Ahmadiyya Priangan Timur

.

Monday 23 February 2015

MENUTUPI KELEMAHAN ORANG LAIN

“Satu sifat Tuhan adalah Sattar – Dia Yang Menutupi kelemahan-kelemahan manusia. Dia melihat seeorang melakukan dosa, tetapi karena sifat-Nya ini, Dia menutupi dosanya sampai orang itu melampaui batas. Sedangkan manusia, bahkan meskipun dia belum melihat kelemahan seseorang, dia akan berteriak dan memprotes orang itu. Sesungguhnya manusia itu adalah picik, sedangkan Tuhan itu Maha Penyabar dan Maha Pemurah.

Orang jahat bersalah kepada dirinya sendiri. Kadang-kadang dia menjadi keterlaluan (melampaui batas), dan itu karena kebodohannya akan Tuhan Yang Penyabar. Pada saat itu sifat Tuhan, Dzuntiqam (Yang memberi pembalasan) akan berlaku, dan orang itu dihukum atas kekurang-ajarannya.

Orang Hindu mengatakan bahwa Tuhan dengan orang yang keterlaluan (melampauai batas) tidak dapat akur. Dengan kata lain Tuhan tidak menyukai orang yang keterlaluan [ dalam perbuatan jahat]. Tentu saja Tuhan adalah Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dan jika seseorang – bahwa sekali pun dia telah melakukan sebuah dosa besar -- memohon pengampunan dengan hati yang tulus dan doa yang khusyuk, Tuhan memperlihatkan Kemurahan-Nya.

Dalam hal ini, sebagaimana Tuhan memaafkan kelemahan-kelemahan kita dan tidak langsung menghukum kita dan tidak juga menghinakan kita, oleh karena itu kita pun hendaknya tidak cepat membicarakan orang lain dalam hal yang dapat membuat mereka menjadi malu.”

(Malfuzhāt, jld. I, hlm. 298).

0 komentar:

Post a Comment