”Adapun sikap keras (tegas) yang kami lakukan terhadap para penentang di beberapa tempat (tulisan), itu adalah untuk melenyapkan ketakaburan mereka. Itu bukanlah jawaban-jaawaban kasar, melainkan sebagai pengobatan, itu merupakan obat yang pahit: Al-Haqqu murrun -- (kebenaran itu memang pahit).
Namun demikian, tidak dibenarkan bagi setiap orang untuk menggunakan tulisan yang demikian. Jemaat hendaknya berhati-hati. Setiap orang hendaknya menimbang hatinya, apakah dia menuliskan kata-kata demikian itu hanya sebagai rasa anti dan permusuhan, ataukah pekerjaan itu didasari oleh suatu niat yang baik?.
Hendaknya jangan menampakkan sikap permusuhan terhadap para penentang. Justru hendaknya harus memanfaatkan doa serta berusaha melalui berbagai cara” (Malfuzāt, Jld. I, hlm.8).