membangun Masjid | Baitur Rahim Singaparna

Doni Sutriana (Tasikmalaya)

Sunday, 25 October 2015

H. Ii Argadiraksa: Ujian Semakin Menggairahkannya Membangun Masjid | Baitur Rahim Singaparna

“Keyakinan kami masjid ini masjid Allah bukan masjid saya. Kalau dirusak Dia yang akan membangunnya kembali." ~ H. Ii Argadiraksa pada Masjid Baitur Rahim Singaparna

H. Ii Argadiraksa tokoh jemaat Ahmadiyah Singaparna
H. Ii Argadiraksa, tokoh Jemaat Ahmadiyah Singaparna
Dimasa senja usianya yang telah berkepala tujuh H. Ii Argadiraksa tokoh Jemaat Ahmadiyah Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat ini selalu terpancar kegembiraan dan gairat untuk mengkhidmati JemaatNya.

Beliau merupakan tokoh sentral dalam renovasi Masjid Baitur Rahim Jemaat Ahmadiyah Singaparna sehingga kini masjid selain lebih luas juga memiliki beberapa fasilitas khusus sebagai pusat kegiatan organisasi Jemaat Ahmadiyah Singaparna.

Masjid Baitur Rahim yang terletak di kampung Babakan Sindang Desa Cipakat Kecamatan Singaparna yang berada tidak jauh dari komplek Pondok Pesantren Cipasung adalah masjid yang awal mulanya dibangun pada tahun 1925 oleh orang tua H. Ii Argadiraksa sebagai masjid milik keluarga Argadiraksa. Dalam perjalanannya masjid diserahkan kepada Jemaat Ahmadiyah pada tahun 1930-an setelah seluruh jamaah baiat menerima kebenaran Jemaat Ahmadiyah.

Pasca penekanan dan penutupan paksa Masjid Mahmud yang terletak di Kampung Badak Paeh pada tahun 2005, pusat kegiatan Jemaat Ahmadiyah dipindahkan ke Masjid Baitur Rahim yang semula merupakan masjid kelompok bagi anggota Jemaaat Ahmadiyah yang berada di kampung Babakan Sindang. 

H. Ii Argadiraksa yang telah pensiun dari pekerjaannya bercita-cita untuk memperluas dan melengkapi fasilitas masjid Baitur Rahim, keterikatannya akan sejarah masjid Baitur Rahim yang dihibahkan oleh keluarga Argadiraksa membuat H. Ii Argadiraksa semakin bergairat untuk mewujudkan cita-citanya merenovasi masjid Baiturrahim.

Kendala utama adalah belum adanya biaya untuk menjalankan proses pembangunan, aset tanah yang dimilikinya di daerah Depok yang bernilai Rp 1 Milyar belum laku ada yang membeli, H. Ii berjanji bahwa bila asetnya tersebut laku terjual semua uang hasil penjualannya akan digunakan untuk pembangunan masjid.

Atas nasihat Hj. Uun Syarifatunnisa Makih (Sadr LI Indonesia periode sebelumnya), H. Ii menulis surat kepada Hazrat Khalifah melalui bantuan Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia, tidak lama setelah itu atas karunia Allah asetnya tejual dengan segala kemudahan dalam proses jual belinya. (Baca juga: Amir Jemaat Ahmadiyah Menyeru Memakmurkan Masjid | Tasyakur Masjid Baitur Rahim Singaparna )

Beliaupun mendapat surat balasan dari Hazrat Khalifah yang salah satu nasihatnya agar dalam pembangunan masjid tidak di monopoli oleh seseorang harus dibangun bersama-sama anggota Jemaat lainya agar tidak memunculkan sifat riya. 

Atas nasihat Huzoor tersebut H. Ii Argadiraksa mengikutsertakan anggota jemaat lainnya yang turut ikut menyumbangkan hartanya dalam pembangunan masjid Baiturrahim, H. Ii Argadiraksa yang adalah seorang arsitek turun langsung dalam pengawasan selama 4 tahun pembangunan perluasan masjid Baitur Rahim.

Jemaat Ahmadiyah Singaparna memberi amanah khusus kepada H. Ii Argadiraksa untuk menjadi Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baiturrahim, 4 tahun masa pembangunan dari tahun 2011 sampai 2015 dilaksanakan dalam 2 tahap pembangunan.

Tahap pertama Pembangunan dilakukan dari tahun 2011-2014 dengan mendirikan dan merenovasi rumah misi menjadi Gedung kaum ibu (Gedung serbaguna) yang tediri dari 3 lantai seluas 400 m2 dan dapat menampung 250 orang jamaah. Untuk tahap pertama pembangunan ini total menghabiskan biaya sebesar Rp 490 juta yang berasal dari sumbangan pribadi Rp 180 juta, sumbangan dari anggota Jemaat Ahmadiyah asal Singaparna yang berada diluar kota sebesar Rp 225 juta serta bantuan dari PB Jemaat Ahmadiyah sebesar Rp 80 juta.

Tahap kedua dimulai pada Agustus 2014 sampai Oktober 2015 dengan memperluas gedung utama masjid hingga dapat menampung 600 orang jamaah, bangunan seluas 500 m2 terdiri dari 1 lantai diperluas dengan penambahan beberapa ruangan khusus untuk kamar tamu, kantor, ruang rapat, Tabligh Center, Klinik Homeopathy, ruang bayar candah dan tempat air wudhu dan toilet. Total biaya yang dihabiskan sebesar Rp 1,3 Milyar. Dana berasal dari sumbangan pribadi Rp 1,25 Milyar dan sumbangan anggota Jemaat Ahmadiyah Singaparna Rp 50 juta. 

Total 2 tahap pembangunan menghabiskan biaya Rp 1,79 Milyar selama empat tahun proses pembangunan. Total 11 fasilitas baru dibangun selama proses pembangunan terdiri dari Kantor Pengurus, Ruang Rapat, Perpustakaan/Tabligh Center, Rumah Tamu, Ruang Khusus Ibu & anak, Tempat Wudhu kaum bapak, Tempat wudhu kaum ibu, Dapur Umum, Klinik Homeopathy dan Ruang Bayar Candah.

Selain itu juga kompleks pemakaman musi/musiah yang terletak bersebelahan dengan Masjid Baitur Rahim dipercantik selama proses renovasi Masjid.

Tidak sedikit ujian yang harus dihadapi oleh H. Ii Argadiraksa selama 4 tahun proses pembangunan dari ujian terkecil berupa penekanan dari pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan perluasan pembangunan masjid Baitur Rahim sampai ujian terberat berupa 4 kali perusakan oleh kelompok intoleran dan usaha penyegelan masjid. 

Namun semua itu dihadapi H. Ii Argadiraksa beserta seluruh anggota Jemaat Ahmadiyah Singaparna dengan penuh kesabaran dan ketawakalan, bahkan bagi H. Ii Argadiraksa ujian berat yang ia hadapi tidak sedikitpun membuatnya ciut malah semakin membuatnya bergairah untuk sesegera mungkin menyelesaikan pembangunan Masjid Baitur Rahim yang jauh lebih megah.

Masjdi Baitur Rahim Jemaat Ahmadiyah Singaparna
Masjid Baitur Rahim, Jemaat Ahmadiyah Singaparna
Renovasi yang dilakukan hanya merubah bangunan utama sementara gapura yang terletak didepan masjid tidak mengalami perubahan dan menjadi ornamen ciri khusus dari Masjid Baitur Rahim Jemaat Ahmadiyah Singaparna, bangunan gapura tersebut telah masuk cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah sebagai bangunan asli yang telah ada sejak tahun 1925 saat awal mula masjid dibangun.

Anggota Jemaat Ahmadiyah sendiri tidak hanya memberi pengorbanan berupa nominal uang, beberapa diantara mereka turut menyumbangkan berupa kelengkapan fasilitas kantor, perpustakaan/Tabligh Cener serta Sound Sistem Masjid.

Saat Tasyakur pembangunan Masjid Baitur Rahim pada tanggal 25 Oktober 2015, di Masjid tersebut H. Ii Argadiraksa menyampaikan masih banyak keperluan masjid untuk menyempurnakan segala sesuatunya dan itu adalah tugas dari seluruh anggota Jemaat Ahmadiyah selanjutnya untuk melakukan pengorbanan harta di jalan Allah SWT.

Doni Sutriana (Tasikmalaya) 





Amir Jemaat Ahmadiyah Menyeru Memakmurkan Masjid | Tasyakur Masjid Baitur Rahim Singaparna

Syukuran sekaligus sebagai peresmian Masjid Baitur Rahim Jemaat Ahmadiyah Singaparna pasca renovasi telah dilaksanakan minggu (25/10) Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Mln. H. Abdul Basith Sahid, memimpin doa bersama dan memberikan sambutannya dalam acara tersebut.

Haji Abdul Basith Amir Jemaat Ahmadiya Indonesia
H. Abdul Basith Sahid, Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Acara syukuran tersebut dihadiri tidak kurang oleh 300 anggota dari aanggota Jemaat Ahmadiyah Singaparna serta anggota dari cabang-cabang di wilayah Priangan Timur ditambah tamu undangan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia berserta Para mubalighin markazi dan mubalighin yang bertugas di wilayah Priangan Timur.

Dalam sambutannya sebelum doa bersama Amir Jemaat Ahmadiyah menyampaikan bahwa kita harus senantiasa bersyukur atas segala karunia Allah SWT, beliau menyitir ayat suci Al Quran:

... la-in syakartum aziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiidun (Ibrahim :8)
'
"...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." – (QS.14:8)

Beliau menasehati agar anggota Jemaat Ahmadiyah harus senantiasa bersyukur agar Allah menambahkan nikmatNya, jika tidak maka azabNya sangatlah pedih.

Selain itu juga Amir Jemaat Ahmadiyah menyampaikan bagaimana Hazrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (aba) dalam pesan saat peresmian pembangunan masjid senantiasa menekankan anggota Jemaat Ahmadiyah agar menunaikan hak dan kewajibannya yaitu dalam hal memakmurkan masjid sebagai hamba Allah yang bertaqwa hakiki.

"Keindahan sebuah masjid bukan karena kemegahan dan keindahan bentuk bangunannya namun karena diisi oleh orang yang bertaqwa" ungkapnya.

Menyangkut nama masjid 'Baitur Rahim' H. Abdul Basith berharap masjid yang dikelola oleh Jemaat Ahmadiya Singaparna ini akan menjadi tempat menyebarkan kasih sayang.

"Sesuai namanya saya berharap masjid ini menjadi tempat sumber ketentraman, kesejahteraan, pengikat tali persaudaraan dan sumber kasih sayang"

Dalam 4 tahun masa renovasi masjid Baitur Rahim Jemaat Ahmadiyah Singaparna telah melalui ujian yang berat yaitu mengalami penutupan paksa serta perusakan oleh kaum intoleran sebanyak empat kali, Amir Jemaat Ahmadiyah memuji keteguhan dan kekompakan Jemaat Ahmadiyah Singaparna yang menghadapi setiap ujian dengan penuh kesabaran dan ketawakalan.

"Jemaat Ahmadiyah Singaparna sangat solid, anggota bisa menahan diri tidak emosi segala sesuatunya diserahkan kepada Allah SWT" tutur H. Abdul Basith.

Amir Jemaat Ahmadiyah juga memberi apresiasi khusus kepada salah seorang tokoh Jemaat Ahmadiyah Singaparna, H. Ii Argadiraksa, yang menjadi ketua pembangunan Masjid Baitur Rahim. Beliau memuji akan keteguhan H. Ii Argadiraksa dalam masa pembangunan tidak merasa gentar dalam menghadapi segala ujian hingga bisa menyelasaikan perluasan pembangunan masjid.

"Ada hal menarik dari beliau (H. Ii Argadiraksa) prinsip beliau tugas kita adalah membangun masjid yang adalah rumah kepunyaan Allah, sementara urusan mereka yang merusak masjid itu urusan mereka" paparnya.

Amir Jemaat Ahmadiyah melanjutakan nasihat bagi anggota jemaat Ahmadiyah yang hadir pada acara tersebut.

"Kita harus ingat apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW bahwa masjid sebagai tempat orang untuk beribadah juga sebagai sumber rahmat kasih sayang" jelasnya.

H. Abdul Basith sebagai Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengingatkan anggota jemaat dengan sebuah kisah dalam sejarah kehidupan Rasulullah dimana beliau mempersilahkan masjidnya digunakan beribadah oleh orang nasrani yang sedang bertamu dari kisah tersebut Amir Jemaat Ahmadiyah menegaskan:

"Sejatinya Islam dapat memberikan kedamaian bagi siapa saja, disayangkan sekelompok orang disuatu tempat tidak mengamalkan teladan Rasulullah SAW" tegasnya.

H. Abdul Basith Amir Ahmadiyah di Masjid Baiturrahim Singaparna
Foto bersama Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia usai syukuran Masjid Baitur Rahim Singaparna
Di akhir sambutannya Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia menghaturkan terima kasih kepada semua anggota Jemaat yang telah turut serta dalam perluasan pembangunan Masjid Baitur Rahim serta mengajak anggota agar memakmurkan masjid tersebut.

"Atas nama Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia saya ucapkan Jazakumullah serta bersyukur atas karuniaNya. Menjadi tugas kita bagaimana agar masjid ini terus menjadi sempit (diisi oleh anggota Jemaat)" pungkasnya.

Beliau menambahkan dalam kunjungan ke cabang-cabang Jemaat Ahmadiyah di seluruh Indonesia beliau selalu menemukan ada pembangunan masjid oleh Jemaat Ahmadiyah dan di akhir sambutannya beliau menghaturkan terima kasih kepada pemerintahan setempat dalam hal ini Kepala Desa Cipakat Singaparna yang turut hadir saat itu.

Doni Sutriana (Tasikmalaya)