Ahmadiyya Priangan Timur

.

Tuesday 17 February 2015

DUA MACAM KETUA-RENTAAN

Manusia mengalami suatu masa melemahnya fisik, yaitu yang disebua masa tua (renta). Pada saat itu matatidak lagi berfungsi, dan telinga pun tidak dapat mendengar lagi. Ringkasnya, semua bagian tubuh menjadi hamper tidak berfungsi sama sekali.

Demikian pula, Ingatlah, masa tua (renta) ini ada dua macam, yakni secara almi dan secara non alamai. Secara alami adalah seperti yang telah dipaparkan tadi, sedangkan secara non-alami adalah tidak mempedulikan penyakit-penyakit yang timbul. Nah, sikap itu membuat manusia inenjadi lemah dan menjadikanya tua sebelum saatnya. 

Sebagaimana di dalam tatanan jasmani berlaku hal demikian, begitu pula yang berlaku di dalam tatanan ruhani. Jika seseorang tidak berusaha mengganti akhlak- akhlak buruk dengan akhlak-akhlak mulia. Serta dengan sifat-sifat yang baik, maka kondisi akhlaknya benar-benar akan jatuh.

Dari sabda-sabda Rasulullah saw. dan dari ajaran Quran Karim hal ini dengan jelas terbukti, bahwa bagi setiap penyakit itu ada obatnya. Namun jika kemalasan telah menguasai seorang manusia, maka selain binasa tidak ada cara lain baginya. Jika seseorang menjalani hidup dengan sikap tidak peduli seperti halnya seorang yang sudah tua-renta maka bagaimana mungkin dia dapat selamat? 

(Malfuzhat, jld. I, hlm. 136-137). 

Firman-Nya:

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” - Ar-Ra’d, 12 

Yakni, Allah tidak akan menjauhkan segala macam musibah dan bencana dari suatu kaum, selama kaum itu sendiri tidak berusaha untuk menjauhkannya. Jangan putus asa. Jika kalian tidak berupaya dengan gigih (sungguh-sungguh) maka bagaimana mungkin dapat terjadi perubahan? Ini adalah Sunnah (kebiasaan) Allah Ta’ala yang tidak pernah berubah, sebagaimana difirmankan:

 “kamu sekali-kali tidak akan pernah akan menemukan perubahan dalam sunnatullah” – Al-Fath:24 

Jadi, Jemaatku maupun pihak lain, mereka dapat melakukan perubahan akhlak apabila mereka melakukan mujahadah (perjuangan sungguh-sungguh) dan memanfaatkan doa. Jika tidak, maka tidak akan mungkin.” 

(Malfuzhat, jld. I, hlm. 137). 

0 komentar:

Post a Comment