Ahmadiyya Priangan Timur

.

Monday 27 October 2014

BUKIT PANENJOAN PENUH BERKAH

Oh daerah Tasikmalaya yang penuh warna..
Satu kali derita datang...sunyi..tiba-tiba keramaian dan kegembiraan pun hadir, itulah warna yang selalu penulis lihat dan saksikan di daerah Tasikmalaya terutama Citeguh, Wanasigra dan sekitarnya.
Setiap tantangan selalu dihadapi dengan berani dan berserah diri ke hadirat Sang Khaliq, tapi dengan penuh upaya orang-orang Ahmadi di sana terutama para pengurus daerah dan Bapak Mubaligh selalu berusaha, bagaimana caranya menghadapi keadaan sulit yang datang tidak terelakkan.
Allah Ta’ala memang tak pernah tidur. Selalu menyukai upaya orang-orang yang memohon pertolonganNya, dengan sungguh-sungguh Camat baru pun hadir menggantikan jabatan Camat sebelumnya, baru 4 bulan memangku jabatannya, datanglah beliau ke Desa Tenjowaringin dalam suatu kesempatan.
Ternyata bapak pejabat kecamatan ini ingin merangkul seluruh warga tanpa melihat golongan diantara masyarakatnya. Beliau ingin membaurkan warganya dalam satu kesatuan memajukann daerahnya, tak terkecuali ……………………..para anggota Jemaat, Alhamdulillah, titik terang mulai nampak…
Tanggal 10 November 2013 bakti sosial kecamatan Salawu dilaksanakan, bertempat di Sukasari. Penulis berangkat dari Bandung menuju Sukasari bersama dengan Ketua LI Bandung Wetan yang juga adik penulis. He..he.. Dialah yang menyetir mobil menuju Sukasari. Dia belum tahu medan jalan ke Sukasari yang sungguh-sungguh indah.. jalan berbatu, turun naik, berkelok-kelok, di sebelah kanan tebing tanah dan di sebelah kiri jurang…. Masya Allah..memang jalan yang sangat “bagus”.
Sebentar lagi menuju lokasi, entah bgaimana mobil pun melompat, kami kaget, untung tidak ke jurang tapi nempel ke kanan yang artinya nyender di tebing gunung. Memang Allah selalu meyelamatkan orang-orang yang ingin berkhidmat di jalan-Nya.
Singkat cerita, sepanjang perjalanan terlihat orang-orang berduyun-duyun ada yang menuju dan ada yang berlawanan arah. “Sepertinya sudah dekat, De,” kata saya, karena spanduk “Selamat Datang” sudah terlihat dan orang-orang semangat banyak yang menuju lokasi.
Sampailah kami di jalan masuk ke lapangan Sukasari yang ditandai dengan gapura menuju SD Sukasari. Masya Allah begitu terlihat lautan manusia di Lapangan Bukit Panenjoan, manusia hilir mudik, ada yang berkerumun, ramai sekali, suara-suara layaknya tawon yang berdengung, nguuuuuuung…. Waaah..ibarat pasar malam saja. Para pengunjung melakukan kegiatan sesuai kebutuhannya, ternyata banyak sekali kegiatan yang dilakukan disana.
Akhirnya sampailah kami ke lapangan Sukasari. Oh, ternyata tempat itu terkenal dengan nama Bukit Panenjoan, indaaaah sekali. Kemudian kami memarkirkan mobil, dilihat dari tempat parkir ke bawah sebuah cakrawala yang sangat bagus, Allahu Akbar, Allah Yang Maha Pencipta Segala Sesuatu untuk kesejahteraan umatNya. Pemandangan indah, udara sejuk, asri, benar-benar Allah Maha Rahman. Segala itu seyogyanya manusia sadar dan bersyukur dengan jalan merawat dan melestarikannya.
Bukit Panenjoan yang indah, disitulah 2000 pohon akasia, bantuan dari PPLI ditanam sebagai tanda bahwa Jema’at Ahmadiyah juga ikut mendukung program pemerintah dan gerakan penanaman 1 milyar pohon.
Waduh..penulis lupa bahwa sebelum acara penanaman pohon dilaksanakan upacara yang dipimpin oleh Bapak Camat Salawu, Bapak Pambudi Setiawan, lalu do’a oleh Bapak Mubaligh Ridwan dan dilanjutkan dengan penanaman pohon. Adapun penanaman pohon pertama oleh Bapak Camat yang selanjutnya oleh Mln. Ridwan kemudian oleh Ibu Ketua Daerah tercinta, yang diabadikan pada sebuah foto indah.
Acara lainnya pun dibuka, ada beberapa kegiatan disana yang membuat masyarakat lebih bergairah, lomba tumpeng yang penjuriannya oleh istri camat dan tim penggerak PKK kecamatan dan Bapak Mubaligh Ridwan, pesertanya adalah semua RT yang ada di Desa Tenjowaringin, yaitu 28 RT, dan pemenangnya adalah……Tumpeng yang dibuat oleh Ibu Dede, seorang pengurus LI cabang Citeguh, Mubarak, adapun tumpeng tersebut disuguhkan kepada Bapak Camat beserta jajarannya dan tumpeng yang lain sebagai konsumsi untuk semua yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Kegiatan lainnya adalan Pengobatan Gratis Homeopathy dari daerah Garut, Alhamdulillah yang berobat ± 350 orang terdiri dari 90 orang ghair dan sisanya anggota Jema’at. Petugas donor darah dari PMI Garut dan PMI Tasikmalaya berhasil mengumpulkan 144 labu. Pakaian layak pakai, penjualan minyak goreng 2 liter sebanyak 256 pouch bis habbbis tiada tersisa. Akhirnya sebagai acara penutup adalah atraksi sepeda gunung yang diprakarsai oleh Karang Taruna desa Tenjowaringin.
Aaah.. suatu kegiatan yang sangat mengagumkan, melihat antusiasme masyarakat yang sangat besar, semangat lajnah yang dipimpin Ibu Ketda dan jajarannya sungguh suatu kerjasama yang sangat baik.
Menurut salah satu kru MTA setempat, pengunjung yang hadir ±2.500 orang, masyarakat setempat dan juga dari desa tetangga serta pendududk dari perbatasan Kab. Garut dan Kab. Tasikmalaya. Alhamdulillah.
Semoga dengan rabtah ini tidak ada syakwasangka buruk terhadap kita sebagai Jema’at. Masyarakat awam yang mudah terprovokasi oleh orang-orang yang selalu ingin merusak Jema’at sekarang lebih terbuka matanya, bahwa Ahmadiyah tidak seperti yang mereka hembus-hembuskan.
Semoga upaya kebaikan dan pengkhidmatan, serta ketaatan dalam melaksanakan semua program-program Jema’at yang semata-mata ingin meraih keridhoan Allah swt, menjadikan tameng untuk menangkis kejahatan yang dibuat manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab.
Semoga kita bisa lebih banyak lagi mempersembahkan segala kemampuan yang kita miliki sebagai pengabdian dan kesetiaan kita untuk bangsa dan Negara semuanya atas karunia Allah swt. Amin.
Noki Dudun
Mufatish LI Daerah Tasikmalaya




Wanasigra Punya Cerita (MEDIA CENTER TRAINING CAMP)

Sabtu, 25 oktober 2014 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1436 atau tahun baru Islam kini semakin meriah karena pada hari itu pun diadakan Pelatihan Media Center (MC) atau Media Center Training Camp yang bertempat di gedung sekolah SMA Plus AL-WAHID, Kampung Wanasigra, Kabupaten Tasikmalaya. Sekitar pukul 08:00, para peserta pelatihan MC sudah terlihat memenuhi tempat yang telah disediakan oleh panitia. Satu jam kemudian acara pun dimulai.
Bapak Dodi kurniawan selaku moderator acara pun mengucapkan salam dan memberikan sedikit sambutan, kemudian mempersilahkan Bapak Iron Kamaludin untuk membacakan ayat suci Al-Qur’an. Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh beliau terdengar indah mengawali acara yang luar biasa itu. Dilanjutkan dengan laporan dari Bapak Munawarman selaku ketua pelaksana. Beliau menerangkan bahwa peserta yang terdaftar berjumlah 50 orang. Namun, karena satu dan lain hal, peserta yang hadir hanya 47 orang dengan 3 orang pemateri sekaligus juri (Bapak Nanang Ahmad  Hidayat, Bapak Mubaligh Maulana Syihab Ahmad dan Bapak Don Sutriana). Setelah selesai, acara dilanjutkan kembali dengan sambutan dari Amir daerah Tasikmalaya, Bapak Iyon Sofyan. Beberapa menit berlalu, Bapak Iyon pun selesai menyampaikan sambutannya. Tak sampai di situ, sambutan sekaligus do’a pembuka pun diberikan oleh Bapak Saiful Uyun selaku Mubaligh Wilayah.
Do’a pembuka yang dipimpin oleh Bapak Mubaligh Wilayah itu terasa begitu khidmat. Mengingat segala sesuatu yang akan kita lakukan tentu saja membutuhkan pertolongan-Nya. Agar acara yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar.
Setelah selesai berdo’a, acara pun dilanjutkan kembali dengan Orientasi Media Center oleh Ketua MC Priangan Timur , Bapak Nanang Hidayat Ahmad. Terlebih dahulu beliau menjelaskan tentang referensi Khutbah Huzur, Target dan Latar Belakang Media Center serta Jubir (Juru Bicara). Salah satu khutbah yang dikutip adalah Khutbah Huzur tanggal 24 oktober 2010, yakni:
“Para generasi muda Ahmadi harus memanfaatkan tekhnologi, sumber dan sarana mutakhir yang ada.” Itulah landasan yang digunakan sehingga pelatihan Media Center atau Media Center Training Camp itu diadakan.
Beliau juga menjelaskan target dari diadakannya pelatihan itu yaitu supaya bisa merubah opini publik masyarakat Indonesia positif terhadap Jema’at Ahmadiyah.
                Setelah Bapak Nanang selesai memberikan materi, pemateri selanjutnya adalah Bapak Mubaligh Maulana Syihab Ahmad. Beliau menjelaskan mengenai cara pembuatan video jurnalistik.

“Jurnalisme berasal dari kata journal yang berarti catatan. Catatan mengenai kejadian sehari-hari.” Jelasnya.

Kemudian beliau pun menerangkan bahwa pembuatan video itu sangatlah mudah. Alat yang digunakan bukan hanya yang sering kita lihat di televisi saja. Seperti kamera-kamera besar. Akan tetapi, dengan alat yang kita punya sekarang pun kita bisa membuat video. Salah satu contohnya adalah menggunakan handphone atau telepon genggam. (Dengan catatan handphone tersebut memiliki fitur untuk merekam video). Selain itu, beliau juga memberikan tips dalam pembuatan video jurnalistik. Antara lain ; pengambilan video harus multi-angle agar menghasilkan gambar yang lebih menarik dan tidak monoton. Dan pembuatan naskah berita untuk video tersebut harus sesuai dengan rumus menulis yaitu 5 W+1 H (What, Where, When, Who, Why, dan How). Dan yang terakhir adalah melakukan wawancara.
                Setelah Bapak Mubaligh Maulana Syihab Ahmad selesai menyampaikan materi, acara dilanjutkan dengan pemberian materi tentang cara  membuat reportase oleh Bapak Nanang, dan dilanjutkan dengan pembuatan akun Blogger serta praktik menulis reportase yang dibimbing oleh Bapak Doni Sutriana.
Sebelum acara dilanjutkan dan untuk kelancaran serta kemudahan, para peserta diwajibkan untuk membuat kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah kurang lebih 7 orang. Dalam praktik menulis reportase, setiap kelompok diperintahkan untuk meliput kejadian yang ada di sekitar daerah Kampung Wanasigra. Ada yang meliput kegiatan renovasi masjid tua Wanasigra, kegiatan pembuatan sapu ijuk, pembuatan makanan khas daerah Sunda, dan lain-lain.
                Setelah semua kelompok selesai menyelesaikan tugasnya, acara selanjutnya diisi dengan presentasi dari tiap-tiap kelompok. Yang dinilai oleh Bapak Dodi, Bapak Nanang, Bapak Doni dan Bapak Syihab Ahmad selaku juri. Dalam sesi ini terasa lebih meriah karena banyak sekali kelucuan di dalamnya. Hingga tanpa terasa waktu pun bergulir begitu cepat. Akhirnya, acara pun sampai pada penyampaian kesan dan pesan dari beberapa orang peserta, panitia, dan para pemateri. Dan acara ini semakin hangat dengan hadirnya Bapak Yudi dari TV 9, TV Lokal Garut. Beliau terlihat sangat antusias ketika dipersilahkan untuk berbicara di depan seluruh peserta untuk menyampaikan kesan.
“Ternyata banyak aset-aset saya disini.” Ucapnya sembari tersenyum hangat.
(Winnie Wilianurunnisa)

Sunday 26 October 2014

Media Center Training Camp : Blog Goes To Village

 Tenjowaringin -  Tepat tanggal 25 Oktober 2014 yang  bertepatan dengan pergantian tahun baru Hijriah 1439 H, Media Center Priangan Timur mengadakan acara Media Center Training Camp untuk Jemaat-jemaat di Kecamatan Salawu. Acara yang berlangsung di lantai tiga kampus SMA Plus Al Wahid ini menghadirkan trainer dari Tim Media Center Wilayah Priatim. Acara ini digagas sebagai tindak lanjut instruksi  Huzur aba dalam khutbah beliau agar anggota Jemaat bisa mendalami jurnalisme sebagai media penyeimbang atas  minimnya informasi tentang eksistensi  dan banyaknya berita negatif tentang Jemaat Ahmadiyah khusunya di media massa.

Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 ini, di isi dengan pemaparan peran media dan keterampilan menulis di Blog.  Acara ini juga di hadiri Bapak Mubaligh Wilayah Priangan Timur Mln. H Syaeful Uyun dan Juga Bapak Amir Daerah Tasikmalaya Ciamis Drs. Iyon Sopyan. Sambutan dari Bapak Muballigh Wilayah Priatim berisi pada pentingnya keterampilan menulis bagi Jemaat. Beliau mencontohkan seorang tokoh bernama Syafii Rajo Batuah  yang sangat aktif menulis pada era nya di Buletin Sinar Islam. Sebanyak 45 orang peserta dengan penuh antusias mengikuti pelatihan yang dipandu oleh tiga narasumber ini. 

Ketua Media Center, Nanang Hidayat mengawali dengan memberikan orientasi Media Center di Wilayah Priangan Timur, apa peran sertanya dalam urusan Kharijiah Jemaat Ahmadiyah. Pembicara berikutnya Mln. Syihab Ahmad mempresentasikan pengenalan terhadap video jurnalistik. Pembicara ketiga yaitu Doni Sutriana, admin dari blog ahmadiyyapriatim.blogspot.com serta akun twitter @jai_priatim yang memandu para peserta untuk membuat blog.

Qaid Daerah Salawu, Munawarman yang sekaligus sebagai ketua pelaksana acara memaparkan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengenalkan peran media sosial di masyarakat khususnya anggota  Jemaat di daerah Tenjowaringin. Media sosial di ibaratkan dua sisi mata uang. Terkadang media bisa menjadi penyebar kebencian akan tetapi bisa digunakan sebagai media informasi yang membangun sehingga bisa kita manfaatkan sebagai media tabligh atau kampanye tentang eksistensi Jemaat Ahmadiyah di Indonesia. Adapun tujuan dari acara ini adalah supaya warga masyarakat khusunya anggota jemaat Tenjowaringin “melek internet”.

Salah satu peserta yang ikut berpartisipasi Ihsan Billy dari cabang Cigunung Tilu, dalam pemaparanya  sangat senang mengikuti acara ini, karena dia banyak menemukan hal yang baru tentang dunia Jurnalistik khususnya Media Internet. Pemuda ini berharap hasil dari pertemuan ini dapat ia implementasikan di cabangnya sehingga anggota di sekitarnya mampu mengoptimalkan gadget yang sekarang bukan barang langka ini. (Asep Diman)

Thursday 23 October 2014

Komisioner Komnas HAM Temui Ahmadiyah Daerah Tasikmalaya

Rabu 22 Oktober  2014 bertempat di Masjid Mubarak jalan Nagarawangi Tasikmalaya jajaran pengurus Jemaat Ahmadiyah daerah Tasikmalaya menerima kunjungan kerja komisioner Komnas HAM Imdadun Rahmat. Ditemani 2 orang staffnya Imdadun Rahmat menyatakan bahwa kedatangannya ke kota Tasikmalaya sebagai kunjungan kerja menanggapi surat pengaduan Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya terkait perihal adanya pelanggaran HAM dalam pencatatan nikah warga Ahmadi di kota Tasikmalaya serta masalah persyaratan naik Haji yang terdapat syarat  pernyataan bukan penganut Jemaat Ahmadiyah dan masih adanya masjid yang belum dapat difungsikan.
Hadir dari pihak Jemaat Ahmadiyah Mln. Syaeful Uyun mubaligh wilayah Priangan Timur, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Kawali Mln. Nurul Haqq, Ketua Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya Drs. Dadang Budiman, Ketua Jemaat Ahmadiyah Singaparna Nanang Ahmad Hidayat, Ketua Jemaat Ahmadiyah Sukapura Atek Upriyatna, Ketua Jemaat Ahmadiyah Indihiang Bpk Tatang, Qaid Wilayah MKAI Priangan Timur Budi Badrussalam, Qaid MKAI Tasikmalaya Agus Ahmad Tahir dan Sekr. Tabligh Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya Dindin Sarifudin.
Pertemuan yang diadakan dari pukul 19.30 WIB dan  berakhir pukul 22.30 WIB membahas mengenai pengaduan Jemaat Ahmadiyah daerah Tasikmalaya mengenai pencatatan pernikahan dan masalah naik haji, Mln Syaeful Uyun sebagai yang mewakili Jemaat Ahmadiyah daerah Tasikmalaya membuka pertemuan dengan gambaran umum permasalahan yang ada terkait masalah naik haji disampaikan bahwa ada persyaratan dalam mengurus naik haji surat pernyataan bukan ahmadiyah dan ini juga menjadi syarat saat pembayaran di bank, sebuah lembaga usaha tak semestinya turut campur dalam keyakinan nasabahnya. Pernyataan syarat naik haji bukan penganut ahmadiyah juga ditemui pada poster yang terpasang di kantor Departemen Agama kota Tasikmalaya dan di Kantor Urusan Agama (KUA).
Terkait pernikahan di kota Tasikmalaya ada syarat bukan penganut ahmadiyah yang harus ditanda-tangani calon yang akan mencatatkan pernikahannya. Hal yang tentunya tidak masalah bila ditanda-tangani oleh mereka yang bukan penganut Ahmadiyah, masalah timbul bagi warga ahmadiyah penandatanganan surat itu menjadi legalitas pernyataan keluar dari Jemaat Ahmadiyah yang biasanya dipublikasikan melalui media secara besar-besaran dan kebanyakan warga ahmadi menolak surat pernyataan tersebut dan lebih memilih mencatatkan pernikahan di luar kota Tasikmalaya.
"Sebelum bertugas di kota Tasikmalaya saya lama bertugas di Semarang dan hanya menemukan di kota Tasikmalaya peraturan diskriminatif masalah pernikahan" ujar Mln. Syaeful Uyun. "Anehnya surat sakti yang menjadi pegangan petugas KUA yang tidak mau menikahkan warga ahmadi berasal dari Tim penanganan Jemaat Ahmadiyah kota Tasikmalaya tidak berstempel resmi" tambah beliau. Hal lucu lain yang disampaikan Mln Syaeful Uyun dituturkan "Surat pernyataan bukan ahmadi dalam syarat pernikahan berasal dari Kepala Departemen Agama Kota Tasikmalaya yang meminta rekomendasi dari tim Penanganan Jemaat Ahmadiyah dimana Kepala DEPAG dan Ketua Tim Penanganan Jemaat Ahmadiyah kota Tasikmalaya adalah orang yang sama"
Menanggapi laporan dari Mln Syaeful Uyun terkait dua hal diatas komisioner Komnas HAM meminta agar Jemaat Ahmadiyah melengkapi data aduan yang nantinya akan disampaikan kepada pihak terkait sebagai bukti bahwa kebijakan publiknya telah memakan korban, beliau juga menambahkan bahwa selanjutnya akan menuju Ciamis untuk memeriksa di lapangan terkait Masjid Ahmadiyah Ciamis yang pada awal Juni 2014 sempat disegel oleh Satpol PP. 
"Kami mengirim surat panggilan terhadap bupati Ciamis terkait penyegelan masjid yang dijawab melalui surat, setelah itu surat panggilan kedua kami kirimkan serta menjawab surat bupati bahwa surat panggilan dijawab dengan surat tidak sesuai prosedural" Kata Imdadun Rahmat "Surat panggilan kedua kepada bupati dipenuhi dengan mengirim wakilnya yaitu ketua Satpol PP Ciamis" menjawab mengenai pernyataan ketua Satpol PP yang memperkarakan warga ahmadi yang telah membuka segel Imdadun Rahmat mengatakan "Saya akan balik memperkarakan bapak atas penyalahgunaan wewenang, mendengar jawaban tersebut ia terdiam."
Atek Upriyatna Ketua Jemaat Ahmadiyah Sukapura memaparkan panjang lebar mengenai laporannya terkait tiga poinl yang menimpa Jemaat Ahmadiyah Sukapura sejak tahun 2007, hal senada disampaikan oleh Nanang Ahmad Hidayat selaku Ketua Jemaat Ahmadiyah Singaparna kepada Komisioner Komnas HAM.
Diakhir pertemuan Imdadun Rahmat menyampaikan terima kasih atas masukan dari Jemaat Ahmadiyah daerah Tasikmalaya dan atas penerimaannya dalam suasana kekeluargaan, beliau akan berusaha membantu sesuai dengan kewenangannya selaku Komisioner Komnas HAM.
(Doni Sutriana)

Tuesday 21 October 2014

Anggota Jemaat Ahmadiyah Sanding Turut Serta Dalam Kerja Bakti

Garut - Dimulai pada hari Minggu, 21 Oktober 2014, seluruh warga dari dua RW yang berlokasi di Gang Burung Bao kelurahan Muara Sanding, Garut melaksanakan kerja bakti untuk memperbaiki jalan yang sering mereka lalui. 
Di tempat inilah berdiri mesjid pertama Jemaat Ahmadiyah di Indonesia. Mesjid yang didirikan pada tahun 1935 ini berada di kawasan padat penduduk di salah satu bagian Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Mesjid Mahmud ini kini menjadi pusat kegiatan anggota di Jemaat Sanding.
Anshar yang ikut kerja bakti

Anggota Jemaat Ahmadiyah dan warga masyarakat sekitar mampu menjaga keharmonisan dengan baik. Sejak lama keduanya hidup berdampingan dengan rukun. Termasuk saat perbaikan jalan masuk ke gang burung bao ini. Anggota Jemaat yang juga menjadi warga dari RW 05 dan RW 06 kelurahan Muara Sanding ikut serta di dalamnya. Dana bantuan pemerintah ini benar-benar digunakan untuk kemaslahatan warga. Demi menjaga kenyamanan bersama inilah seluruh warga turun berkotor-kotoran mengangkut bahan-bahan material untuk mengecor jalan tersebut. Sebuah pemandangan indah yang juga menjadi jati diri bangsa Indonesia sejak dulu yaitu bergotong-royong.

Ibu Lajnah Imaillah

LIPUTAN MTA di JEMAAT AHMADIYAH SINGAPARNA

Singaprna, 18 Oktober 2014
      Pada hari sabtu ( 18/10 ), Jemaat Ahmadiyah Singaparna kedatangan crew MTA Indonesia untuk melakukan peliputan kegiatan yang dilakukan di Jemaat Ahmadiyah Singaparna. Acara yang berlangsung selama dua hari yaitu sabtu dan minggu  tanggal ( 18-19/10 ) tersebut diilaksanakan di mesjid Baitur Rahim, Babakan Sindang, Cipakat,Singaparna. Hadir 5 orang crew MTA yang melakukan peliputan, 6 orang LI, 15 orang NAI, 8 orang Athfal.
  “Untuk persiapan pada acara kali ini kita melakukan kurang lebih dua bulan dan kurang lebih satu bulan untuk latihan.” Kata Dina yang kini menjabat sebagai ketua LI CabangSingaparna. Menurutnya, acara yang terdapat dalam kegiatan ini ada 5 acara yang terdiri dari 4 acara untuk anak-anak dan 1 sesi  acara untuk ibu-ibu LI. Acara untuk anak-anak yaitu children corner yang terdiri dari dua sesi acara yakni sesi yang pertama mengambil tema keutamaan Al-Qur’an dan yang kedua bertemakan pentingnya menghormati orang tua, drama tentang manfaat sayuran, liputan cara untuk membuat pudding wortel,dan yang keempat adalah penyampaian pidato yang dilakukan oleh seorang NAI bernama Gaida Safa dengan tema keutamaan Al-Qur’an.
      Kegiatan berlangsung pada hari pertama para peserta sangat antusias seperti pada acara children corner yang berlangsung dua sesi. Para athfal dan NAI sangat aktif dalam memberikan jawaban yang dilontarkan oleh narasumber. Termasuk dalam children corner tersebut ada penampilan pidato dari dua orang NAI dan pelantunan syair yang dilakukan para peserta NAI.”Dalam acara children corner kali ini Alhamdulilah pengambilan gambar lancar karena para peserta  beberapa kali diberikan arahan lagi supaya pada saat Syuting tidak ada hambatan” Ujar ketua Lajnah Singaparna.
       Pada acara yang dilaksanakan pada hari kedua dilakukan oleh para NAI yang mengambil liputan tentang  cara membuat puding wortel, drama tentang manfaat sayuran, serta para ibu-ibu LI yang membuat sebuah karya dari sampah bungkus kopi menjadi berbagai macam kerajinan yang menarik dan berlangsung secara antusias pula seperti pada acara yang dilakukan pada hari pertama. 
     Setelah acara itu selesai dilanjutkan dengan penampilan pidato yang disampaikan oleh seorang NAI bernama Gaida Safa. Didalam pidato yang disampaikannya ia mengatakan bahwa Al-Qur’an itu sangat penting untuk dijadikan sebagai petunjuk bagi hidup kita. Dan acara pun berakhir pada pukul 14.00 wib  dengan diakhiri oleh makan bersama serta perpisahan dengan crew MTA yang akan kembali ke parung.
      “Alhamdulillah para peserta sangat antusias dalam kegiatan ini dan semuanya berjalan lancar, dan semoga ada lagi acara seperti ini yang dilaksanakan di Jemaat Singaparna serta  dapat menampilkan sesuatu yang lebih baik lagi.” kata Lajnah yang selalu memakai kacamata ini berharap dalam pesan kesannya.
   ( Nurhadiyana/Fazal )



  

  


  
  

Wednesday 15 October 2014

Pesan Hazrat Khalifatul Masih V kepada Pengurus; Khutbah Jumat 1 Juni 2012

Para anggota pengurus Jama’at yang telah disetujui oleh Khalifa-e-waqt juga harus bekerja dengan semangat, adil, dan penuh rasa simpati. Jika tidak dan dengan sengaja mengabaikan kewajiban mereka sendiri, mereka akan menjadi pengkhianat terhadap amanat itu. Dan pasti akan ditanya pertanggungan jawabnya di hadapan Allah swt. Jadi, hal itu sangat menakutkan bagi para anggota pengurus juga. Kedudukan di dalam Jema’at bukan untuk kepentingan duniawi, melainkan setelah menerima posisi atau kedudukan itu harus timbul ghairah semangat untuk berkhidmat terhadap para anggota Jem’at lebih banyak dari waktu sebelumnya. Dan harus meningkatkan rasa simpaty terhadap mereka sambil mencari jalan bagi meningkatkan keadaan mereka yang lebih baik. Harus berusaha berjalan bergandeng tangan dengan mereka agar Jema’at tegak menjadi sebuah ikatan yang kokoh-kuat dan gerak langkah Jema’at untuk meraih kemajuan menjadi semakin cepat. Jadi, para ahli jawatan kuasa (pengurus) Jema’at harus menanamkan rasa simpati itu di dalam diri mereka. Setiap karyawan Jema’at juga harus menanamkan rasa simpati dalam diri mereka. Apabila para ahli jawatan kuasa (para anggauta pengurus) tetap tegak menjadi contoh bagi yang lain barulah mereka akan menjadi pelaksana tugas yang baik.

Tuesday 14 October 2014

Keberatan: Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Bukan Sayyid Sedangkan Hazrat Imam Mahdi yang dinubuatkan oleh Rasulullah SAW adalah Sayyid

Hazrat Khalifatul masih Ar Rabi’ ra bersabda:” Ditinjau dari silsilah garis keturunan Hazrat Ibrahim as sampai Hazrat Isa as, semuanya berasal dari keluarga Hazrat Ishak (Hazrat Ishak-Hz-Yaqub-Hz Yusuf, dst-Pent), lantas kenapa Rasulullah SAW tidak berasal dari keluarga Hazrat Ishak as? Inilah keberatan yang selalu dilemparkan kepada Hazrat Rasulullah SAW. (Begitu juga keberatan yang senada selalu dilontarkan kepada Hz Masih Mauud as-Pent)

Dalam menjawab keberatan tersebut, Allah Ta’ala berfirman:” Allah lebih mengetahui, huwa yaj’alu risaalatahu, Dia adalah sang pemilik, terserah Allah Ta’ala, siapa yang akan Dia pilih dan tidak ada kaum yang bisa mengingkari dan menolak rahmat Allah Ta’ala atau mengatakan dirinya lah yang berhak. Ini adalah kehidupan amalan-amalan. Allah Ta’ala lebih mengetahui siapa yang harus dipilih.

Sebagaimana ketika mengabarkan pengutusan Hazrat Rasulullah SAW untuk kedua kalinya, Allah Ta’ala menjelaskan topik tersebut. Dia berfirman dalam surah Jumah:”     

Hazrat Muhammad Mustafa SAW telah diutus diantara kalian dengan penuh keagungan. Dia (Rasulullah SAW) telah menilawatkan ayat-ayat-Ku kepadamu, mensucikanmu, dia datang untuk mensucikanmu, untuk mengajarkan ilmu dan hikmat kepadamu.

 Lalu, Wa aakhariina minhum lammaa yalhaquu bihim, akan diutus pula kepada mereka yang belum pernah bertemu dengan orang-orang awwaliin ini dan belum bisa bertemu sampai saat itu, mereka itu adalah akharin.

Setelah mengatakan itu Allah Ta’ala berfirman:” dzalika fadlullaahi yu’tiihi may yasyaa, ini adalah karunia Allah Ta’ala, Dia akan anugerahkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Walloohu dzul fadlil aziim Dialah sang pemilik karunia agung itu, bukanlah kalian!

Topik yang sama juga telah dijelaskan pada tempat lain, berfirman,” ahum yuqsimuuna rahmata rabbika”. Ketika keberatan dilontarkan kepada Muhammad Mustafa SAW, bahwa “Kenapa beliau SAW tidak berasal dari keluarga fulan atau dari keturunan fulan?” Allah Ta’ala berfirman:” Maka jawablah, “Apakah kalian akan mulai membagi-bagikan rahmat Tuhan kalian? Sekali-kali tidak, ini adalah pekerjaan dan keputusan Tuhan, Dia berhak memilih dari mana saja yang Dia kehendaki.

Adalah kekuasan Allah Ta’ala bahwa meskipun tidak ada hubungan secara jasmani, tapi Dia bisa mengikutsertakan seseorang kedalam golongan ahli bait. Ini adalah perkara yang telah diakui dan terbukti dalam sunnah Huzur Akram SAW dan begitu mendapatkan pengakuan sehingga Sunni dan Syiah pun sepakat dalam hal ini, yakni kenapa Hazrat Salman Farsi dianugerahi gelar Ahli Bait oleh Rasulullah SAW, Padahal beliau tidak memiliki ikatan darah dengan Rasulullah SAW. Karena fitrat beliau  memberitahukan bahwa pemilik umat ini adalah Muhammad Mustafa SAW dan seperti halnya seorang raja berwenang untuk meganugerahkan gelar kepada siapapun yang dia kehendaki, begitu juga jika dengan hati yang tulus seseorang menyatukan dirinya dengan Rasulullah SAW sehingga ruhnya melebur dengan Rasulullah SAW, maka jika Allah Ta’ala mengatakan kepada Huzur SAW, bahwa Aku akan mengikutsertakan dia kedalam golongan ahli baitku dari sisi ruhani, maka Huzur SAW bisa mengikutsertakannya dan tidak ada yang berhak untuk berkeberatan, dengan mengatakan “Kenapa tidak berdasarkan hubungan jasmani?” 

Walhasil, sekarang masalahnya telah terpecahkan untuk selama-lamanya. Tidak diragukan lagi bahwa memang memiliki status ahli bait adalah penting, tapi status sebagai ahli bait dari sisi ruhani pun adalah penting. Al-Quran telah menolak kelebihan individu ahli bait berdasarkan hubungan jasmani, sebagaimana dalam menjelaskan permisalan Hazrat Nuh as, Al-Quran Karim berfirman:” Ketika banjir datang, Hazrat Nuh as berdoa: “Ya Allah! Engkau telah berjanji akan menyelamatkan ahliku (keluargaku) dan akan menyelamatkan mereka dari kebinasaan, tapi kenapa anakku sedang tenggelam didepan mataku sendiri, apakah janji Engkau ini benar atau pemandangan apa yang sedang saya saksikan ini?  Allah Ta’ala tidak lantas menjawab bahwa dia bukanlah anakmu! tapi inilah kesempurnaan fasahat dan balaghah, Allah tidak mengingkari janjinya, berfirman: Innahuu laisa min ahlika. “Dia bukanlah ahlimu (keluargamu)”.

 Jadi pengertian “ahli bait” itu sendiri adalah meskipun memiliki hubungan kekeluargaan sebagai anak, tapi jika dia tidak itaat secara sempurna, maka dia (anak itu) akan menjadi ghair ahli (bukan keluarga). Sebaliknya, meskipun seseorang tidak memiliki hubungan kekeluargaan sebagai anak, tapi jika orang itu itaat secara sempurna, maka dia bisa ditetapkan sebagai ahli (keluarga). Tidak ada pertentangan didalamnya.    

Diterjemahkan bebas oleh Mahmud Ahmad Wardi dari video soal jawab dengan Hazrat Khalifatul Masih Ar Rabi

Berikut saya lampirkan juga kutipan sabda Hazrat Masih Mauud as berkenaan dengan kesayyidan beliau yang tercantum dalam kolom lampiran (hashiah) kitab Eik Ghalati ka izala (memperbaiki satu kesalahan) pada halaman 213 sbb:

Merupakan fakta sejarah yang tercatat dalam silsilah keluargaku bahwa salah seorang nenekku adalah keturunan dari Rasulullah SAW melalui putri beliau, Fatimah r.a. dan hal itu dibenarkan oleh Hazrat Rasulullah SAW. Dalam mimpi, beliau SAW bersabda kepadaku:” Salmaanu minnaa ahlul baiti ‘alaa mashrabil hasan” artinya Salman adalah dari golongan kami, Ahli Bait dan sejalan dengan cara Hasan.
   
Hazrat Masih Mauud as bersabda: Beliau SAW menjuluki aku “Salman” yang artinya dua silm dan dalam bahasa Arab silm artinya perdamaian, yakni telah di taqdirkan bahwa aku akan membawa dua macam perdamaian, pertama adalah internal, aku akan mengakhiri rasa permusuhan. Dan kedua adalah eksternal, aku akan menghilangkan penyebab perseteruan eksternal dan dengan menampilkan kebesaran ajaran Islam, akan menarik pengikut agama lain kepada Islam.

Diketahui, bahwa kata “Salman” yang dimaksud dalam hadits itu adalah aku, karena nubuatan yang berkaitan dengan dua macam perdamaian itu tidak berlaku untuk Salman yang lain. Setelah mendapatkan wahyu dari Allah Ta’ala aku beritahukan bahwa aku berasal dari bani Faris dan berdasarkan hadits yang tercantum dalam Kanzul Ummal itu diketahui bahwa Bani Faris juga berasal dari Bani Israil dan Ahli Bait. Dan dalam kondisi kasyaf, Hazrat Fatimah meletakkan kepalaku dipaha beliau ra dan memperlihatkan kepadaku bahwa aku adalah berasal dari keturunan nya. Kasyaf tersebut tercantum dalam kitab Barahin Ahmadiyah. 


Keterangan: Salmaanu minnaa ahlul baiti ‘alaa mashrabil hassan” Salmaan adalah dari golongan kami, Ahli Bait dan sejalan dengan cara Hasan .
Untuk mengetahui kaitan persamaan Hazrat Masih Mauud dengan Hazrat Hasan ra “sejalan dengan cara Hasan” bisa kita lihat dalam buku tadzkirah terjemahan bapak Abdul Qoyum Khalid pada halaman 262, sbb:
   
Hz Masih Mauud as bersabda: ”Setelah mana beliau mengatakan (bahasa Arab): ‘Sejalan dengan cara Hassan.’ Berarti bahwa Hazrat Hassan r.a. telah menciptakan perdamaian ganda, pertama ketika beliau melakukan perdamaian dengan Muawiyah dan kedua ketika beliau mendamaikan para sahabat Rasulullah s.a.w. Berarti Al-Masih yang Dijanjikan memiliki karakteristik Hazrat Hassan r.a.

Kemudian beliau SAW mengatakan (bahasa Urdu): ‘Ia akan minum susu yang sama dengan yang diminum Hassan.’

Hazrat Masih Maud a.s. menjelaskan: ‘Ungkapan yang menyatakan bahwa Imam Mahdi akan merupakan keturunan dari Rasulullah s.a.w. sudah dijelaskan oleh wahyu tersebut. Begitu juga dengan fungsi Al-Masih yang Dijanjikan yang juga merupakan Imam Mahdi telah menjadi jelas. Mereka yang berpandangan bahwa Imam Mahdi akan muncul menggenggam pedang untuk membunuh orang kafir adalah salah pengertian. Kebenaran yang ditunjukkan oleh wahyu-wahyu diatas adalah Imam Mahdi akan membawa perdamaian ganda, baik internal maupun eksternal. (Al-Hakam, jil. IV, no. 40, 10 November 1900, hal. 3).


Kelas Waaqifaat-e-Nau Jerman Laporan Kelas Waaqifaat-e-Nau bersama Hz. Khalifatul Masih V aba 27 Mei 2012 di Baitul Subuh, Frankfurt, Jerman

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Maliha Nasir, yang diikuti dengan terjemahannya oleh Wajahat Bhatti. Kemudian acara dilanjutkann dengan pembacaan Hadits Nabi Saw dan Malfudzat oleh beberapa waaqifaat. Setelah lantunan Nazm karya Hz. Masih Mau’ud as dibacakan, berbagai presentasi kemudian ditampilkan oleh beberapa Waaqifaat-e-Nau dengan berbagai topik diantaranya fashion, penggunaan Handphone yang tidak tepat, film-film dan drama yang tidak senonoh, Hari April Mop, serta tradisi-tradisi yang non-Islami dalam pernikahan dan mehndis. Presentasi-presentasi tersebut berisi sabda-sabda Hz. Masih Mau’ud as dan petunjuk serta nasehat yang diberikan oleh para Khalifah Ahmadiyah berkenaan dengan topik-topik tersebut. Waaqifaat-e-Nau menjelaskan bahwa agar kita terlindungi dari perbuatan-perbuatan buruk dan tradisi-tradisi semacam itu, maka sangat penting bagi setiap orang untuk membaca sabda dan petunjuk-petunjuk tersebut berulang kali dan bertingkah laku sesuai dengan nasehat dan petunjuk tersebut. Presentasi-presentasi tersebut dapat dibaca dibawah ini:

Menghindari bid’ah dan Tradisi-tradisi BurukJika kita mengamati sejarah dunia, kita menemukan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan serius dalam Islam dan merupakan penyebab utama dari menurunnya (akhlak, pent) Umat Muslim adalah bid’ah-bid’ah dan tradisi-tradisi buruk, yang masuk ke dalam islam akibat pengaruh dari negara-negara non-muslim dan juga pengaruh budaya. Bid’ah-bid’ah serta tradisi-tradisi ini melahirkan keburukan-keburukan sosial yang menjangkiti masyarakat bagaikan racun yang mematikan.

Hz. Masih Mau’ud as menjelaskan kepada Jemaat beliau suatu pemahaman yang benar dan sejati dari Ajaran Islam. Beliau telah menasihati jemaat beliau agar benar-benar terhindar dari segala macam bentuk bid’ah-bid’ah dan tradisi-tradisi yang buruk. Hz. Masih Mau’ud menekankan perkara ini dalam 10 syarat baiat yang diumumkan pertama kali pada tanggal 12 Januari 1889.

Syarat baiat 1: “Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik”

Syarat Baiat 6: “Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu dan benar-benar akan menjungjung tinggi perintah Al-Qur’an suci di atas dirinya. Firman Allah dan Sabda Rasul-Nya itu akan menjadi pedoman baginya dalam tiap langkahnya.”

Dengan karunia Allah Taala, sebagian besar dari anggota jemaat kita telah melindungi diri mereka sendiri dari penemuan-penemuan dan budaya seperti itu dan mengikuti ajaran Islam yang sejati. Akan tetapi ada segelintir orang yang dikarenakan kelemahan alami mereka, cenderung untuk mengikuti penemuan-penemuan dan tradisi-tradisi buruk tersebut, baik itu sengaja maupun tidak disengaja. Memperingari hari ulang tahun, hari “Valentine”, mehndis, hari “April Mop”, Halloween dan kemudian mengikuti fashion-fashion dengan berlebihan, menonton drama dan film yang tidak sesuai, Facebook, penyalahgunaan Internet, dan lain sebagainya merupakan sedikit saja dari berbagai macam penemuan dan tradisi-tradisi buruk. Contoh dari praktek-praktek yang salah tersebut, yang menjadi semakin lumrah di masyarakat kita, dijelaskan secara singkat dibawah ini:

Fashion yang Berlebihan
Allah Taala berfirman:

“Wahai Bani Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian penutup aurat mu sebagai perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang terbaik. Hal demikian itu sebagian dari Tanda-tanda Allah swt, mudah-mudahan mereka mendapat nasihat.” (QS. Al-A’raf: 27)
Dewasa ini, dengan mengikuti trend fashion terbaru, beberapa perempuan mengenakan celana panjang ketat dengan blus (pakaian wanita, pent), dimana pakaian semacam itu tidak bisa dikatakan sebagai tata cara berpakaian yang sopan dan takwa. Di dalam sebuah pertemuan, Hz. Khalifatul Masih V aba bersabda bahwa bahkan sekalipun pakaian yang tidak sopan itu dikenakan di dalam rumah, maka hal itu pun perlu dikoreksi. Huzur aba menyatakan bahwa ada perbedaan diantara menggunakan chooridaar piyama dengan menggunakan celana panjang ketat dari fasion terbaru. Bentuk kaki tidak akan terlihat jika menggunakan chooridaar piyama, sedangkan tidak begitu halnya apabila mengenakan celana panjang ketat. Keseluruhan bentuk kaki, dimulai dari tumit dapat terlihat. (Al-Fazl Internasional, 23 Desember 2011)

Begitu juga pada satu kesempatan ketika berbicara tentang jilbab (niqaab), Huzur aba bersabda: “Nampaknya beberapa perempuan ketika datang untuk bertemu dengan saya, mereka mengenakan kerudung mereka setelah sekian lama (tidak mengenakannya). Kerudung ini tidak boleh dikenakan hanya untuk acara mulaqat saja tetapi mereka harus diingatkan setiap hari dan contoh terbaik hendaknya ditunjukkan oleh Waaqifaat-e-Nau.” (Waaqifaat-e-Nau Class Norwegia, Al-Fazl Internasional, 2 Desember 2011)

Berkenaan dengan pakaian hangat yang berlengan pendek, Huzur aba bersabda kepada peserta Waaqifaat-e-Nau Class: “Suatu ketika di London, seorang waqifat (Waqf-e-nau Perempuan) datang kepada saya dan ia mengenakan sebuah pakaian hangat yang berlengan hanya sampai ke sikunya saja. Pardah semacam ini tidaklah ada gunanya.” (Al-Fazl Internasional, 2 Desember 2011)

Hazrat Khalifatul Masih V aba meminta kita untuk mengurangi trend fashion yang berlebihan dalam menggunakan burqa (pakaian hangat). Di setiap pertemuan, beliau selalu memberitahu setiap perempuan ahmadi tentang status dan kedudukan mereka. Saya tidak meminta kepada mereka suatu pekerjaan besar, tapi cukup hanya dengan memperhatikan perkara-perkara ini saja. Melaksanakan shalat dengan dawam, mengenakan pardah, mendidik anak dengan baik, dan menghindari mengikuti trend fashion secara membabi buta adalah perkara-perakara yang mesti diperhatikan.” (Al-Fazl Internasional, 11 Desember 2004)

Penggunaan Handphone yang tidak sesuaiDewasa ini, kemajuan teknologi telah membuat kehidupan kita begitu mudah. Handphone merupakan salah satu penemuan pada abad ini yang terkenal dan sangat bermanfaat. Akan tetapi, kita dapat melihat bahwa terdapat banyak sekali permasalahan-permasalahan sosial dimasyarakat yang diakibatkan oleh penyalahgunaan penemuan-penemuan tersebut (handphone). Kita menemukan anak-anak dan kaum remaja menghabiskan waktu mereka untuk saling berkirim pesan. Ketika tengah duduk dalam suatu pertemuan, mereka asyik dengan handphone di tangan mereka dan sambil berkirim pesan, mereka pun mulai memainkan games serta melihat atau mengambil foto dengan handphone mereka. Hal ini tidak hanya bertentangan dengan etika ketika tengah berada dalam suatu pertemuan, tetapi dengan melakukan hal yang demikian, mereka juga melalaikan pardah mereka. Tidak hanya waktu yang terbuang percuma, tapi kaum remaja ini  juga melupakan lingkungan di sekitar mereka. Ketika menasehati Atfal di Jerman, Hazrat Khalifatul Masih V aba bersabda: “Ada suatu masalah yang menyebar di sini dimana anak-anak meminta kepada orang tua mereka untuk membelikan mereka handphone. Beberapa diantara mereka baru berumur 10 tahun dan mengatakan bahwa mereka harus memiliki handphone. Apakah kalian sedang melakukan semacam bisnis? Atau apakah kalian sedang melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan update berita setiap menitnya? Ketika ditanyakan kepada mereka, mereka menjawab, “Kami memerlukannya untuk menghubungi orang tua kami.” Jika diperlukan, maka orang tua kalian akan memanggil kalian sendiri (tanpa menggunakan Handphone, pent). Jika orang tua kalian tidak khawatir, maka tidak perlu bagi kalian untuk khawatir karena handphone bisa membimbing kalian kepada kebiasaan-kebiasaan buruk. Melalui Handphone, beberapa orang menghubungi anak mereka secara langsung sehingga menarik serta mendorong mereka masuk ke dalam kebiasaan-kebiasaan buruk dan juga melibatkan mereka di dalam kegiatan-kegiatan yang tidak layak. Oleh karena itu, handphone juga merupakan suatu benda yang sangat berbahaya yang mengakibatkan anak-anak kehilangan segala kepekaannya (sosial) dan menjerumuskan mereka kedalam perilaku-perilaku yang tidak baik. Maka, hindarilah hal tersebut. (Pidato Hazrat Khalifatul Masih V aba pada Ijtima Khuddam Jerman, 17 September 2011)

Drama dan Film Yang Tidak SenonohPenemuan-penemuan seperti internet, tv cable, satelit dan televisi telah membuat dunia menjadi satu kesatuan. Berita-berita dari satu penjuru dunia akan cepat tersebar ke penjuru lainnya hanya dalam sekejap dengan melalui alat-alat tersebut. Penemuan-penemuan tersebut tentu memiliki sisi positif-nya, akan tetapi manusia mulai memanfaatkannya dengan cara yang tidak benar. Para orang tua mendudukkan anak mereka di depan televisi dan kembali sibuk dalam pekerjaan mereka sendiri, tanpa mengetahui apa yang anak-anak mereka tonton di televisi. Di beberapa rumah tangga, film-film India disaksikan bersama-sama oleh laki-laki, perempuan dan anak-anak. Film-film tersebut tidak hanya mengandung hal-hal yang tidak senonoh, tetapi juga akan mengakibatkan ketidaksucian dsb.

Hazrat Khalifatul Masih IV rh bersabda pada khutbah Jumat tanggal 3 Mei 1996 bahwa laporan yang beliau terima dari Pakistan menunjukkan suatu pemandangan yang menakutkan. Melalui televisi, hal-hal yang berbau porno dan juga berhala-hala telah masuk ke dalam rumah-rumah. Film India yang ditampilkan di televisi adalah penuh dengan hal-hal yang tidak senonoh. Film-film tersebut tidak hanya penuh dengan hal-hal yang tidak senonoh, melainkan juga sia-sia belaka dan sama sekali tidak mengadung etika yang baik. Film-film tersebut penuh dengan khayalan-khayalan liar yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Tauhid (Keesaan Allah). Maksudnya bahwa ketika ketidaksucian ini meracuni hati, maka sebagai akibatnya tidak akan ada lagi tempat untuk Tauhid di lubuk hati yang yang paling dalam sekalipun. (Daily Al-Fazl, 18 April 2001)

“APRIL MOP”: Suatu Tradisi yang buruk dan Menjijikan“April Mop” dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 April, khususnya di negara-negara barat. Pada hari itu, orang-orang melontarkan candaan-candaan dan dengan berbohong atau menipu, mereka mengerjai teman atau kerabat mereka, dll.  Apa yang orang-orang tidak sadari adalah bahwa ini semua merupakan kebohongan belaka, sekalipun mereka anggap sebagai gurauan.
Allah Taala berfirman dalam Al-Quran:

“Wahai, orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur.” (QS. At-Taubah 33: 71)
Rasulullah Saw juga secara khusus menyebut Dajjal itu adalah seorang kafir dan pendusta, ketika berbicara tentang ciri-ciri dari Dajjal.

Hz. Masih Mau’ud as pun bersabda bahwa Al-Quran Karim telah mengutuk orang-orang yang mengucapkan suatu kebohongan dengan mengatakan bahwa pembohong adalah temannya setan. Pembohong adalah kafir dan setan turun kepada orang-orang yang berbohong. Al-Quran tidak hanya memerintahkan kepada kita agar tidak berbohong, tapi juga memerintahkan kita untuk meninggalkan suatu kumpulan dari para pendusta dan tidak bergaul dengan para pendusta  serta harus senantiasa takut kepada Allah dan bergaul dengan orang-orang shaleh. Al-Quran juga mengajarkan kepada kita untuk berbicara jujur dan tidak berbohong, sekalipun hanya dalam gurauan. Sekarang, dimana dalam Bible ajaran seperti itu dapat ditemukan? Jika Bible mengandung ajaran-ajaran tersebut, maka mengapa tradisi April Mop masih terus saja dilaksanakan? Camkanlah hal ini, tradisi buruk yang terdapat dalam “April Moop” ini adalah berbohong (sekalipun hanya bercanda) dianggap sebagai sesuatu yang telah membudaya. (Noor-ul-Quran, Ruhani Khazain, Vol. 9, hal. 408)

Mehndi dan PernikahanMehndi adalah sebuah ritual/pesta dimana pengantin perempuan akan melaksanakan pesta dengan teman-temannya sebelum ia menikah. Terdapat banyak budaya-budaya non-Islam yang lazim diadakan pada saat Mehndis dan pernikahan, seperti menyelenggarakan mehndis dari pihak mempelai laki-laki hingga ke mempelai wanita. Juga, adat-adat non-islami lainnya seperti meminum susu oleh mempelai pria dan mempelai wanita dan adat menyembunyikan sepatu mempelai wanita yang dilakukan pada saat pernikahan serta adat istiadat lainnya. Hazrat Khalifatul Masih V aba bersabda dalam Khutbah Jumat tanggal 15 Januari 2010:

“Perayaan mehndi mulai diberikan bagian yang sama pentingnya dengan upacara pernikahan. Kartu undangan dicetak, panggung-panggung disiapkan dan rangkaian pesta berlangsung selama beberapa hari, bahkan beberapa minggu sebelum upacara pernikahan dimulai. Setiap hari, sebuah panggung baru didirikan. Ritual-ritual ini juga diadakan disebuah rumah yang di dalamnya tidak memiliki sarana apapun untuk mengadakannya. Beberapa keluaga ahmadi juga melakukan ritual-ritual yang sia-sia dan yang tidak senonoh ini. Sekarang, saya katakan dengan pasti bahwa janganlah mengikuti ritual-ritual dan perayaan semacam ini dan hentikanlah ritual tersebut.”

Di dalam khutbah jum’at beliau tanggal 25 November 2005, Huzur aba bersabda bahwa; “Terkadang dalam pernikahan di negara kita, dinyanyikan  lagu-lagu yang yang tidak senonoh dan tak tahu malu sehingga membuat orang pun malu untuk mendengarkannya. Kata-kata yang kotor dan buruk sering digunakan sehingga saya tidak mengerti bagaimana orang-orang itu bisa tahan mendengarkan mereka. Di dalam upacara “Ronak” yang diselenggarakan oleh pihak wanita atau setelah pesta pernikahan ketika perempuan tersebut pergi ke rumah mempelai pria, pada saat itu mereka berdansa dengan diringi musik yang tidak pantas. Hal ini tidak dapat diizinkan dalam keadaan apapun juga.”

Huzur aba berdoa, “Semoga Allah memberikan taufik kepada kita agar terbebas dari segala macam bid’ah-bid’ah yang berbahaya serta adat istiadat yang buruk. Semoga kita termasuk di antara orang-orang yang mengikuti perintah Allah, berperilaku sesuai dengan sunah Rasulullah Saw, dan juga sesuai dengan “hakim adlan” pada masa ini (Hz. Masih Mau’ud as). Semoga kita termasuk diantara orang-orang yang mendahulukan agama dibandingkan dengan perkara-perkara duniawi. Pentingnya mengutamakan kepentingan rohani di bandingkan dengan dunia adalah bahwa hal tersebut akan menghasilkan ketakwaan serta menarik perhatian orang-orang untuk meleyapkan segala macam bentuk adat serta budaya yang membahayakan. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang sangat khusus terhadap masalah-masalah tersebut. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada setiap orang untuk berperilaku sesuai dengan arahan dan petunjuk tersebut.”
(Khutbah-e-Masroor, Vol. 3, h. 685-700)

Sesi Tanya Jawab
Setelah presentasi selesai, Huzur aba mempersilahkan para Waaqifaat-e-Nau untuk mengajukan pertanyaan. Tapi sebelumnya, Huzur aba bersabda bahwa,”Pertama-tama, kalian telah berbicara banyak tentang bid’ah, tapi apakah bid’ah itu? Bid’ah adalah tradisi/perilaku-perilaku yang baru-baru ini ditemukan dan ditambahkan secara keliru ke dalam agama padahal tidak ada dasarnya bahkan dilarang oleh agama. Saya baru tahu kalo Mehndi dilaksanakan di sini. Saya telah memberikan izin untuk menyewa sebuah gedung bagi mereka yang memiliki rumah yang kecil. Pertama, rumah-rumah di German tidaklah sekecil itu. Rumah-rumah di sini mungkin saja kecil untuk orang-orang yang memiliki keluarga besar sekitar 100-150 orang atau untuk mereka yang memiliki banyak kerabat. Pada kasus semacam itu, saya katakan agar kalian menyewa sebuah tempat yang kecil untuk menyelenggarakan perayaan Mehndi. Beberapa orang mengambil manfaat dari perayaan ini dan menyewa gedung-gedung yang besar. Lalu beberapa orang membuat alasan dan mulai mengadakan pesta dengan dalih Ameens” (syukuran, pent) dan mengundang lebih banyak orang dengan alasan sedang diadakan acara Ameens (baca: syukuran). Beberapa orang lainnya merayakan hari ulang tahun dengan dalih syukuran. Kita harus terhindar dari tradisi-tradisi baru (bid’ah,pent) semacam itu. Untuk saat ini, saya tidak tegas terhadap perkara Mehndi ini, akan tetapi di masa yang akan datang, apabila bid’ah semacam itu ditambahkan, saya pasti akan melarang mehndis dengan dalih syukuran ataupun syukuran sebagai pengganti Mehndis.  Dimana terdapat satu keluarga besar, maka tidak ada salahnya jika mengundang kaum kerabat selama satu hari di hari menjelang pernikahan untuk makan malam. Akan tetapi, permasalahan yang muncul saat ini adalah bahwa orang-orang kurang memperhatikan perayaan pernikahan yang sesungguhnya, kurang menaruh perhatian kepada Ronaks, dan perayaan Mehndis mendapat perhatian yang lebih dibandingkan dengan pernikahannya itu sendiri. Islam hanya mengizinkan 2 hal dalam perkara ini, akad nikah dan walimah. Diriwayatkan dalam sebuah Hadits bahwa seorang sahabat Rasulullah Saw datang menemui beliau Saw dan ada beberapa warna di pakaiannya. Rasulullah Saw bertanya kepadanya, “Ada masalah apa?” Ia menjawab bahwa ia telah menikah. Rasulullah Saw bertanya kepadanya, “Apakah ia telah menyelenggarakan walimah?” Dia menjawab, “Belum, saya seorang yang miskin sehingga saya tidak sanggup melaksanakannya.” Rasulullah Saw menyuruhnya untuk menyelenggarakan walimah sekalipun hanya dengan kaki kambing, tapi setidaknya beberapa orang harus diundang. Huzur aba bersabda bahwa hanya kaum teman dekat atau kaum kerabat hendaknya harus diundang dan saat itu sangatlah penting. Tidak ada dimanapun Rasulullah Saw bertanya apakah Mehndi dilaksanakan ataukah tidak.

Setelah itu, Huzur aba mengizinkan Waaqifaat-e-Nau untuk bertanya.

Seorang Waaqifat-e-Nau bertanya kepada Huzur aba, “Kita meyakini bahwa seorang nabi dapat diutus ke dunia ini di masa yang akan datang padahal di sisi lain, kita juga meyakini bahwa Khilafat akan terus berlangsung terus menerus (hingga hari kiamat, pent). Lalu, bagaimana kedua hal ini bisa dikatakan benar, seorang nabi bisa turun ke bumi padahal Khilafat akan tetap ada hingga hari Kiamat nanti?”

Huzur-e-Anwar aba menjawab bahwa, “Apa yang kita dapati dalam hadits Rasulullah Saw adalah beliau Saw bersabda bahwa tidak ada lagi nabi diantara aku dan Isa Ibnu Maryam. Masih Mau’ud yang akan datang merupakan seorang nabi. Point ketiga adalah bahwa seorang nabi dapat datang. Terdapat perbedaan yang sangat besar antara “dapat” dan “akan”. Itu berarti bahwa hal tersebut berada dalam lingkup kekuatan dan kekuasaan Allah Ta’ala dan jika Dia berkehendak untuk mengutus seorang nabi, maka Dia tentu dapat melakukannya. Sebagai contoh, nabi-nabi zaman dahulu, nabi-nabi Bani Israil yang membawa syariat padahal mereka sebenarnya adalah Khalifah. Khilafat juga berada dalam corak kenabian. Hz. Masih Mau’ud as pun mendakwakan diri beliau sebagai “Khatim-ul-khulafat”. Khilafat (semacam ini) akan berakhir dalam diri beliau. Khilafat yang saat ini telah berdiri, dan yang mengikutinya dari sekarang, akan melalui perantaraan beliau. Berkaitan dengan status nubuwat, khilafat dari Masih Mau’ud as ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Seorang nabi dapat saja datang akan tetapi kedudukannya di bawah Hz. Masih Mau’ud as. Hz. Masih Mau’ud as telah memperingatkan masyarakat bahwa jika mereka tidak mengubah cara (hidup, pent) mereka dan tidak mengikuti apa yang telah diberitahukan kepada mereka maka mungkin saja seorang nabi akan datang di kemudian hari yang akan bersikap tegas kepada kalian. Oleh karena itu, hal tersebut merupakan satu kemungkinan yang diberikan. Kita tidak dapat meletakkan satu batasan terhadap kekuatan Allah Ta’ala. Beberapa orang bertanya bahwa jika Allah itu Maha Kuasa maka tentu Dia juga mempunyai kekuatan untuk menciptakan tuhan yang lain? Allah Ta’ala senantiasa menampakan kemaha kuasaan-Nya dengan cara yang indah dan juga agung. Masalahnya adalah mengenai status kenabian. Seorang nabi dapat saja datang, atau Allah Ta’ala bisa saja menganugrahkan derajat kenabian kepada khalifah pada masa ini. Hz. Harun as ditinggalkan oleh Hz. Harun as sebagai Khalifah, akan tetapi Allah Ta’ala juga menganugrahkan kepada beliau status sebagai seorang nabi.
.
Seorang Waaqifat-e-Nau berkata bahwa dia adalah sekretaris Tabligh dan untuk kedua kalinya ia mendapat kesempatan untuk menulis sebuah artikel. Dia berkata bahwa topik pertama yang ia tulis adalah tentang “An Introduction to Ahmadiyah”. Humanity First dan Lajnah Imaillah juga tercakup di dalamnya. Dia bertanya kepada Huzur topik apa lagi yang harus ia tulis untuk artikelnya yang kedua?

Huzur aba memberikan masukan kepadanya agar ia menulis tentang keindahan Islam, bahwa Islam menyebarkan pesan perdamaian dan kasih sayang. Kemudian Huzur juga menyarankan untuk menulis artikel lain tentang seseorang yang membawa pesan perdamaian dan kasih sayang tersebut di masa sekarang, yang bernama Hz. Masih Mau’ud as. Pesan ini-lah yang kita sebarkan keseluruh pelosok dunia dan ini-ah yang  merupakan islam yang sejati. Kemudian, teruslah menulis artikel sambil memperhatikan perilaku yang lainnya. 

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya kepada Huzur aba bahwa di dalam masyarakat ini, terkadang perlu bagi seorang wanita untuk pergi keluar dan juga berkomunikasi dengan kaum lelaki. Jika sebagai akibatnya, laki-laki menaruh rasa curiga kepada wanita (yang pergi keluar,pent) tersebut, maka apakah petunjuk tentang perkara ini?

Huzur aba menjawab bahwa pergi ke dokter untuk berobat adalah perlu, begitu juga pergi berbelanja atau pergi membeli makanan. Jika terdapat suatu keperluan, maka pergilah. Siapa yang melarang kalian? Akan tetapi, kalian harus mengenakan pakaian yang sopan ketika pergl keluar. Laki-laki yang melihat wanita dengan penuh kecurigaan, tak pelak lagi mereka adalah suami-suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka atau ayah mereka. Jika kalian suci dan niat kalian bersih, maka berdoalah untuk mereka dan cobalah untuk memperbaiki hal tersebut. Diriwayakan dalam sebuah hadits bahwa jika memang perlu bagi seorang wanita untuk berbicara dengan seorang asing, maka ia harus berbicara dengan cara yang sopan sehingga pikiran-pikiran buruk tidak akan timbul di dalam hati seseorang. Jika kalian berbicara dengan seorang laki-laki yang kalian kenal di jalan atau di sebuah pusat perbelanjaan dengan begitu akrab, maka laki-laki akan melihat kalian dengan penuh kecurigaan. Akan tetapi jika akhlak kalian tetap sama seperti yang dinyatakan dalam hadits ketika berbicara dengan orang asing tersebut, maka tidak ada seorang pun yang akan berani berpikiran yang negatif tentang kalian, maka boleh saja (berpergiain keluar,pent)

Seorang Waaqifah-e-Nau berkata bahwa di dalam pidato Huzur pada saat Khilafat Jubelee, Huzur aba bersabda bahwa seseorang telah menulis kepada saya yang di dalamnya ia menulis bahwa ada suatu rasa kebahagian yang sangat luar biasa pada perayaan 100 tahun khilafat ini, tapi ada juga suatu perasaan gelisah yang mendalam, karena kita menjadi semakin jauh dari masa Hz. Masih Mau’ud as. Dia bertanya kepada Huzur aba, bagaimana caranya agar kegelisahan ini dapat dihilangkan?

Huzur aba menjawab bahwa kalian harus senantiasa menjaga keadaan kalian sendiri agar senantiasa suci dan tetap dekat dengan ketakwaan, ikuti ajaran-ajaran Islam, sunnah Rasulullah Saw, ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Quran serta ikuti juga petunjuk-petunjuk dan nasihat dari Hz. Masih Mau’ud as. Maka, hanya dengan cara itulah, kita dapat tetap dekat dengan masa Hz. Masih Mau’ud as.


Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya, “Apa pentingnya melakukan “Istikhara” di dalam perkara penikahan?”

Huzur aba menjawab bahwa telah diperintahkan untuk melaksanakan shalat Istikhara dalam setiap masalah, untuk mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Allah Taala. Akan tetapi, bukanlah suatu keharusan untuk melihat sebuah mimpi setiap selesai melaksanakan shalat istikharah ataupun berdoa dan bahwa kalian tidak boleh mengatakan “tidak” hingga kalian melihat sebuah mimpi. Jika hati kalian merasa puas/tentram terhadap sesuatu, maka itu berarti itulah kehendak Allah Ta’ala. Lakukanlah shalat 2 rakaat Nafal setelah shalat Isya dan berdoa khusus untuk suatu perkara dan kemudian pergi tidur. Kalian harus berdoa dan memohon pertolongan Allah Taala agar jika lamaran ini cocok dengan saya, maka anugerahkanlah kedamaian dan kepuasan dalam hati saya dan jika tidak cocok, maka letakkanlah batu sandungan di jalannya serta hilangkanlah segala macam maksud dan pikiran tentang lamaran ini dari hari orang tua saya dan juga dari hati saya. Permasalahan yang muncul adalah kadangkala sang ibu merasa puas, kadangkala sang ayah dan kadangkala hanya si perempuan itu sendiri yang merasa puas. Adalah sangat baik jika semuanya merasa puas.

Seorang Waaqifah-e-Nau lainnya bertanya, siapa yang seharusnya melakukan “istikhara”?

Huzur aba menjawab bahwa si perempuan itu sendiri harus melakukan istikhara. Hz. Amma Jan ra berkata bahwa perempuan sebaiknya mulai berdoa untuk kebaikan masa depan mereka sejak berumur 6 atau 7 tahun. Setiap perempuan harus berdoa untuk dirinya sendiri demi kebaikan dirinya, sehingga ketika tiba waktunya bagi dia untuk menikah, semoga Allah melakukan apapun yang terbaik untuknya. Tidaklah baik apabila ia memutuskan akan menikah hanya jika ada lamaran dari seseorang yang kaya raya, dari seseorang yang punya pekerjaan bagus atau dari seseorang yang memiliki keluarga yang baik. Allah Taala Maha Tahu apa yang terbaik bagi dirinya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. Dia melakukan apapun yang terbaik bagi yang lainnya. Masalah kecil mungkin saja timbul bahkan setelah diadakannya rishta, akan tetapi permasalahan-permasalahan itu hendaknya diabaikan. Istikhara juga sebaiknya dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak memiliki hubungan atau mereka yang tidak memilki hubungan langsung dengan perkara tersebut, karena mereka mungkin saja melihat sebuah mimpi atau mungkin mereka menerima satu petunjuk dari Allah berkenaan dengan masalah tersebut.

Seorang Waaqifah-e-Nau berkata bahwa hari ibu dan hari ayah dirayakan di sini dan terkadang hadiah-hadiah dari taman kanak-kanak atau playgroup tersebut dibawa pulang ke rumah oleh anak-anak untuk diberikan kepada orang tua mereka. Apa petunjuk Huzur tentang hal ini?

Huzur aba menjawab bahwa kalian boleh mengambil hadiah-hadiah itu, akan tetapi Islam mengajarkan bahwa setiap hari adalah Hari Ibu. Kalian dapat merayakan Hari Ibu setiap hari. Ada sebuah perayaan peresmian suatu masjid di London dan beberapa tamu dari Inggris pun turut hadir. Dan pada saat itu bertepatan juga dengan Hari Ibu. Saya katakan kepada mereka bahwa hari ini bagi kalian adalah Hari Ibu, akan tetapi Islam mengajarkan untuk merayakan hari Ibu setiap hari, untuk menghormati orang tua, untuk memperlakukan mereka dengan baik, tidak mengucapkan kata-kata apapun yang mengungkapkan rasa kekesalan serta tidak juga mencela mereka dan membantu pekerjaan-pekerjaan mereka. Jika kalian sanggup memberi mereka hadiah, maka berilah mereka hadiah setiap hari.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya bahwa pada saat kelahiran seorang anak, maka seekor binatang dikorbankan sebagai wujud syukur. Untuk seorang anak laki-laki, maka 2 ekor binatang dikorbankan dan untuk seorang anak perempuan, hanya satu ekor saja. Mengapa demikian? Lalu, selain mengorbankan seekor kambing, apakah boleh untuk mengorbankan seekor sapi?

Huzur aba menjawab bahwa hal demikian dinamakan “Aqiqah” dan untuk “aqiqah”, binatang yang diperintahkan untuk dikorbankan adalah hanya seekor kambing atau domba. Berkenaan dengan pembagiannya, tentu kalian akan bertanya, mengapa di dalam hak waris, laki-laki mendapat 2 bagian sedangkan perempuan hanya mendapat satu bagian. Tentu terdapat suatu hikmah yang terkandung apabila kita melakukannya, yaitu mengapa Rasulullah Saw memerintahkan untuk mengorbankan 2 binatang untuk anak laki-laki, karena mungkin laki-laki harus lebih terlindungi dari setan dibandingkan dengan anak perempuan. Justru kalian seharusnya senang karena hal tersebut.

Seorang Waaqifah-e-Nau berkata bahwa ia ingin belajar tentang pengobatan, apakah diizinkan?

Huzur aba menjawab bahwa jika anda ingin dan anda juga memiliki kemampuan yang cukup untuk belajar tentang pengobatan, maka tentu boleh, tetapi tidak di Rep. Ceko atau tidak di suatu tempat di luar negeri. Jika anda mendapat izin di Jerman, maka anda boleh belajar tentang pengobatan. Perempuan sebaiknya tidak bepergian ke luar negeri sendirian dan hendaknya belajar tentang pengobatan hanya di negara mereka saja dan di tempat yang diizinkan oleh orang tua anda, tapi tidak di luar negeri.

Seorang Waaqifah-e-Nau lainnya juga bertanya bahwa banyak diantara Waaqifat-e-Nau sedang belajar tentang media dan pengobatan. Bidang apa lagi yang bisa dipilih?

Huzur aba menjawab bahwa mereka dapat memilih jurnalisme atau mereka dapat terjun di bidang pengajaran. Mereka dapat melakukan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan. Dan di beberapa bidang lainnya dimana Hijab tidak dilarang ketika belajar, maka kalian juga bisa belajar bidang-bidang yang lain. Kalian juga boleh mengambil Master dalam bidang apapun.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya bahwa sehubungan dengan keadaan di Pakistan, banyak Ahmadi yang hijrah ke negara lain. Apa pendapat Huzur tentang Australia?

Huzur aba menjawab bahwa kalian boleh pergi kemanapun kalian inginkan. Australia merupakan sebuah tempat yang bagus, dimana mereka mengizinkan kalian menetap di sana.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya bahwa Huzur aba telah melarang perayaan ulang tahun. Dia bertanya apakah perayaan hari ulang tahun pernikahan juga dilarang?

Huzur aba bersabda bahwa bukan hanya beliau saja yang melarang hal tersebut. Huzur aba menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah merayakannya (hari ulang tahun, pent) dan tradisi ini tidak dipraktekkan dalam Islam. Semua Khalifah Ahmadiyah melarang hal tersebut sebelumnya. Apa itu hari ulang tahun pernikahan? Memberikan sedekah di hari pernikahan atau hari ulang tahun lainnya dan mengerjakan shalat nafal 2 rakaat untuk tahun yang dengan karunia Allah Ta’ala telah berlalu dengan baik dan semoga Allah Ta’ala juga menjadikan tahun-tahun berikutnya sebaik tahun sebelumnya. Jika tahun itu tidak baik, maka berdoalah kepada Allah agar tahun berikutnya menjadi lebih baik dan semoga Allah memberikan pengertian kepada suami anda.

Seorang Waaqifah-e-Nau berkata bahwa Ia ingin menanyakan satu pertanyaan tentang menghadiri kelas (mulaqat) yang hanya berlangsung satu tahun sekali. Ada batasan bahwa mereka yang tidak ikut berpartisipasi di dalam ujian Waqf-e-Nau tahunan tidak bisa menghadiri kelas, walaupun tidak di sengaja sekalipun.

Huzur aba bersabda bahwa kelas ini tidak perlu diadakan hanya satu kali dalam setahun saja. Kelas/pertemuan dengan saya diadakan ketika saya berada di sini dan merupakan kebijaksanaan saya apakah pertemuan tersebut dilaksanakan atau tidak. Dan jika kalian mengadakan kelas kalian sendiri, maka sebaiknya kalian adakan satu kali dalam sebulan atau beberapa kali. Mulai tahun ini, saya telah menghilangkan batasan tersebut dan semuanya telah hadir dan saya telah diberitahu bahwa tidak ada batasan tersebut dan semua orang dapat hadir. Bisa saja bahwa dengan menghadiri kelas ini akan membawa dampak positif pada diri anda sehingga anda akan ikut berpartisipasi dalam ujian di waktu yang akan datang.

Seorang Waaqifah-e-nau berkata bahwa dia tidak dapat mengikuti ujian karena kelahiran anaknya.

Huzur aba menjawab bahwa jika anda memilki halangan pada saat waktu ujian, maka sebaiknya anda memberikan ujian tersebut 15 hari setelahnya. Ini bukanlah ujian masuk atau ujian universitas dimana harus dilakukan pada hari yang sama. Tujuan dari ujian ini adalah agar pengetahuan keagamaan atau Sillabus yang telah ditetapkan untuk anda dibaca oleh setiap orang dan tidaklah mengapa jika ujian tersebut diberikan 10 hari atau satu bulan setelahnya. Kapanpun ada waktu dan kesempatan, maka merupakan tugas dari Departemen Waqf-e-Nau untuk menyusun ujian. Tidaklah harus untuk menentukan satu tanggal tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah anda telah mempelajari pengetahuan-pengetahuan keagamaan atau syllabus yang telah ditetapkan untuk anda. Para panitia telah membuat segala sesuatunya menjadi nampak sulit. Tidak ada batasan-batasan seperti itu.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya apakah bidang Arkeologi dapat dipelajari?

Huzur aba menjawab bahwa jika anda memiliki ketertarikan terhadap bidang tersebut, maka anda bisa mempelajarinya.

Seorang waaqifah-e-nau bertanya jika Ka’bah Suci telah ada sebelum Hz. Ibrahim as, lalu apa fungsi dari Ka’bah tersebut?

Huzur aba menjawab bahwa tentu ada beberapa tujuan mengapa Ka’bah diciptakan oleh Allah Ta’ala. Ka’bah tadinya merupakan pondasi-pondasi sebelum Hz. Ibrahim as. Allah Ta’ala lalu memberitahu pondasi-pondasi tersebut dan Hz. Ibrahim as membangun kembali pondasi-pondasi itu. Beliau as tidak diminta untuk membangun sebuah pondasi baru tetapi untuk membangun di atas pondasi yang telah ada sebelumnya. Lalu, datang suatu masa ketika bangunan Ka’bah roboh dan kemudian menghilang. Kemudian, datanglah suatu waktu di  zaman Rasulullah Saw ketika Ka’bah dibangun kembali. Dan terdapat juga satu peristiwa yang terkenal dimana Hajra-e-Aswad diletakkan oleh Rasulullah Saw. Oleh karena itu, Ka’bah telah melewati zaman-zaman yang berbeda. Jadi, Adam kita, atau bumi kita, sebagaimana kita ketahui, tidak berumur 6000 tahun, melainkan beribu-ribu tahun. Kaum Aborigin di Australia mengklaim bahwa mereka berumur 45 ribu tahun. Bangsa Asli Amerika pun mengklaim bahwa mereka telah tinggal dalam waktu yang sangat lama. Ayat-ayat Al-Quran pun menegaskan bahwa bumi kita berumur jutaan tahun. Sehingga ada sebuah peristiwa di zaman Ibnu Arabi dimana ketika itu beliau tengah menunaikan ibadah haji. Ketika beliau melaksanakan haji, beliau mendapat kasyaf dan di dalam kasyaf tersebut, beliau bertanya kepada seseorang, “Apakah engkau juga termasuk dari keturunan Adam?” Orang itu menjawab, “Adam yang mana yang engkau bicarakan?” Ada ribuan Adam dan oleh karena itu, Allah Ta’ala yang telah menciptakan rumah ini (Ka’bah) berfirman bahwa rumah/bangunan ini merupakan bangunan yang paling tua dan paling kuno di antara semuanya. Bangunan tersebut telah ada di suatu tempat sebelumnya dan tentu ada kelompok masyarakat yang membangunnya.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya apakah jawaban dari “Jazakallah”?

Huzur aba menjawab, “Jazakallah Ahsan ul Jaza.” Allah Taala berfirman dalam QS. Ar-Rahman: 61 sebagai berikut:
yang artinya bahwa balasan untuk kebaikan tidak lain dan tidak bukan adalah kebaikan. Ketika seseorang mengucapkan Jazakallah kepada kalian, itu berarti dia berlaku baik kepada kalian dan berdoa untuk kalian. Oleh karena itu, kaliah hendaknya berdoa untuknya dan berkata, semoga Allah membalas engkau dengan sesuatu yang paling baik, suatu balasan yang lebih baik, karena engkau telah berdoa untuk saya.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya bahwa telah diwahyukan kepada Hz. Masih Mau’ud as berkenaan dengan Hazrat Musleh Mau’ud ra bahwa beliau akan merubah 3 menjadi 4. Apa makna dari wahyu tersebut?

Huzur aba menjawab bahwa makna dari wahyu ini belum dapat dipahami, sebagaimana yang tertulis dalam nubuatan itu sendiri. Akan tetapi, terdapat beberapa tafsir yang berbeda tentang wahyu tersebut. Sebagian tafsir juga menafsirkan bahwa wahyu tersebut memiliki hubungan dengan pusat (Markaz), Mekkah, dan Madinah, Qadian dan kemudian Rabwah didirikan sebagai sebuah Markaz. Khususnya dalam kaitannya dengan jumlah populasi Ahmadi, Rabwah-lah yang dijadikan sebagai pusat. Kemudian, berkenaan dengan saudara laki-laki dari Hz. Muslih Mau’ud ra, Hazrat Mirza Sultan Ahmad ra merupakan anak pertama yang dilahirkan dari istri pertama Hz. Masih Mau’ud as. Beliau tidak baiat di tangan Hz. Masih Mau’ud as, sedangkan anak lelakinya, Mirza Aziz Ahmad ra baiat. Hazrat Mirza Sultan Ahmad ra bai’at pada zaman Hazrat Khalifatul Masih II pada saat akhir menjelang kewafatannya dikarenakan sakit yang beliau derita dan setelah bai’at, beliau akhirnya wafat. Jadi, satu makna dapat juga berarti bahwa beliau akan menjadikan saudara beliau menjadi 4 dan beliau akan membawa mereka semuanya (baiat,pent). Oleh karena itu, bisa jadi Allah Ta’ala akan mengungkapkan beberapa makna lagi dari wahyu tersebut, akan tetapi untuk sekarang, 2 makna itu yang nampak.

Seorang Waaqifah-e-Nau bertanya bahwa berdasarkan Teori Darwin, manusia juga mengalami kemajuan intelektual dan bahwa seorang manusia pada saat ini jauh lebih baik tingkat kepandaiannya daripada manusia zaman dahulu. Apakah itu benar?

Huzur aba menjawab bahwa pertama-tama, kita tidak setuju dengan cara Darwin menjelaskan tentang teori evolusi miliknya, tapi kita memang sepakat dengan adanya evolusi itu sendiri. Sekarang, dalam istilah evolusi, jika kita memperhatikan tingkat kepandaian/intelektual yang berkaitan dengan agama, kita menemukan bahwa Allah Ta’ala telah menjelaskannya dan Hz. Masih Mau’ud as pun telah menerangkannya dengan rinci. Sebagai contoh, dalam kaitannyanya dengan agama, kemampuan dalam memahami agama dan hal-hal yang bersifat spiritual yang dimiliki oleh manusia pada masa lampau sangatlah kurang. Karena itulah mengapa nabi-nabi pada zaman dahulu biasa diturunkan di satu tempat tertentu dan memberikan pengajaran kepada suatu kaum di suatu wilayah tertentu, kota atau di tempat-tempat terpencil dan ajaran yang diajarkan oleh para nabi tidaklah lengkap dan sempurna. Lama-kelamaan, evolusi ini (maksudnya evolusi ruhani) semakin berkembang. Kemudian, datang suatu masa dimana Hz. Rasulullah Saw dilahirkan dan lalu Allah Ta’ala memberikan suatu ajaran yang lengkap dan sempurna, agama kemudian disempurnakan dan Allah Taala pun melengkapkan karunia-karunia-Nya. Inilah ajaran Al-Quran yang akan tetap ada hingga hari kiamat. Di satu sisi, evolusi ruhani telah disempurnakan dan dilengkapkan pada zaman Hz. Rasulullah Saw, akan tetapi penemuan-penemuan modern tidak ada pada masa itu padahal ajaran Al-Quran telah sempurna. Maka dari itu, Al-Qur’an menubuatkan bahwa akan datang suatu zaman dimana manusia akan berkembang, manusia akan berkembang di bidang pengetahuan serta akal akan berkembang sedemikan rupa sehingga akan membelah bumi ini dan akan menyatukan 2 lautan. Terusan Suez telah dihubungkan dan terusan kanal juga telah dihubungkan. Kemudian, ketika akal pikiran manusia semakin berkembang, kuda-kuda, keledai-keledai dan unta akan ditinggalkan dan mobil-mobil, kereta, pesawat dan kapal yang digerakkan dengan mesin akan digunakan untuk bepergian. Luar angkasa akan dapat dicapai melalui satelit. Ini semua merupakan nubuatan-nubuatan dalam Al-Quran. Para sahabat Hz. Rasulullah Saw tidak mengetahui bagaimana nubuatan-nubuatan itu dapat tergenapi pada waktu itu dan bahkan mereka tidak dapat membayangkannya. Bahkan tidak ada pikiran sama sekali tentang semua itu..

Akan tetapi, semua itu sekarang terjadi dan bisa jadi setelah beberapa tahun, akan ada perkembangan dari akal manusia yang tidak dapat kalian bayangkan sekarang. Jika kalian bertanya kepada nenek kalian atau buyut kalian bahwa semua itu bisa terjadi, mereka akan berkata, “Tidak, kamu berbohong!”  Ketika manusia pergi ke bulan, para Maulvi di Pakistan juga biasa mengatakan bahwa hal itu adalah sebuah kebohongan belaka, bagaimana mungkin mereka bisa pergi ke bulan? Roket sangat besar dan bulan begitu kecil, sehingga bagaimana mungkin seorang manusia bisa duduk di dalamnya? Ini adalah cara mereka berfikir pada waktu itu dan juga sekarang. Evolusi ini yang ada hubungannya dengan kemajuan ilmu pengetahuan masih terus berkembang perlahan demi perlahan, akan tetapi, Allah Ta’ala telah menyempurnakannya dengan firman-Nya:
“Hari ini telah kusempurnakan agamamu bagimu dan telah Ku-lengkapkan  nikmat-Ku atasmu.” (QS. Al-Maidah: 4)

(Al-Fazl Internasional, 20-26 Juli 2012)

Translated by:
Irfan Hafidhur Rahman


Sumber:
Maryam Magazine (ENG VERSION), Issue 5/ Edisi Jan-Mar 2013, Hal. 37-45
Maryam Magazine (URDU VERSION), Vol. 4/ Edisi Okt-Des 2012, Hal. 23-29
http://alislam.org/maryam

Monday 13 October 2014

Khutbah Jumat: Ibadah, Mengendalikan Amarah dan Memaafkan

Khutbah Jumat Hazrat Khalifatul Masih V
10 Oktober 2014
Allah telah menarik perhatian orang-orang beriman untuk menjadi abid (penyembah Alllah) dan kepada pengamalan moral yang tinggi karena tanpa yang satu ini seseorang yang mengaku memiliki keimanan sejati tidak bisa disebut sebagai mukmin sejati. Tanda orang beriman adalah mereka menyembah Allah dan juga menghindari hal-hal yang sia-sia dan tidak berguna. Tidaklah dapat dikatakan beriman apabila ia juga bersikap kasar. Biasanya sikap kasar lahir dari sifat arogan inilah mengapa Allah Swt berfirman '...berjalanlah di muka bumi dengan merendahkan diri..' (25:64) dan orang yang bermartabat dan rendah hati sealalu menghindari perselisihan, mencegah pertengkaran dan santun kepada yang lain. Keadaan seorang beriman sejati adalah ketika meraih keridhaan Allah sebagai tujuan disamping bermoral tinggi dan sementara pengaruhnya tercipta melalui menunaikan haknya menyembah Allah. Dengan demikian ciri seorang mukmin sejati adalah ia menyembah Allah dan menjadi rendah hati. Adalah suatu kebenaran bahwa seseorang memiliki kapasitas masing dalam hal keruhaniannya maupun kemampuan raganya. Keadaan zaman telah menghambat kemampuan ruhani seseorang dan tidak dapat mengikuti perkembangan untuk meingkatkan standar keruhanian sebagaimana diharapkan sebagai seorang mukmin sejati. Atas hal itu Allah telah memberikan kemudahan bagi orang-orang beriman, sesungguhnya Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya. Oleh karena itu untuk mengatakan suatu hal adalah tidak mungkin untuk diamalkan oleh seseorang setidaknya tidaklah tepat sepanjang menyangkut ajaran Islam. Allah telah mewajibkan shalat namun juga telah banyak memberikan kemudahan. Sebagai contoh, jika seseorang tidak dapat mendirikan shalat dengan berdiri ia dapat melakukannya dengan cara duduk. Jika karena sakita atau kelemahan tidak dapat mendirikan shalat dengan cara duduk maka ia boleh mendirikan shalat dengan cara berbaring. Dan tidak ada ketentuan mengenai bagaimana seharusnya seseorang berbaring menunaikan shalat. Ketika seseorang dalam perjalanan atau ada kendala, shalat dapat dipersingkat atau digabungkan (jamak). Singkatnya bagaimanapun tidak seorangpun dapat beralasan tidak memungkinkan mendirikan shalat dalam keadaan apapun. Orang-orang yang bekerja dalam keadaan pakaian mereka tidak dapat bersih sepanjang waktu dapat mendirikan shalat dengan bajunya tersebut. Jika tidak ada ketersediaan air maka tayamum dapat menggantikan wudlu. Oleh karena itu orang berakal tidak akan dapat membuat alasan untuk meninggalkan shalat. Jika seseorang adalah seorang berakal maka ia harus mendirikan shalat. Banyak orang yang membuat alasan dalam hal ini yaitu meninggalkan shalat dan hal ini menjauhkan mereka dari keimanan. Masing-masing dari kita harus memperhatikan hal ini. Hazrat Khalifatul Masih bersabda bahwa setelah khutbah jumatnya pada peresmian masjid kita di Irlandia dimana Huzoor menarik perhatian untuk menyembah Allah, beliau menerima surat dari seorang murabi sahib di Amerika dan surat lainnya yang menyatakan bahwa jamaah yang hadir ke masjid meningkat setelah khutbah Huzoor tersebut. Hal ini jelas bahwa sebelumnya mereka yang tidak hadir ke masjid bukan karena ada kendala atau karena tidak memungkinkan, sekali perhatian mereka ditarik kepada hal memakmurkan masjid kesadaran mereka bekerja. Kini momentum tersebut perlu dipertahankan Khuddamul Ahmadiyah dan Lajnah perlu melakukan upaya khusus dalam menanamkan kebiasaan mendirikan shalat secara dawam kepada para generasi muda. Masa muda adalah masa kesehatan dan ketika shalat dapat didirikan ini karena tuntunan. Di masa depan satu penyakit timbul yang akan mencegah seseorang dari menunaikan beribadah kepada Allah itu karena tuntunan. Masih Mauud as secara khusus menarik perhatian kita pada kenyataan bahwa hanya beribadah disaat muda dan dalam keadaan kesehatan yang baik dapat didirikan ini dengan menunaikan haknya. Seseorang harus berusaha dan berpegang pada perintah Allah bahkan dengan memperlakukan diri mereka dalam kesendirian bahkan dengan kenyamanan yang dikarunia Tuhan dalam hal ini, sungguh seseorang harus beribadah kepada Allah sebagai ucapan syukur atas kesehatan yang mereka miliki. Berbagai upaya harus dibuat untuk hal ini sebagaimana keimanan tidak akan lengkap tanpa hal ini. Aspek lainnya adalah nilai moral yang tinggi. Kualitas utama dari mereka yang bermoral tinggi adalah kejujuran yang juga menjadi atribut seorang yang beriman sejati. Hall ini hanya mungkin terjadi saat seseorang membenci dusta. Orang berdusta dalam beberapa kali dalam kehidupan kemudian mengatakan bahwa mereka tidak berniat untuk mengatakan apa yang tidak benar itu hanya sekedar terpeleset lidah. Allah Maha Pengampun dan memaafkan bagi mereka yang merasa menyesal pada kesalahan mereka. Tentu saja sangtlah penting menunjukan rasa penyesalan atas hal tersebut. Bagaimana seseorang dapat termasuk diantara mereka yang bermoral tinggi dan bersikap tegas saat seseorang tidak menunjukan rasa penyesalan setelah berkata dusta atau jika kata dustanya menyebabkan kerugian seseorang dan seseorang tidak memperbaiki keadaan dan sebaliknya mencoba untuk membenarkan perkataan dusta atau mengatakan bahwa perkataan dustanya tidak dapat dihindari. Allah berfirman '...ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia.." (2:84) Orang-orang yang mudah marah dan bertamperamen buruk secara alami tidak menunjukan sifat lekas marah mereka sepanjang waktu. Saat Allah berfirman untuk bertutur kata yang baik kepada setiap orang maka mereka inilah yang menjadi sasaran perintah dan diperintahkan untuk bersikap lemah lembut dan tidak menunjukn kemarahan pada hal-hal sepele. Berdasarkan sifat alamiah beberapa orang meradang secara mudah. Namun jika mereka menunjukan rasa penyesalan dan memperbaiki luka hatinya yang mereka dapatkan dan mengobatinya, maka Allah menyatakan pintu taubat selalu terbuka. Adapun orang yang mengabaikan perintah ini dan menyia-nyiakannya dan tidak menunjukan rasa penyesalan sedikitpun tidak hanya kurang bermoral namun juga berdosa dengan tidak mengindahkan Tuhan. Ibadah mereka tidak sia-sia. Allah memberi harapan pengampunan kepada mereka yang menunjukan memperlihatkan amarah karena situasional tapi kemudian merasa malu dan mencoba serta memperbaiki situasi. Bagi mereka yang tidak memiliki rasa malu dan rasa penyesalan setelah timbul kesadaran, tidak ada alasan mereka untuk bekerja di hadapan Allah. Huzoor bersabda kita butuh bercermin pada diri sendiri berulang kali. Huzoor bersabda banyak kasus datang kepada beliau beberapa diantaranya mengenai konflik pernikahan dan yang lainnya menyangkut kesepakatan bisnis dimana orang menjadi begitu marah hingga tak melihat apa yang ia katakan serta apa yang ia lakukan. Suami menjadi emosional menyakiti perasaan istri bahkan sampai terjadi kekerasan fisik. Dalam kasus lain orang melakukan sikap yang salah. Ketika komite ishali atau Dewan Qadha menengahi bahkan mereka tidak memahami dan tidak bersikap fleksibel dalam sikap mereka. Ketika dan jika tindakan disiplin diambil dari mereka, maka mereka menghadapi dengan pengertian, menulis surat permohonan maaf serta mencoba dan memperbaiki suasana. Memang benar bahwa orang tersebut mengakhiri permasalahan dengan mohon maaf namun mereka ditandai sebagai yang mendapat hukuman. Apakah mereka tidak terlibat dalam perangkap keangkuhan padahal masalah tersebut dapat diselesaikan secara saling pengertian. Lalu ada juga mereka yang tidak setuju dengan kondisi apapun. Dunia ini dan segala kenikmatannya hanya bersifat sementara. Kita harus memperhatikan hari akhir. Huzoor bersabda beliau sering menarik perhatian kearah meningkatkan standar moral kita dan tidak terjerat dalam hal egoisme keangkuhan atas hal yang sepele. Setiap anggota Jemaat harus mencoba dan menjadi contoh kemanusiaan. Merupakan sifat alamiah untuk merasa sangat marah, namun Allah telah memerintahkan orang beriman sejati untuk menahan amarah mereka. Mengenai masalah pernikahan, dalam ayat-ayat Al Quran yang dibacaka saat khutbah nikah telah disampaikan dengan pandangan ketaqwaan dan perintah ini sangatlah baik bagi suami maupun istri. Namun beberapa orang menganggap itu tidaklah penting dan tidak fleksibel. Mereka merasa bangga dengan menerapkan sikap mereka dan merendahkan pihak lain. Mereka menganggap pendapat mereka yang paling benar dan tidak mempertimbangkan orang lain dalam pikiran mereka orang lain pantas mendapatkan apa yang mereka putuskan. Jika pemikiran orang seperti itu diterima maka berarti agama mereka adalah palsu karena agama mengatakan satu hal dan pihak lain diam. Mereka tentu dapat saja mengatakan bahwa sangatlah sulit mematuhi segala perintah agama dalam suatu situasi tertentu tetapi untuk mempertahankan bahwa apapun yang mereka lakukan adalah tidak dapat dihindari dan tidak ada jalan keluar lain sama saja dengan memalsukan agama mereka. Allah memerintahkan kita untuk menahan amarah, memperlakukan orang lain dengan hormat, tidak keras kepala dalam kesalahan kita dan berusaha menunaikan hak umat manusia. Bahkan Hazrat Masih Mauud as senantiasa mengatakan bahwa seseorang yang tidak menunaikan hak umat manusia, tidak menunjukan rasa hormat seperti yang diperintahkan Allah Taala ia tidak menunaikan hak Allah dan ibadahnya hanya kepura-puraan yang mana tidak akan membawa perubahan yang baik di dalam dirinya, tidak akan menanamkan kerendahan hati didalam dirinya. Hazrat Masih Mauud as bersabda 'Ingatlah kebijaksanaan dan kemarahan nyata bertolak belakang. Dan siapapun yang bersabar dan memperlihatkan teladan berakal dianugerahi cahaya yang menyala untuk menerangi inderanya dan kemudian cahaya itu menyala untuk menciptakan cahaya. Oleh karena amarah dan kemurkaan menggelapkan hati dan pikiran, kegelapan akan senantiasa terus menciptakan kegelapan. Masih Mauud juga bersabda; 'Ingat orang yang keras dan mudah marah tidak pernah bisa mengucapkan kata-kata bijaksana dan arif. Hati mereka yang terbenam dalam kemarahan dan kemurkaan ketika berhadadapan dengan lawan kebijaksanaannya terampas. Dan mulut yang sembarangan mengucapkan kekotoran ia akan kehilangan ketajaman akal pikiran. kemarahan dan kebijaksanaan tidak dapat bersatu. Seorang pemarah berada dalam kebodohan dan pikirannya tidak karuan. Seorang pemarah tidak pernah dalam bidang apapun. Kemarahan adalah setengah kegilaan dan ketika memanas itu bisa berubah menjadi kegilaan nyata. Masih Mauud as bersabda; 'Dua faktor yag menyebabkan seseorag sakit jiwa, ketika ia berfikir buruk mengenai orang lain dan ketika kemarahannya memuncak. Oleh karana itu sangatlah penting bahwa orang harus menghindari berpikir buruk mengenai orang lain dan juga menghindari kemarahan.' Menjelaskan mengenai seorang mukmin sejati Masih Mauud as bersabda: 'Seseorang harus menggunakan kemampuan tabiatnya dalam hal yang tepat dan tidak melanggar. Sebagai contoh kemarahan yang berlebihan meruakan suatu yang menimpakan kesakitan jiwa. Ada sedikit perbedaan antara ini dan kesakitan jiwa. Orang pemarah dirampas kebijaksanaannya. Kita tidak harus berbicara emosi bahkan dengan seorang pencela sekalipun. Allah bersabda; '...dan mereka yang menahan amarah dan yang memaafkan...(3:135). Ajaran pengampunan dan memaafkan dalam injil adalah khusus untuk orang-orang Yahudi. Yesus as tidak ada hubungannya dengan rasa simpati bagi orang lain selain Yahudi dan jelas mengatakan bahwa beliau tidak peduli tentang orang lain selain orang Israel, terlepas mereka itu dalam kerusakan ataupun mereka meraih keselamatan.' Huzoor bersabda dalam lingkup pengampunan memaafkan dari Masih Muhammadi mencakup seluruh alam dunia dan dengan demikian kita juga perlu untuk memperluas ruang lingkup kasih sayang kita. Dan jika kita menginginkan kebaikan dari cahaya Allah ini adalah standar yang harus kita dapatkan. Kita harus menanamkan kesabaran, ketabahan dan berakal jernih. Jika kita ingin mengucapkan kata-kata arif dan bijaksana dan ambil bagian dalam tugas Masih Mauud, kita harus menghindari kekasaran dan kemarahan dalam kehidupan sehari-hari kita dengan keluarga dan juga dengan yang berada diluar keluarga kita. Jika kita mengharapkan kapasitas mental kita tidak menjadi rusak kita harus menghindari prasangka buruk terhadap orang lain juga menghidari amarah. Jika kita mengharapkan menjadi orang beriman sejati kita harus menggunakan kemampuan alami kita dalam waktu dan tempat yang tepat. Emosi harus disalurkan secara baik untuk merubah diri bukan didorong untuk keadaan kegilaan. Amarah sembarangan dan kemurkaan menyebabkan keadaan yang sakit jiwa dan kesederhanaan diperlukan untuk mengontrol emosi. Emosi hanya boleh disalurkan untuk tujuan perubahan diri dan tidak untuk tujuan memupuk ego seseorang. Masih Mauud as mengatakan emosi kemarahan yang berlebihan membuat seseorag kehilangan iman mereka. Beliau juga bersabda bahwa keindahan Islam terletak dalam akhlak yang tinggi, menekankan amarah sangat diperlukan dan mengenalkan pengampunan. Masih Mauud as telah memerintahkan hal ini dalam berbagai cermah dan tulisan tetapi kelemahan kita adalah tidak mengamalkan hal ini sebagaimana seharusnya, termasuk anggota biasa seperti halnya para pengurus jemaat. Sabda Masih Mauud as yang terkait bagi orang lain dan menasihatkan mereka untuk menahan amarah namun lupa bahwa Masih Mauud as bersabda bahkan jika kamu adalah dalam sedikit kebenaran dan merendahkan diri seolah kamu seorang pendusta. Beberapa orang berusaha dan membuktikan dirinya sebagai orang jujur saat mereka sebenarnya berdusta dan berusaha dan menunjukan diri sebagai korban saat mereka sebenarnya sebagai pihak yang melakukan penekanan. Bagaimana bisa dianggap bahwa mereka memiliki keimanan? Sesungguhnya keimanan memerlukan bahwa ketika seseorang datang kepada jiwa lain daripada tetap kaku seseorang harus memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan dan jika ada hati yang terluka yang disebabkan orang lain hal itu harus diabaikan. Atau setidaknya penyesalan harus dirasakan. Kita harus bercermin pada diri kita dan melihat seberapa banyak dari kita berpandangan seperti ini.
Jika seseorang telah berlaku tidak adil karena amarah sesaat dan sekali kemarahannya mereda ia tidak memperbaiki situasi serta tidak menunjukan rasa penyesalan maka Masih Mauud as bersabda keimanan orang tersebut adalah berpura-pura. Seperti buih air yang tidak berisi hanya udara semata! Huzoor menegaskan bahwa kita perlu bercermin pada diri sendiri dan melihat apakah orang lain telah bertindak tidak adil kepada kita, apakah kita telah bersikap toleran dan tidak menanggapinya dengan amarah? Atau jika kita seorang pengurus, berapa kalikah kita telah membuat keputusan yang berdasarkan keadilan meskipun seseorang bertindak adil? Toleransi tidak sesederhana hanya sekedar mengatakan bahwa kita sangat toleran, toleransi bukan untuk menghukum seseorang ketika memiliki kewenangan untuk menghukum! Huzoor menerangkan bahwa jika manajemen jemaat mengharuskan kedisiplinan dibanding memenuhi kriteria keadilan itu adalah hal yang berbeda karena disini sebuah kesalahan tengah ditertibkan dan pengampunan dalam situasi apapun akan menjadi suatu dosa.
Ketika seseorang tidak adil seorang hakim atau qadi menghukumnya, seperti halnya orang tua dan guru menanamkan kedisiplinan anak-anak. Hukuman atau tindakan indisipliner tersebut diambil ketika seseorang melanggar syariah atau merampas hak-hak orang lain. Huzoor bersabda ini sangatlah penting untuk memperjelas karena ketika orang tidak adil kepada orang lain, melanggar syariah atau merampas hak orang lain dan pelanggaran nizam jemaat dan Huzoor mengambil khutbah mengenai pengampunan dan lain-lain mereka mulai menulis surat kepada Huzoor seperti yang Huzoor katakan mungkin mereka sangat baik melakukannya saat ini. Mereka mengatakan bahwa sejak Huzoor menyampaikan khutbah mengenai pengampunan mereka harus dimaafkan.
Huzoor bersabda: "Saya telah katakan tentang hal ini sebelumnya saya tidak memiliki permusuhan pribadi dengan siapapun. Beberapa orang menulis surat kepada saya penuh dengan kekasaran namun saya tidak pernah merasakan kemarahan kepada mereka. Surat mereka tidak pernah menghasilkan rasa marah pada diri saya. Orang tersebut biasanya menulis secara anonim atau menulis dengan nama samaran. Bahkan jika mereka menuliskan nama meraka saya meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada tindakan yang diambil atas mereka dalam hal ini bahkan jika mereka menulis surat kasar. Memang, seseorang merasa iba untuk mereka dan saya mendapat kesempatan lebih untuk larut dalam istigfhar dan ini nyata bermanfaat bagi saya.
Hukuman diberikan atau tindakan indisipliner diambil untuk tindakan merampas hak orang lain atau pelanggaran syariah dan ini dilakukukan dengan berat hati, bukan dengan rasa kegembiraan. Hari ketika seseorang dari bagian Amir suatu negara setelah kesalahan seseorang diperbaiki adalah hari kegembiraan terbesar bagi saya. Jadi jangan memaksa saya berada dalam situasi dimana tangan saya terikat karena kewajiban saya. Saya akan katakan ini bahwa jika pihak-pihak membawa masalah ke Dewan Qadha dan Dewan Qadha dan administrasi mencapai keputusan dalam keadaan yang terang dan menempatkan tanggung jawab pada satu pihak untuk menunaikan hak atau mereka dibuat bertanggung jawab untuk membayar uang dalam hal keuangan atau melunasi tanggung jawab lainnya, maka pihak lain yang menerima uang atau yang mendapatkan hak-hak mereka harus memberikan kelonggaran sebanyak mungkin jika pihak yang membayar memiliki keterbatasan keuangan. Kekakuan tidak boleh ditampilkan dalam kasus tersebut.'
Huzoor bersabda bahwa kita harus selalu bersyukur kepada Allah dan merenungkan bahwa Dia telah membuat kita menjadi pengikut seorang yang kepadany Ia menamai 'Al Masih'. Kita harus merenungkan kenapa beliau diberi nama 'Al Masih', apa yang membedakan beliau dengan nabi lainnya? Tidak dapat disangkal bahwa kedudukan dan derajat Rasulullah SAW lebih mulia dibanding dengan Nabi Allah lainnya, Ia telah mencapai puncak derajat dan beliau adalah orang sempurna yang mana hukum syariah sempurna telah diturunkan. Namun para Nabi lainnya memiliki kualitas yang berbeda. Satu kualitas yang membedakan Yesus as menjadi alasan kenapa Masih Mauud disamakan dengan beliau. Hal ini telah dijelaskan oleh Muslih Mauud ra dengan cara yang sangat menarik. Beliau mengatakan bahwa Alkitab telah menyatakan 'Tetapi Aku berkata kepadamu, jangan melawan orang jahat. Jika ada yang menampar pipi kanan, berikan kepad mereka pipi yang lain juga. Dan jika ada yang meminta bajumu, serahkn juga jubahmu. Jika ada yang memaksamu berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersamanya dua mil.' Tidak diragukan lagi ajaran semua Nabi Allah adalah kebaikan namun melihat masanya Yesus as mengajarkan kebaikan lebih besar. Ketika Allah mengutus Masih Mauud dan memanggilnya Al Masih dan menyamakannya dengan Yesus as maknanya adalah bahwa beliau juga diutus dengan ajaran mengenai kebaikan yang lebih besr. Masih Mauud dipanggil Al Masih karena beliau diutus untuk membimbing kaum Nasrani dan dipanggil Krishna karena keterkaitannya dengan umat Hindu. Demikian pula ia telah datang bagi umat Islam dan semua bangsa di dunia tunduk kepada Nabi Suci SAW. Namun penekanannya adalah dalam nama Al Masih karena ajarannya adalah lebih banyak mengenai kebaikan dan mengenai menghapus kekerasan.
Masih Mauud as menulis: 'Tuhan menghendaki agar didalam dirimu terjadi revolusi yang dahsyat dan menyeluruh. Dia menuntut dari dirimu suatu maut, yang sesudah maut itu kamu akan Dia hidupkan kembali. Segeralah berdamai antara satu sama lain, dan maafkanlah kesalahan saudaramu. Sebab jahatlah orang yang tidak sudi berdamai dengan saudaranya. Ia akan diputuskan perhubungannya sebab ia menanam benih perpecahan. Tinggalkanlah keinginan hawa nafsu dalam keadaan apapun, dan lenyapkanlah ketegangan antara satu sama lainnya. Walaupun seandainya kamu dipihak yang benar bersikaplah merendahkan diri, seakan kamu bersalah agar kamu diampuni. Lepaskanlah segala sesuatu yang menggemukan hawa nafsu, sebab pintu yang melaluinya kamu diperkenankan masuk tak dapat dilalui orang yang gemuk oleh hawa nafsunya.
Huzoor bersabda bahwa kita harus mereformasi diri kita dan kita perlu menyajikan itu menjadi contoh yang diperlihatkan dimana dunia akan mengatakan bahwa kita telah mencapai kendali penuh pada emosi kita. Huzoor bersabda ia telah mengatakan saat peresmian masjid di Irlandia bahwa ketika kita akan melakukan tabligh kepada yang lain mereka mungkin sangat baik meminta kita bahwa kita mengatakan mengenai segala sesuatu tentang kaum muslim bahwa mereka tidak memiliki bimbingan karena mereka tidak menerima Masih Mauud as namun revolusi perubahan kita yang kita bawa dalam diri kita sejak kita menerima Masih Mauud? amalan kita harus sesuai dengan ajaran kita. Kita harus merenungkan meskipun orang dari semua agama maaupun yang tidak beragama, semua kaum hindu dan kaum nasrani berkonfrontasi? Tidak, sebagian dari mereka adalah cinta damai dan berpikiran adil. Jika ada beberapa diantara kita yang cinta damai dan juga hanya dalam ucapan saja pengakuannya dan beberapa lainnya tidak bermoral, lalu apa perbedaan antara mereka dengan kita? Perbedaan akan muncul dalam pelaksanaan jika kita akan mempraktekan ajaran kita dan seluruhnya menyingkirkan praktek permusuhan atau setidaknya mengurangi mereka sedemikian rupa bahwa mereka tidak nyata dan semua orang akan merasa jijik untuk menjadi orang yang melakukan permusuhan aneh.
Nabi Suci SAW bersabda bahwa jik melihat kejahatan dan memiliki kemampuan untuk menyingkirkan itu dengan tangan. Jika tidak bisa untuk menghentikannya maka usahakanlah dengan lidah. Dan jika tidak bisa melakukannya maka anda harus merasa tidak suka hal itu didalam hati.
Masyarakat ahmadi juga harus memiliki kesadaran untuk menghentikan perbuatan yang keliru dan tidak bermoral dan untuk memberikan nasihat tentang hal itu dan untuk menyingkirkan itu dan memiliki perasaan tidak menyukai segala bentuk kejahatan. Jika setiap orang memiliki kesadaran ini maka bahkan pribadi asing tidak akan memanjakn diri dalam praktek tak bermoral dan semua orang berusaha untuk meningkatkan standar mereka. Kita harus meniru jalan dimana Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan Masih Mauud as telah menekankan di era ini. Kita harus mengamalkan sikap memaafkan, kelembutan dan rasa cinta. Jika kita melihat seseorang berlaku tidak adil kita harus merasa seolah-olah hal itu ditujukan kepada kita, bahkan kita harus merasa seolah sebagai pribadi dari Masih Mauud as telah mendapat serangan. Ini adalah tugas kita untuk menghentikan serangan dari orang-orang seperti itu, Jika tidak dengan tangan kita, maka dengan lidah kita dan memiliki rasa tidak suka atas sikap tersebut di dalam hati kita serta berdoa bagi para korban untuk diselamatkan dari penyerang. Jika kita akan bereaksi terhadap perbuatan-perbuatan tidak bermoral, warga kita akan bereaksi terhadap mereka; perbuatan jahat ini akan dihapus dari antara kita dengan sendirinya. Namun ini adalah catatan bahwa kadang-kadang, terutama dalam hal pembelaan diri, orang tua dan saudara kandung selalu bergabung dalam perselisihan dan apa yang lebih dari itu dibanding bimbingan, dengan bertopeng persahabatan yang lainpun terlibat kedalamnya. 
Dalam upaya mereformasi masyarakat daripada terlibat dalam ketidak-adilan seperti itu kita harus mempertimbangkan serangan terhadap korban sebagai serangan terhadap Masih Mauud as. Jika kita mengikuti hal ini maka masyarakat kita akan memperbaiki sendiri dengan cepat. Perilaku kita akan memenuhi tujuan Masih Mauud as. Semoga Allah memungkinkan kita menjadi contoh dalam Ibadah kepada Allah seperti halnya contoh moral yang tinggi dan juga memungkinkan kita menjadikan orang lain mengatur diri dan tidak terlibat dalam perselisihan dan membawa keburukan pada Hazrat Masih Mauud as. Semoga Allah melindungi kita dari segala bentuk keangkuhan.
terjemah: Doni Sutriana