Sikap saya adalah, dengan buang air kecil dan buang air besar pun saya merasa menyesal, bahwa sekian waktu telah terbuang. Saya menghendaki bahwa waktu sekian itu pun dapat digunakan untuk tugas keagamaan tertentu. Jika sedang ada kesibukan dan penggunaan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan agama, lalu waktu itu terpakai untuk hal lain maka saya sangat tidak suka.
Jika ada pekerjaan keagamaan yang penting maka saya menahan diri saya untuk tidak makan, minum dan tidur selama pekerjaan itu belum selesai. Saya adalah untuk agama, dan untuk agamalah saya menjalani hidup ini. Oleh karena itu di jalan agama ini hendaknya jangan sampai ada hambatan apa pun bagi saya.”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 6).
Jika ada pekerjaan keagamaan yang penting maka saya menahan diri saya untuk tidak makan, minum dan tidur selama pekerjaan itu belum selesai. Saya adalah untuk agama, dan untuk agamalah saya menjalani hidup ini. Oleh karena itu di jalan agama ini hendaknya jangan sampai ada hambatan apa pun bagi saya.”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 6).