Garut - Hari Sabtu (21/3) MKAI wilayah Garut melaksanakan Malam Khuddam gabungan tiga majelis yaitu Cibatu, Malangbong dan Sukawening di kelompok Parakantelu yang juga dihadiri oleh Mubaligh Pembina Mln. Syihab Ahmad, Qa’id Wilayah beserta staff serta beberapa perwakilan dari majelis terdekat. Parakantelu, tepatnya berada di kecamatan Cibatu Garut yang merupakan kelompok jemaat di bawah binaan cabang Cibatu.
Malam Khuddam ini diadakan guna menyambut Hari Masih Mau'ud as yang ke 126. Acara diisi dengan tarbiyat dengan narasumber Mln. Syihab Ahmad. Beliau menyampaikan esensi dari syarat bai'at terutama poin menjauhi syirik. Setelah materi selesai disampaikan maka dilanjutkan dengan tanya jawab dan sharing dari para anggota Khuddam. Luar biasa antusiasme yang di tunjukan oleh Khuddam dan Athfal yang hadir dalam kegiatan ini. Bahkan Anshar dari kelompok Parakantelu ini pun ikut serta dalam acara tersebut, bahkan ada juga dua orang simpatisan yang hadir pada kesempatan itu. Total sebanyak 25 orang hadir dalam kegiatan yang diadakan tiap bulan ini. Acara ini berakhir hingga pukul 22.00.
Malam Khuddam ini diadakan guna menyambut Hari Masih Mau'ud as yang ke 126. Acara diisi dengan tarbiyat dengan narasumber Mln. Syihab Ahmad. Beliau menyampaikan esensi dari syarat bai'at terutama poin menjauhi syirik. Setelah materi selesai disampaikan maka dilanjutkan dengan tanya jawab dan sharing dari para anggota Khuddam. Luar biasa antusiasme yang di tunjukan oleh Khuddam dan Athfal yang hadir dalam kegiatan ini. Bahkan Anshar dari kelompok Parakantelu ini pun ikut serta dalam acara tersebut, bahkan ada juga dua orang simpatisan yang hadir pada kesempatan itu. Total sebanyak 25 orang hadir dalam kegiatan yang diadakan tiap bulan ini. Acara ini berakhir hingga pukul 22.00.
Keesokan harinya kegiatan dilanjutkan dengan Sholat Tahajud berjamaah. Ada yang unik di pagi hari yaitu ketika hidangan untuk sarapan disuguhkan. Sebuah menu kuliner baru yang diberi nama sayur taraje (tangga dalam bahasa sunda peny.). Hal ini karena bahan utama sayur tersebut yaitu bambu muda atau lebih dikenal dengan nama iwung. Sayur dengan lontong ini benar-benar dilahap oleh khuddam dan athfal yang memang sedang lapar akibat udara pagi hari itu.
Dari Parakantelu rombongan berangkat ke Cibatu karena ada kabar mengenai meninggalnya seorang anggota disana. Bu Idah yang telah berusia lebih dari 70 tahun meninggal pada malam harinya. Rombongan pun kesana untuk menghadiri pemakaman beliau sekaligus mengunjungi rekan Khuddam lain yang tidak dapat hadir pada malam harinya.
Dari Parakantelu rombongan berangkat ke Cibatu karena ada kabar mengenai meninggalnya seorang anggota disana. Bu Idah yang telah berusia lebih dari 70 tahun meninggal pada malam harinya. Rombongan pun kesana untuk menghadiri pemakaman beliau sekaligus mengunjungi rekan Khuddam lain yang tidak dapat hadir pada malam harinya.
0 komentar:
Post a Comment