”Janganlah beranggapan bahwa hanya dengan melakukan baiat saja Allah menjadi ridha (senang). Itu hanyalah kulit, sedangkan inti terdapat di dalamnya. Kebanyakan hukum alam itu adalah terdapat sebuah kulit sedangkan inti terdapat di dalamnya. Kulit bukanlah barang yang berguna, inti itulah yang diambil.
Sebagian ada yang di dalamnya tidak ada inti lagi, dan seperti telur ayam yang kosong – yang di dalamnya tidak ada kuning dan putih telurnya – mereka tidak dapat digunakan untuk apa pun, dan mereka dicampakkan bagaikan sampah. Ya, untuk satu-dua menit dapat saja untuk sarana bermain bagi anak kecil..
Demikianlah orang yang menyatakan baiat dan iman, jika dia tidak memiliki inti kedua hal itu dalam dirinya maka dia hendaknya merasa takut, bahwa suatu saat akan tiba dimana dia bagaikan telur kosong menjadi remuk akibat tertekan sedikit saja lalu akan dicampakkan.
Begitulah orang yang menyatakan baiat dan iman, ia hendaknya menimbang, "Apakah saya ini kulit semata ataukah inti?” Selama inti belum terwujud, pernyataan-pernyataan iman, kecintaan, ketaatan, baiat, itikad, menjadi murid, Islam, bukanlah suatu pernyataan yang benar. Ingatlah, ini suatu perkara yang benar, bahwa di hadapan Allah Ta’ala, kecuali inti maka kulit-kulit sedikit pun tidak ada harganya. Ingatlah baik-baik, sebab tidak tahu kapan maut (kematian) itu datang, yang pasti bahwa maut (kematian) mutlak pasti ada.
Jadi, janganlah merasa cukup dengan sekedar pernyataan [baiat] belaka, dan jangan menjadi senang, ia sama-sekali dan sama-sekali tidak memberikan manfaat. Selama seorang insan tidak menerapkan banyak maut (kematian) atas dirinya dan tidak melewati banyak sekali perubahan serta revolusi, dia tidak dapat menemukan maksud tujuan manusia yang sebenarnya”. (Ma1fuzat, jld.II, hlm.l67).
Sebagian ada yang di dalamnya tidak ada inti lagi, dan seperti telur ayam yang kosong – yang di dalamnya tidak ada kuning dan putih telurnya – mereka tidak dapat digunakan untuk apa pun, dan mereka dicampakkan bagaikan sampah. Ya, untuk satu-dua menit dapat saja untuk sarana bermain bagi anak kecil..
Demikianlah orang yang menyatakan baiat dan iman, jika dia tidak memiliki inti kedua hal itu dalam dirinya maka dia hendaknya merasa takut, bahwa suatu saat akan tiba dimana dia bagaikan telur kosong menjadi remuk akibat tertekan sedikit saja lalu akan dicampakkan.
Begitulah orang yang menyatakan baiat dan iman, ia hendaknya menimbang, "Apakah saya ini kulit semata ataukah inti?” Selama inti belum terwujud, pernyataan-pernyataan iman, kecintaan, ketaatan, baiat, itikad, menjadi murid, Islam, bukanlah suatu pernyataan yang benar. Ingatlah, ini suatu perkara yang benar, bahwa di hadapan Allah Ta’ala, kecuali inti maka kulit-kulit sedikit pun tidak ada harganya. Ingatlah baik-baik, sebab tidak tahu kapan maut (kematian) itu datang, yang pasti bahwa maut (kematian) mutlak pasti ada.
Jadi, janganlah merasa cukup dengan sekedar pernyataan [baiat] belaka, dan jangan menjadi senang, ia sama-sekali dan sama-sekali tidak memberikan manfaat. Selama seorang insan tidak menerapkan banyak maut (kematian) atas dirinya dan tidak melewati banyak sekali perubahan serta revolusi, dia tidak dapat menemukan maksud tujuan manusia yang sebenarnya”. (Ma1fuzat, jld.II, hlm.l67).
0 komentar:
Post a Comment