Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday, 20 August 2015

Meminimalisir Konflik Ahmadiyah Priangan Timur Gelar Pelatihan Penanganan Kasus

Reporter : A, Hidayat

Singaparna, 15/8/2015
Banyaknya kasus Intoleransi yang terjadi di Jemaat Ahmadiyah Wilayah Priangan Timur dalam beberapa tahun ini tentunya hal tersebut menjadi sebuah catatan tersendiri bagi Pengurus Ahmadiyah Wilayah di Jawa Barat 7 pada khususnya, umumnya di Priangan Timur untuk mencari sebuah solusi dan mengkaji sejauhmana penanganan permasalahan tersebut.

Pemateri dari Protection Internationali Adit sedang memberikan  simulasi pemetaan kasus
Banyak yang telah di tempuh oleh Jemaat Ahmadiyah di Priatim baik program yang sudah dilakukan ataupun program yang akan di rencanakan untuk menanganinya. Sehingga ini menjadi sebuah program yang sangat positip. Namun dalam pelaksanaannya diperlukan sebuah manajemen yang baik sehingga bisa memudahkan dalam melakukan pemetaan dari setiap konflik dan cara penanganannya.

Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan ini Pengurus Wilayah Jemaat Ahmadiyah Jabar 7 bekerjasama dengan Media Center Priangan Timur melaksanakan Pelatihan Penanganan Konflik. Dimana dalam pelaksanaannya mengundang sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM) dari Protection International (PI).

Protection-international-ahmadiyah-tasikmalaya
Salahsatu peserta dari Jemaat Sukapura, Atek (Ketua Jemaat), sedang mempresentasikan hasil pemetaan di daerahnya.

Protection International sendiri adalah sebuah NGO yang bergerak diantaranya membantu masyarakat atau komunitas yang  mengalami berbagai kasus  diskriminasi terhadap pelanggaran hak-hak atas masyarakat sipil.

Bertempat di ruang rapat Masjid Baiturahim Jemaat Ahmadiyah Singaparna beberapa perwakilan jemaat di Jabar 7 hadir dalam acara pelatihan ini. Menurut panitia pelaksana Nanang Ahmad Hidayat, pihaknya tidak mengundang semua jemaat namun dipilih hanya beberapa  jemaat yang khususnya sedang mengalami kasus Intoleransi. “Jemaat yang di undang hanya beberapa jemaat yang sedang mengalami kasus intoleransi ini dilakukan supaya dalam pelaksanannya tepat sasaran dan lebih efektip lagi” jelasnya.

Sebanyak 23 peserta hadir dalam acara ini diantaranya perwakilan  Jemaat Kersamaju, Jemaat Sukapura, dan Jemaat Banjar. Selain itu hadir juga perwakilan dari pengurus MKAI Wilayah Jabar 7 yang dihadiri oleh Qaid Daerah Tasikmalaya,  Qaid Daerah Ciamis, serta Pengda LI Tasikmalaya, sedangkan dari unsur Mubalighin Hadir Mln. H. Syaiful Uyun (Mubwil Jabar 7), Mln. Jafar (Mubaligh lokal Citeguh), Mln. Padhal Ahmad (Mubaligh Ciamis), Mln. Mukhlis (Mubaligh Banjar). Ditambah beberapa Pengurus Media Center yang membantu di bagian dokumentasi, publikasi dan advokasi.

Acara yang dimulai pukul 9.00 pagi ini di awali dengan doa pembukaan oleh Mubwil Jabar 7 dan pembukaan dari ketua Media Center Priangan Timur. Dalam sesi pertama pelatihan ini di awali saling mengenalkan diri baik dari pemateri ataupun dari seluruh peserta yang hadir.

Selanjutnya penyampaian materi oleh bang adit panggilan untuk pemateri dari Protection International. Dalam paparannya adit mengajak peserta untuk berdiskusi sejauhmana selama ini penanganan terhadap kasus intoleransi yang terjadi di Priangan Timur.

Selama ini menurut Mubaligh Wilayah Jabar 7 untuk penanganan kasus di Priatim berjalan apa adanya. Dan telah di bentuk beberapa tim Rabtah untuk birokrasi, kaum toleran dan intoleran di tingkat daerah selain tentunya tim Rabtah ini ada di setiap jemaat lokal.

Dalam pelatihan penanganan kasus ini para peserta diajak untuk membuat pemetaan terlebih dahulu dari mulai pemetaan mana kawan dan mana lawan. Menurut Adit data tersebut perlu ada supaya memudahkan untuk mengkondisikannya dan mengidentipikasi permasalahan diantaranya yaitu dengan cara melakukan pendekatan silaturahmi dan komunikasi.

Tahap selanjutnya melakukan pemetaan yang mana lebih ke introspeksi, sejauhmana kekuatan dan kelemahan yang ada di komunitas. Ini penting karaena dengan mengetahui kelemahan kita bisa memperbaiki kelemahan tersebut sehingga nantinya kelemahan tersebut bisa diminimalisir, begitu juga dengan mendata kekuatan, dengan mengetahui kekuatan tersebut kita bisa memaksimalkannya.

Dari hasil pemetaan kelemahan dan kekuatan tersebut peserta diajak untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan sehingga hasil tersebut bisa meminimalisir resiko dan ancaman. Salahsatu caranya yaitu dengan memetakan kembali setiap kelemahan dan mengubah menjadi kekuatan, yaitu dengan cara menuliskan apa yang boleh atau bisa dilakukan dan mencatat juga apa yang tidak boleh dilakukan. Dari hasil pemetaan tersebut bisa dibuat sebuah SOP Keamanan. Itulah rangkaian pelatihan ini dan peserta pun larut terlibat dengan khidmat dari awal sampai akhir.

Pelatihan penanganan kasus ini dengan mudah bisa dipelajari karena semuanya di ramu dengan cara sangat sederhana, komunikatip, dan disimulasikan sehingga materi dengan mudah dapat dicerna. Para peserta juga dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan kasus yang terjadi di kelompoknya dan langsung dipraktekan. Hal ini yang membuat peserta lebih dapat memahami.

Mubaligh Wilayah Jabar 7, H. Mln. Syaiful Uyun dalam sambutan pada akhir acara mengharapkan agar semua peserta yang hadir dari masing-masing perwakilan jemaat dan badan serta organ terkait supaya dapat menerapkan hasil dari pelatihan ini sesuai sikon masing-masing jemaat di daerahnya.

ahmadiyah-tasikmalaya-ciamis-protection-international
Mln. H. Syaiful Uyun (Mubwil Jabar 7) berkemeja putih sedang menyimak hasil presentasi dari masing-masing Jemaat.







0 komentar:

Post a Comment