(Ringkasan Khutbah Jumat Hazrat Khalifatul Masih V, 8 Agustus 2014)
"Atau, siapa yang menjawab orang yang sengsara ketika ia menyeru kepada-Nya, dan menghilangkan keburukan, dan menjadikan kamu khalifah (penerus) di bumi? Apakah ada Tuhan selain Allah? Sedikit sekali kamu merenungkan." (27:63)
Hadhrat Masih Mau’ud as. berulang kali menasehati Jama'at beliau untuk memberikan perhatian besar pada doa karena kemajuan Jama'at dan terlepasnya dari kejahatan musuh adalah melalui doa! beliau menerangkan dengan jelas bahwa satu-satunya senjata kita untuk menang atas musuh adalah doa. lalu seberapa banyak kita harus mementingkan doa dan seberapa banyak kita harus fokus pada hal ini; ya, seberapa banyak kita mementingkan dan memperhatikan hal ini. Hal ini dapat diukur oleh setiap orang dengan merenungkan kondisi mereka sendiri.
Baru-baru ini seorang kerabat menceritakan mimpi mereka kepada Hudhur di mana Hudhur mengatakan kepada mereka bahwa Ramadhan telah berlalu sangat cepat sementara Hudhur bermaksud menarik perhatian yang lebih besar dari Jama'at kepada doa. Satu poin penting di sini adalah bahwa fokus kita pada doa tidak akan tetap seperti selama hari-hari Ramadhan meskipun Jama'at sangat membutuhkan doa. Bahkan sebelum mimpi ini diceritakan kepada Hudhur, Hudhur terilhami/terdorong untuk menarik perhatian Jama'at kepada doa setelah Ramadhan dan ini meningkat setelah mendengarkan mimpi tersebut. Ini adalah cara Allah; meskipun Ia mengilhami hati terhadap sesuatu, Dia juga memotivasi orang mukmin sejati kepada sesuatu melalui orang-orang mukmin sejati lainnya. Secara umum intensitas dalam doa tidak tetap sama setelah Ramadhan!
Kondisi global saat ini mengerikan; situasi di dunia Muslim, khususnya serangan kejam terus menerus oleh Israel terhadap warga Palestina. Sampai kemarin gencatan senjata sementara diberlakukan, tapi dikatakan bahwa hari ini telah rusak. tuduhannya adalah bahwa gencatan senjata dirusak oleh pihak Palestina meskipun Tuhan yang paling mengetahui. Semoga Allah -entah bagaimana- mengakhiri penganiayaan ini! kita juga melihat betapa umat Muslim membunuh umat Muslim dan ekstremisme terburuk dari orang-orang yang mengucapkan syahadat adalah bahwa dengan nama Allah dan Rasul-Nya, mereka menganiaya orang-orang Ahmadi. Dan dengan keras kepala mereka mencari-cari alasan untuk melanjutkan penganiayaan ini. Mereka ingin menganiaya para Ahmadi di setiap tingkatan, di setiap kesempatan.
akibat pengaruh para Mullah, ini telah menjadi cara sebagian besar orang-orang ghair Ahmadi di Pakistan. Para pemuda diracuni, pikiran mereka diracuni. Mereka tidak tahu apa itu iman dan siapakah musuh, tetapi mereka mengatakan bahwa para Ahmadi adalah kafir dan mereka boleh dibunuh. para siswa berlaku kasar kepada para guru sekolah Ahmadi hanya karena keyakinan mereka. tuntutan diajukan untuk memecat mereka dari sekolah dan siswa-siswa menolak diajar oleh mereka! Baru-baru ini di sebuah kota kecil di Pakistan para siswa dan orang tua mereka melakukan unjuk rasa terhadap seorang guru Ahmadi memboikotnya atas dasar keimanannya. Kepala sekolah atau beberapa orang lain yang berakal mengatakan kepada mereka bahwa Rasulullah saw. bahkan membebaskan para tahanan perang yang berilmu dengan syarat bahwa mereka mengajarkan ilmu mereka kepada umat Islam meskipun mereka telah datang untuk memerangi umat Muslim dengan maksud membunuh mereka. Orang-orang dari kota kecil di Pakistan yang suka bertengkar ini menjawab bahwa Rasulullah saw. mungkin telah mengatakan demikian kepada orang-orang kafir, tetapi mereka tidak setuju karena 'Qadiani' lebih buruk daripada orang-orang kafir, kemudian menambahkan, mereka akan melepaskan para 'Qadiani' meskipun membunuh mereka diperbolehkan.
Penganiayaan dan kekejaman ini tidak berhenti setelah insiden tertentu, melainkan terus berlanjut. Ketika tetangga para Ahmadi di Gujaranwala yang biasa bergaul dengan mereka melihat rumah mereka dikosongkan, mereka bergabung dengan massa. Ketika moral jatuh begitu rendah tidak ada yang bisa dikatakan kecuali 'Inna Lillah'! Mengingat keadaan ini, kita perlu berpaling kepada Allah jauh lebih banyak dari sebelumnya. Kita seharusnya tidak membiarkan doa kita menurun. ketika umat Islam lainnya merespon penganiayaan secara agresif untuk menuntut balas, cara kita adalah kembali kepada Tuhan dalam kesedihan kita dan dengan demikian menyelesaikannya. Hadhrat Masih Mau’ud as. mengatakan dalam salah satu bait syair beliau:
Ketika musuh melampaui batas dalam keributan
kita menenggelamkan diri pada Teman kita yang Tersembunyi
Dan inilah yang dibutuhkan; yang dibutuhkan untuk menanamkan suatu kondisi dalam diri kita sendiri yang akan menggerakkan langit. Mimpi yang diceritakan kepada Hudhur menyebutkan bahwa Hudhur harus lebih memotivasi Jama'at untuk berdoa. Meminta Jama'at untuk mengerjakan shalat berjamaah adalah untuk keberhasilan dan kemajuan Jemaat dan untuk menghilangkan kesulitan. Ini adalah keinginan kita semua bahwa masa ujian segera berakhir. Oleh karena itu aliran doa kita harus untuk Jama'at dan untuk perlindungan terhadap kejahatan musuh. dewasa ini sangat perlu berdoa sebanyak-banyaknya untuk perlindungan terhadap kejahatan musuh. Hudhur teringat mimpi lama beliau yang telah beliau sebutkan sebelumnya. Di dalamnya beliau diberitahu bahwa supaya keadaan berbalik dengan cepat seluruh Jemaat perlu berpaling kepada Allah dengan ketulusan sempurna demi Dia, dan berdoa untuk melindungi Jama'at dari ujian-ujian. Jika kondisi ini tertanam di seluruh Jemaat, dan malam kita dihabiskan dalam doa-doa untuk Jama'at, perubahan revolusioner dapat terjadi dalam beberapa hari karena doa-doa yang dipanjatkan dalam beberapa malam. Memang, perubahan revolusioner ditakdirkan untuk terjadi, itu adalah janji Tuhan, tetapi akan memakan waktu.
Pesan yang diberikan kepada Hudhur dalam mimpi beliau adalah bahwa seluruh Jemaat yang menisbahkan dirinya kepada Hadhrat Masih Mau'ud as. perlu berpaling kepada Allah dalam doa dengan penuh kesungguhan. Mimpi itu memberi kesan bahwa pesan itu khusus untuk para Ahmadi Pakistan, baik itu kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan. Penganiayaan terburuk terhadap para Ahmadi terjadi di Pakistan dan para Ahmadi di dunia juga perlu memperhatikan hal ini. Hal ini karena keberlangsungan dunia ini berkaitan dengan kemenangan Ahmadiyah, bagi umat Islam untuk menerima berkat Tuhan berkaitan dengan Ahmadiyah, dan akhir penganiayaan juga terkait dengan itu. baik kebebasan Palestina maupun kebebasan umat Islam dari penguasa tirani, hanya doa para Ahmadi yang bisa menjamin hal itu. Saat ini para Ahmadi adalah orang yang paling teraniaya dan inilah mengapa doa kita akan menjadi doa مضطر (muztir, orang yang sengsara - seperti dikutip dalam ayat Alquran di atas) dan bukan hanya itu dapat menjadi sumber kebebasan kita tetapi juga sumber menghapuskan penganiayaan terhadap umat manusia.
Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa efek menakjubkan doa menjadi jelas selama ujian dan kenyataannya adalah bahwa Tuhan kita dikenali melalui doa!
Siapa yang lebih teraniaya daripada para Ahmadi di beberapa negara Muslim? moral dari sebagian besar orang-orang di negeri ini (Pakistan) - sebagaimana Hadhrat Khalifatul Masih III (r.h.) sering katakan - telah menjadi moral yang bisu. Ayat Al-Qur`an (seperti dikutip di atas) menyatakan bahwa siapa lagi tetapi Tuhan mendengar doa orang-orang yang berada dalam kesulitan, ketika mereka adalah Mudhthir ! Mudhthir (orang yang kesulitan) berarti seseorang yang melihat dirinya dilanda ujian-ujian dari segala sisi dan tidak melihat jalan keluar secara dzahir atau duniawi bagi dirinya dan hanya melihat jalan Tuhan sebagai solusinya. Mudhthir tidak hanya mengisyaratkan seseorang yang menderita karena gelisah tidak menemukan jalan keluar, tetapi mudhthir menemukan sinar cahaya dan berlari ke arahnya dan tidak mengisyaratkan kepada seseorang yang berlari secara serampangan ketika dikelilingi oleh api. Dengan cara ini justru dia dapat terjerumus ke dalam api. Mudhthir adalah seseorang yang melihat cahaya tertentu pada saat mengalami ujian dan cobaan kemudian dia mengikuti cahaya tersebut. Tuhan berfirman bahwa Dia adalah naungan yang sejuk bagi seorang Mudhthir yang menyelamatkannya dari api. Kita harus kembali kepada Tuhan dengan keyakinan yang kokoh bahwa Dia akan mengeluarkan kita dari masalah-masalah. Sebagaimana sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s., bahwa keunikan yang menakjubkan menjadi bukti dalam mendukung kalian. Seseorang yang menjadi mudhthir yang tidak mengakui atau mengenal perlindungan lain selain perlindungan Tuhan dan tidak mengakui atau mengenal yang lain selain Tuhan sebagai Penyelamat dari ujian-ujian dan cobaan-cobaan adalah mudhthir yang sejati dan doa-doanya menampakkan keajaiban-keajaiban. Dalam keadaan seperti ini Tuhan berlari menuju mudhthir ini dan melenyapkan masalah-masalahnya. Masalah-masalahnya terselesaikan, baik itu secara kelompok maupun pribadi. Ini tidak berarti bahwa Tuhan hanya melenyapkan kesulitan-kesulitan dari orang-orang semacam ini, kenyataannya adalah ketika Dia menganugrahkan berkat-berkat-Nya pada mereka berkat-berkat itu tidaklah terbatas. Disini, dalam ayat di atas Tuhan berfirman bahwa Dia bukan hanya akan melenyapkan masalah-masalah para mukmin sejati yang berada dalam kesulitan tetapi juga berjanji akan menjadikan mereka ‘khalifah-khalifah di bumi’. Tuhan menghancurkan tirani yang tinggi dan kuat dan memberikan keunggulan kepada orang-orang yang nampak lemah sebagai gantinya. Demikianlah, Dia melenyapkan masalah-masalah pribadi maupun kelompok.
Al-Qur`an Suci menyatakan bahwa ketika orang-orang terdahulu tidak adil kepada para Nabi Tuhan, Tuhan menghancurkan mereka dan memberikan kepada kedudukan mereka kepada orang-orang yang (nampak) lemah. Banyak tirani besar dihancurkan sepenuhnya. Hukum ini berlaku bahkan sampai sekarang. Tuhan menghancurkan yang tidak adil ketika seseorang yang menjadi korban berdoa dalam cara seorang mudhthir dan menyeru mengatakan: ‘... Kapankah pertolongan Allah datang?... (2:215) kasih-sayang Tuhan muncul dan secara cepat mengadakan perhitungan (hisab) kepada para penindas. Semoga Tuhan memberikan kesadaran kepada mereka yang menindas orang lain karena kesombongan atas kekuatan mereka. Jika tidak, kekuatan dan mayoritas itu juga yang akan menjadi sumber kehancuran bagi mereka. Tuhan berfirman bahwa orang-orang yang tidak menjalankan ketakwaan dikarenakan mereka kuat dan mayoritas maka mereka mendapatkan akhir yang buruk, Ketika orang-orang mengucapkan syahadat dan membawa nama Rasulullah s.a.w., tetapi terus saja melakukan penindasan kepada orang lain, syahadat itu dan Rasulullah s.a.w., tidak senang dengan orang seperti itu. Tuhan berfirman bahwa para penindas akan mendapatkan akhir yang buruk. Siapapun yang menentang perintah-perintah Tuhan akan mendapatkan akhir yang buruk, akan tetapi, untuk segera menyingkirkan penindasan itu adalah perlu bagi kita untuk mengamalkan kondisi seorang mudhthir dan meminta pertolongan Tuhan, lalu lihatlah bagaimana Dia datang menolong! Tiap-tiap kita perlu untuk menanamkan kondisi ini.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s., bersabda: ‘ Kalian lihat, Tuhan Yang Maha Kuasa itu Ghani (Maha Cukup). Dia tidak akan peduli kecuali doa-doa dipanjatkan demikian banyak, berulang-ulang dan dengan perasaan pedih. Bagaimana sedihnya seseorang yang istrinya atau anaknya jatuh sakit atau seseorang yang dihadapkan kepada sebuah kasus pengadilan yang sulit. Jika doa tidak dipanjatkan dengan kesedihan sejati dan sambil melahirkan sebuah kepedihan maka itu benar-benar tidak berpengaruh dan tidak berguna. kepedihan adalah syarat pengabulan doa.’
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa pengabulan doa-doa memiliki syarat bahwa doa-doa itu dipanjatkan sebanyak mungkin dan berulang-ulang. hendaknya jelas bahwa keliru menganggap doa-doa Ramadhan sudah cukup. Kita perlu berdoa secara dawam. Bahkan ketika kita akan dianugrahkan kemenangan yang nyata, untuk mengumpulkan berkat-berkat Tuhan, kita tetap akan memerlukan doa. Singkatnya, hubungan seorang mukmin sejati dengan Tuhan tidak pernah berkurang. Kepedihan perlu diciptakan selama dalam kesulitan dan mengingat Tuhan diperlukan selama waktu-waktu yang baik (aman). Seorang mukmin sejati tidak pernah egois dan tidak menganggap doa-doa sementara adalah cukup. hubungan dengan Tuhan inilah yang memperlihatkan tanda-tanda pengabulan doa selama waktu-waktu yang biasa.
Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda: “ Ingatlah, berpaling kepada yang lain selain dari pada Allah itu artinya memutuskan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.” Memang, hal ini adalah suatu hal yang tak mungkin terpikirkan bagi seorang mukmin sejati, namun kadang-kadang, disebabkan oleh kelemahan-kelemahan, hak-hak (syarat) doa tidak ditunaikan dan seseorang berpaling kepada sarana-sarana duniawi. Oleh karena itu, setiap dari kita hendaknya senantiasa mengintrospeksi diri apakah, jangan-jangan kita menjadi demikian tenggelam dalam urusan-urusan dan masalah-masalah kita sendiri sehingga kita tidak ingat untuk berdoa bagi orang-orang yang berada dalam kesulitan-kesulitan, karena bagaimanapun mereka adalah bagian dari Jemaat. Kita hendaknya ingat bahwa doa setiap orang yang dipanjatkan sementara dia menyadari kemurahan, pengampunan Tuhan, dan sifat-sifat-Nya yang lain, mampu melenyapkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Jema’at.
sebuah Hadits menceritakan bahwa terdapat kejadian dimana ada tiga orang dari kaum terdahulu yang terjebak dalam badai. Mereka berlindung dari badai didalam sebuah gua. Badai tersebut begitu dahsya sehingga ia menghempaskan sebuah batu besar yang akhirnya menutup mulut gua tadi dan pintu keluar dari gua itu tertutup. Ketiga orang itu pergi kedalam gua untuk melindungi diri mereka dari masalah yang lebih kecil dan mendapat masalah yang lebih besar. Mereka tidak bisa memindahkan batu itu, begitupun orang yang diluar pun tidak mampu menggerakkannya. Mereka sangat gelisah dan mulai membayangkan apakah mereka akan terkubur hidup-hidup didalam gua.
Salah seorang dari mereka menyarankan agar mereka mulai berdoa dengan menyebutkan perbuatan baik yang telah mereka lakukan dalam hidupnya, perbuatan dilakukan hanya demi Tuhan. Seorang dari mereka berkata, “Wahai Tuhan, saya pernah menyukai seorang gadis dan saya ingin melakukan perbuatan buruk dengannya. Saya lakukan beberapa rencana, menghabiskan uang dan akhirnya ia setuju. Ketika saya sudah menguasainya, ia berkata ‘Wahai hamba Tuhan, aku mohon demi Tuhan, jangan lakukan dosa ini.’ ketika itulah aku menyingkir darinya. Wahai Tuhan, jika aku melakukan ini demi keridhaan-Mu, maka pindahkanlah batu ini untuk kami. karena doanya, badai menyebabkan batu itu bergeser sedikit, tapi tidak cukup bagi mereka untuk keluar.
orang kedua berkata, “Wahai Tuhan, Engkau Tahu bahwa seorang buruh pernah datang kepadaku dan melakukan suatu pekerjaan untukku, namun ia pergi sebelum ia diberikan upah atas pekerjaannya itu. Upahnya itu pun dikembangkan menjadi sejumlah padi-padian, dan saya menebarkan benih padi itu sehingga memperoleh panen yang baik. Saya juga membeli beberapa hewan ternak yang tumbuh dan berlipat ganda menjadi sekawanan besar kambing dan domba. Beberapa tahun kemudian, laki-laki tadi datang dan meminta upahnya. Saya katakan kepadanya bahwa domba-domba dan kambing-kambing yang tersebar di lembah ini adalah milikinya dan ia boleh untuk mengambilnya. laki-laki itu berkata bahwa dia datang untuk mengumpulkan upahnya tapi saya memperainkannya. Saya katakan kepadanya bahwa saya sudah menginvestasikan upahnya itu untuk perdagangan yang menjadi sekawanan besar ternak, dan mengatakan bahwa itu adalah miliknya. Laki-laki itu mengambil hewan-hewan ternak tersebut. Wahai Tuhan, jika saya melakukan ini untuk mencari ridho-Mu, maka kasihilah kami dan singkirkan batu ini.” Hembusan angin yang kuat menggeserkan batu itu sedikit lagi, namun tetap belum cukup bagi mereka untuk keluar.
Kemudian, orang ketiga pun berdoa, “Wahai Tuhan, Engkau Tahu bahwa saya (memiliki) sekawanan kambing dan kami hidup dari susunya. Suatu hari, saya terlambat pulang ke rumah, dan orang tua saya yang sudah sangat tua yang tinggal bersama saya, dimana saya selalu memberikan susu kepadanya sebelum kepada anak saya, telah tidur. Saya tidak ingin membangunkan mereka, maka saya berdiri disamping mereka dengan membawa susu, sehingga saya bisa memberikannya tatkala mereka terbangun. Anak saya menangis karena lapar, tapi saya tetap berdiri disamping orang tua saya dengan susu itu sampai pagi hari, mereka bangun dan saya memberikan mereka susu itu dan setelah itu barulah saya memberikannya kepada anak dan istri saya. Wahai Tuhan, jika tindakanku ini adalah untuk keridhaan-Mu, dan tidak ada niatan lain didalamnya, maka kasihanilah hamba dan singkirkan batu itu.” Badai semakin kencang dan menggeser batu itu sedikit lagi dan jalan terbuka, dan orang-orang tadi keluar. Ketiga orang ini telah melakukan hal yang berbeda; yang pertama, ia telah berlaku adil terhadap seorang buruh (pekerja), yang kedua, ia telah berbuat baik dan sangat perhatian terhadap orang tuanya, dan yang terakhir, ia telah berusaha menghindari perbuatan zina demi keridhaan Allah Ta’ala. tetapi, tujuan doa-doa mereka sama. mereka ingin batu itu disingkirkan, dan batu itu disingkirkan. Oleh karena itu, doa-doa mereka itu pun telah mampu menolong mereka, yakni mereka menginginkan agar batu itu bergeser, dan akhirnya digeserkanlah batu itu. walaupun hadist ini mengandung banyak pelajaran, salah satunya adalah perbuatan baik seseorang menjadi sumber/sarana untuk menghilangkan kesulitan bersama. Seseorang yang merasakan kepedihan ketika ia berdoa secara pribadi, hendaknya menumbuhkan perasaan yang sama tatkala ia berdoa untuk Jemaat. Ketika menunaikan shalat nafal dua rakaat seperti yang dinasihatkan oleh Huzur untuk kemajuan Jemaat dan supaya situasi beruah, doa yang penuh kasih sayang mesti dipanjatkan.
rasa empati dapat timbul dari orang-orang yang terjebak dalam gua. Mereka telah kehilangan semua harapan terhadap pertolongan duniawi dan telah berdoa berdasarkan amal shaleh yang mereka lakukan untuk mencari keridhoan Tuhan. sementara kita harus menjadikan amal-amal kita semata-mata demi Tuhan, kita juga perlu menganggap masalah-masalah yang dihadapi oleh Jama'at sebagai gangguan terhadap pribadi kita dan berdoa dengan kerendahan hati dan kelembutan.
Hadhrat Masih Mauud alaihis salam bersabda: ' sangat penting untuk pengabulan doa bahwa seseorang menanamkan perubahan suci dalam dirinya. jika ia tidak bisa menjauhi keburukan dan melanggar batas-batas yang ditetapkan Allah Taala, maka doanya tidak akan punya pengaruh.
Jika kalian menjadi seperti orang (kaum) lain, Allah Taala tidak akan membuat pembedaan antara mereka dan kalian. Jika kalian tidak menimbulkan perbedaan nyata dalam diri kalian, Tuhan juga tidak akan membedakan kalian dengan yang lainnya. Orang yang baik adalah orang yang mengikuti kehendak Allah Taala.
Bagaimanapun, seseorang yang dzahirnya lain dan batinnya lain adalah orang munafik. yang paling utama sucikan hati. yang paling aku takuti adalah bahwa kita tidak akan menang melalui pedang atau kekuatan lain. Senjata kita hanya doa kesucian hati
Semoga kita berusaha melakukan perubahan murni dalam diri kita seperti Hadhrat Masih Mau’ud as. Harapkan dan melakukan segala sesuatu demi Tuhan dan berdoa seperti muztir kepada-Nya. semoga kita memanjatkan doa-doa untuk kemajuan Jemaat dan untuk menghilangkan ujian-ujian terhadap Jemaat dengan intensitas yang sama seperti kita memanjatkan doa-doa pribadi! Semoga kita berdoa supaya kita terlindungi dari kejahatan lawan-lawan! Seperti disebutkan sebelumnya, kecuali kita kembali kepada Allah dengan tulus untuk menghilangkan ujian-ujian jamaah kita tidak akan mencapai tujuan kita dengan cepat. Setelah berbai’at pada Masih Mau’ud as. Doa-doa kita untuk jamaah juga menghilangkan masalah pribadi kita. Ketika setiap orang berdoa untuk satu sama lain para malaikat berdoa bagi mereka. Batu disingkirkan dari mulut-mulut gua ketika tujuan doa-doa sama. kepedihan para Ahmadi yang tinggal di mana saja di dunia harus menjadi kepedihan kita dan kita harus berdoa dengan perasaan ini. Ini adalah senjata yang kita punya yang Masih Mau’ud as. Menarik perhatian kita kepadanya..
Kita juga harus ingat, bahwa dalam semangat kita jangan berdoa agar siksaan menimpa musuh, lebih baik kita hendaknya berdoa: Ya Allah, kami berharap untuk kesuksesan kami dan kami berharap supaya ujian-ujian kami dihilangkan! Sementara kita berdoa supaya masa sulit ini berakhir, sampai akhir, ya Allah, kami juga berharap perbaikan musuh, bukan kehancuran mereka. Engkau telah menutupi kelemahan kami dengan rahmat-Mu dan meskipun melalui masa yang sangat sulit kami merasakan karunia dan berkah-Mu. Jika Engkau juga mengampuni lawan dan menuntun mereka, itu akan sangat baik bagi kami dan bagi mereka. Namun, jika dalam kebijaksanaan Engkau, Engkau tidak menganggap sebagian dari mereka layak untuk hal ini dan lebih baik jika menghancurkan mereka, maka singkirkan mereka dari jalan kami dengan cara dimana kehadiran mereka bukan halangan bagi kemajuan Islam, Islam sejati yang sekarang telah engkau takdirkan melalui Ahmadiyah.
Kebijaksanaan Tuhan akan mewujudkan doa ini dimana dianggap tepat. beginilah hendaknya kita berdoa dan bukannya mengharapkan laknat/ doa (buruk) atas mereka. Semoga Tuhan memberi taufik kepada kita semua untuk membayar hak-hak doa.