“Tragedi-tragedi pun merupakan suatu Tanda. Tragedi samawi (langit) telah mengambil bentuk dalam rupa bencana kelaparan, wabah pes, dan kolera. Wabah penyakit pes suatu azab yang sangat berbahaya, sehingga ia telah mengguncangkan pemerintah [Inggris]. Dan kalau sampai wabah tersebut merajalela, maka seluruh penduduk negeri ini akan punah.
Tragedi-tragedi dari bumi adalah dalam bentuk peperangan dan gempa, yang telah menghancurkan negeri ini. Bagi seorang utusan (rasul) Allah adalah penting untuk memperlihatkan Tanda Samawi (langit) sebagai bukti akan dirinya. Ada satu Tanda yaitu tentang Lekh Ram. Apakah Tanda itu masih tidak cukup?
Sebagai suatu pertempuran, sebuah syarat dipegang hingga beberapa tahun. Lima tahun lamanya pertempuran itu terus berlangsung. Kedua belah pihak masing-masing menyebarkan selebaran. Masalah itu pun menjadi masyhur dimana-mana. Begitu masyhurnya sehingga tidak mungkin ada bandingannya. Lalu demikianlah yang terjadi sebagaimana yang telah dikatakan sebelumnya. Apakah ada tara bandingannya peristiwa yang seperti itu?
Berkenaan dengan “Dharm Mahutsu” pun, beberapa hari sebelumnya telah diumumkan, bahwa Allah Ta’ala telah memberitahukan kepada kami, bahwsanya artikel kamilah yang akan unggul dari sekian artikel lainnya. Orang-orang yang menyaksikan pertempuran besar tersebut mereka dapat merenungkan sendiri, bahwa mengeluarkan suatu pengumuman seperti itu sebelum tiba waktunya bukanlah suatu tebakan atau khayalan, kemudian demikianlah yang terjadi sebagaimana yang telah dikatakan.
Wa ākhiru da’wanā ‘anil- hamdulillāhi rabbil ‘ālamīn.
(Malfuzhat, jld I, hlm. 51 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897).
0 komentar:
Post a Comment