Ahmadiyya Priangan Timur

.

Sunday 19 July 2015

Mutiara-Mutiara Hikmah dari Khalifatul Masih II ra

Ringkasan Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
tanggal 27 Maret 2015 di Masjid Baitul Futuh, Morden, London, UK.

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)

Hadhrat Masih Mau’ud as telah menyebutkan 5 cabang tujuan kedatangan beliau as yang salah satunya ialah penerbitan dan penyebarluasan selebaran (informasi, pemberitahuan) dalam rangka tabligh, dakwah dan itmaamul hujjah (penyempurnaan hujah). Beliau as bersabda: “Saya telah memutuskan untuk menerbitkan 40 selebaran pada hari ini sebagai penyempurnaan bukti bagi orang-orang yang menentang dan yang menolak. Jadi pada hari kiamat, saya dapat menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala bahwa saya telah memenuhi tugas yang untuk itu saya diutus.”

Hadhrat Masih Mau’ud as telah menerbitkan banyak selebaran bahkan sebelum beliau mendakwakan diri serta terus menerbitkannya hingga beliau wafat. Semua selebaran ini merupakan khazanah bagi dunia keagamaan. Ini merupakan keinginan yang mendalam dan yang sangat kuat dari diri beliau untuk menyelamatkan umat Islam, Kristen dan para pengikut agama lain dari kehancuran. Dan beliau sendiri bekerja dengan sangat rajin demi tercapainya tujuan ini. Bahkan selebaran beliau yang lebih kecil memperlihatkan perhatian serta kasih sayang beliau yang begitu mendalam bagi umat manusia dan untuk perbaikannya. Saat ini para Ahmadi harus mengekalkan dalam diri mereka keprihatinan dan kepedihan hati serta kepedulian terus hidup dan berlanjut untuk membuat perbaikan bagi sesama makhluk dan semuanya menaruh perhatian akan hal ini.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra meriwayatkan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as terus bekerja siang dan malam meskipun sedang dalam keadaan sakit. Beliau akan menerbitkan suatu selebaran dan akan terus menerbitkan selebaran lainnya selama para penentang belum reda melakukan aksinya. Beberapa orang berfikir bahwa dengan sering menerbitkan selebaran-selebaran maka dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan atau merusak. Namun Hadhrat Masih Mau’ud as mengatakan, “Besi yang panas akan mudah diolah dan dicetak. Oleh karena itu, saat besi sedang panas-panasnya, seseorang harus mengolahnya dalam suatu cetakan.” Setiap kali penentangan mereka mereda, beliau buat lagi selebaran lain. Selebaran beliau itu akan menimbulkan badai protes lagi. Namun, beliau tetap terus melakukan pekerjaan beliau siang dan malam. Inilah rahasia kesukesan beliau.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra meriwayatkan bahwa pada masa Hadhrat Masih Mau’ud as, tabligh dilaksanakan melalui selebaran-selebaran yang terdiri dari 2 hingga 4 halaman. Penerbitannya menciptakan kehebohan di seluruh negeri. Sejumlah 1.000 atau 2.000 selebaran diterbitkan.
Hadhrat Mushlih Mau’ud ra bersabda bahwa karena Jemaat telah tumbuh berkembang secara luas, maka mungkin diperlukan 100.000 selebaran untuk diterbitkan.

Beberapa tahun yang lalu (tiga atau empat tahun lalu), saya (Hadhrat Khalifatul Masih V aba) menginstruksikan kepada Jemaat untuk mempersiapkan serta mendistribusikan selebaran kecil sehingga dunia dapat mengetahui Islam yang sebenarnya dan juga diberitahukan bahwa Allah Ta’ala telah mengirim Hadhrat Masih Mau’ud as pada zaman ini untuk menghidupkan kembali ajaran Islam. Distribusi selebaran di seluruh dunia berjalan sangat sukses. Saya telah mengirim para Mahasiswa Jamiah ke Spanyol untuk bertanggung jawab atas tugas ini. Para mahasiswa Jamiah Canada mendistribusikannya di negara-negara Amerika Tengah yang memperluas tabligh dan walhasil banyak yang baiat. Selebaran yang hanya satu atau dua halaman ini hendaknya secara dawam diterbitkan dan disebarkan.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra memperingatkan tentang selebaran yang dipersiapkan secara pribadi karena hal tersebut dapat menimbulkan unsur ‘ujub (Narsisme, kemenonjolan diri). Hadhrat Masih Mau’ud as biasa meriwayatkan sebuah kisah berkenaan dengan hal ini. Seorang wanita memiliki cincin yang sangat indah namun tidak satupun sahabatnya yang mengagumi cincin itu. Wanita tersebut kemudian membakar rumahnya dan segalanya menjadi terbakar. Ketika semua orang berkumpul, wanita ini berkata kepada mereka, segalanya telah hancur karena terbakar api kecuali cicinnya ini yang selamat. Seseorang bertanya kepadanya kapan dia membuat cincin itu. Wanita itu menjawab jika saja ada orang yang telah menanyakan hal tersebut sebelumnya, maka rumahnya bisa terselamatkan.

Seraya menceritakan berbagai macam riwayat Hadhrat Masih Mau’ud as dan para sahabat beliau, Hadhrat Mushlih Mau’ud ra bersabda bahwa ketika para syuhada Afganistan sedang dilempari batu, mereka menghadapi situasi tersebut dengan gagah berani. Mereka hanya berdoa meminta petunjuk bagi mereka yang melempari batu itu. Kecintaan yang menggelora terhadap Allah Ta’ala mengubah cara berfikir seseorang. Kata-katanya memiliki pengaruh yang luar biasa dan wajahnya memancarkan cahaya rohani. Ribuan orang datang untuk melihat Hadhrat Masih Mau’ud as di Qadian dan seraya melihat wajah beberkat beliau as, mereka berkata bahwa ini bukanlah wajah seorang pendusta dan mereka menerima beliau as tanpa mendengarkan beliau as berkata satu patah kata pun. Bahkan sekarang orang-orang melihat foto beberkat Hadhrat Masih Mau’ud as dan kemudian berbaiat.

Hadhrat Masih Mau’ud as biasa bersabda bahwa pada saat itu ada 3 jenis orang di dalam Jemaat beliau as. Mereka yang telah mendengar pendakwaan beliau as serta telah berusaha untuk memahaminya dan kemudian menjadi seorang Ahmadi. Mereka mengetahui tujuan kedatangan beliau as dan mereka juga mengetahui bahwa mereka harus memberikan pengorbanan karena Jemaat para nabi sebelumnya juga harus memberikan pengorbanan.

Kemudian ada beberapa orang yang telah bergabung ke dalam Jemaat ini hanya karena Hadhrat Nuruddin ra, yang merupakan pembimbing mereka dan mereka menganggap beliau sebagai seorang wujud yang terhormat dan bijaksana, sehingga mereka berbaiat karena beliau ra sendiri telah berbaiat. Mereka tidak memahami hikmah di balik kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud as dan tujuan dari misi beliau as.

Kemudian ada beberapa anak muda yang telah bergabung ke dalam Jemaat karena mereka sangat ingin menjadi bagian dari sebuah Jemaat Islam dan itulah alasan mereka bergabung ke dalam Jemaat. Ketika mereka menyadari bahwa tujuan utama dari Jemaat adalah agama, maka mereka pun pergi. Mereka hanya antusias untuk menjadi bagian dari sebuah organisasi. Dan karena tidak mungkin bagi mereka untuk menjalankan rencana seperti ini di kalangan muslim lainnya, maka mereka masuk Jemaat.

Mereka kira, misi Hadhrat Masih Mau’ud as adalah mendirikan sebuah organisasi saja bukan sebuah Jemaat rohani. Memang, banyak organisasi berkembang dengan cara yang berbeda dalam hal keimanan. Kemajuan dalam hal keimanan membutuhkan akhlak yang tinggi, rasa pengorbanan, shalat, puasa, ketergantungan dan ketaatan kepada-Nya. Dunia mungkin memandang hal-hal ini sebagai sesuatu yang gila namun dalam pandangan Allah Ta’ala, orang-orang yang mengikuti berbagai hal ini semua adalah orang-orang yang paling bijaksana.

Bahkan, pada saat ini, ada anak-anak muda di kalangan umat Islam yang memiliki semangat yang tidak terarah dan hanya antusias untuk bergabung ke dalam sebuah kelompok di kalangan umat Islam yang akan memberikan mereka identitas sebagai seorang Muslim. Berbagai laporan mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tentang agama.

Jika kita mengira bahwa kita dapat berbohong setiap kali perlu untuk berbohong, menipu dan mengelabui orang lain di manapun jika perlu, dan bergunjing serta mendengki kapanpun diperlukan, maka kita hendaknya ingat bahwa kita tidak akan pernah memperoleh kemajuan yang dijanjikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as. Dalam hal keimanan, segala aspek tersebut tidak mengandung sedikit pun keberkatan namun sebaliknya malah akan menarik laknat ilahi.

Perihal latar belakang dan keharusan berdirinya sekolah Talimul Islam di Qadian. Seraya mengkisahkan riwayat-riwayat masa-masa permulaan ketika para guru sekolah menengah (kelas 7 dan 8) di Qadian hampir semua beragama Arya (Hindu) karena sekolah tersebut milik kalangan mereka, Hadhrat Mushlih Mau’ud ra bersabda guru-guru beragama Arya ini akan mengajarkan anak-anak untuk tidak makan daging. Mereka juga menentang terhadap ajaran Islam. Anak-anak akan pulang dan menceritakannya kepada keluarga mereka.

Beliau ra berkata bahwa pada hari pertama di Sekolah Dasar Negeri yang mayoritas gurunya ialah orang Arya, beliau dikirimi bekal makanan dari rumah. Beliau pergi dan duduk di bawah sebuah pohon untuk menyantap bekal yang isinya hati. Anak yang lain yang beragama Islam yang sedikit lebih tua datang menghampirinya dan terkejut bahwa beliau sedang makan ‘maas’ (daging, istilah yang digunakan untuk menyebut daging oleh guru-guru Arya). Anak itu mengatakan bahwa para guru telah melarang para murid untuk memakan daging karena itu adalah hal yang kejam dan sangat buruk.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra bersabda, ini merupakan pertama kalinya beliau mendengar istilah ‘maas’ dan beliau tidak tahu apa artinya. Para murid Muslim selalu saja mendengar dari para guru mereka yang Arya perihal ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Islam. Setelah pulang, mereka menceritakannya kepada orangtuanya.

Ketika kisah ini sampai ke Hadhrat Masih Mau’ud as, beliau bersabda, “Walau bagaimana pun, yang jelas Jemaat harus melakukan pengorbanan dan Sekolah Dasar milik kita sendiri hendaknya dibuka.” Sekolah Dasar pun berhasil didirikan. Kemudian, Nawab Muhammad Ali Khan Sahib, suami saudari Hudhur II ra, sangat antusias untuk membuka sekolah. Dan ketika beliau pindah ke Qadian, beliau membuka Sekolah Menengah di sana. Sekolah Tinggi pun menyusul dibangun yang memakan waktu untuk berkembang.

Pada waktu Hadhrat Mushlih Mau’ud ra menulis, bersabda, saat ini ada sekitar 1700 siswa di Qadian, dan jika dihitung dengan siswa perempuannya, maka ada sekitar 3000 siswa. (padahal, sebelumnya hanya 170, 200, 300, 400, dan seterusnya) Kemudian Madrasah Ahmadiyya dibentuk dan para mubaligh lulus setiap tahunnya.

Pada masa-masa permulaan, anggota Jemaat kebanyakan adalah berasal dari kalangan orang-orang yang berpenghasilan kecil dan hanya ada sedikit di antara mereka yang sejahtera. Begitu banyaknya sehingga Hadhrat Khalifatul Masih I ra mengatakan bahwa sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, pada awalnya, umumnya orang-orang penting dan terkemuka tidak beriman kepada para nabi Allah sehingga ini pun merupakan tanda kebenaran dari Hadhrat Masih Mau’ud as.

Pada hari ini, dengan karunia Allah Ta’ala, Jemaat menjalankan ratusan sekolah dan kampus di seluruh dunia. Anggota Jemaat sekarang termasuk dari kalangan para ahli terkemuka dan orang-orang penting. Di sini, para Ahmadi merupakan anggota parlemen nasional sedangkan di Afrika, banyak Ahmadi yang menduduki posisi kementrian yang tinggi. Tidak hanya meraih kedudukan yang tinggi secara duniawi namun mereka juga memiliki ketinggian rohani.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra kemudian menjelaskan perihal para Ahmadi menghadapi segala kekerasan di depan mereka pada masa permulaan lalu turunlah karunia-karunia Ilahi setelahnya. Diantara sikap kekerasan dimaksud adalah para Maulwi mengeluarkan fatwa terhadap orang-orang Ahmadi. Fatwa tersebut berupa dorongan agar membunuh orang-orang Ahmadi, merampas rumah-rumah mereka dan menikahi para wanita Ahmadi tanpa diceraikan oleh suami mereka, yang seharusnya haram di kalangan mereka, itu malah berpahala dan baik bagi kalangan mereka (laki-laki Muslim) yang dihasut para ulama tersebut.

Orang-orang yang bertabiat buruk menggunakan fatwa-fatwa tersebut sebagai tipu muslihat untuk menjalankan keburukan mereka. Waktu itu para Ahmadi diusir dari rumah mereka dan dipecat dari pekerjaan mereka. Harta benda mereka dirampas. Banyak yang terpaksa pindah ke Qadian dan hal ini memberikan tekanan yang besar pada sumber daya yang sedikit di Qadian.

Namun mengherankan,  ratusan orang di antara mereka malah diberi makan dua kali sehari dan orang-orang Qadian membuka pintu rumah mereka bagi mereka yang telah pindah dan seluruh keluarga menempati satu  ruangan yang disediakan oleh tuan rumah. Setiap pagi akan membawa persoalan dan tanggung jawab yang baru seperti yang dihadapi pada malam setiap malam. Bagaimanapun juga, keyakinan teguh mereka terhadap "أليس الله بكاف عبده"  “Tidak cukupkah Tuhan bagi hamba-Nya” senantiasa mengurangi semua kesulitan yang dihadapi.

Sekarang para Ahmadi dianiaya di dunia, namun sebagian besar situasi di Pakistan tidaklah seperti dahulu. Para Ahmadi telah pindah ke seluruh belahan dunia. Ketika dihadapkan dengan berbagai kesulitan, maka Firman Ilahi senantiasa bekerja sebagai pendukung bahkan pada hari ini. Hari ini, Langgar Khana Masih Mau’ud as berjalan di seluruh belahan dunia. Allah Ta’ala tidak pernah meninggalkan kita dan jika kita tetap menjalin hubungan dengan-Nya, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita di kemudian hari. Memang, perlu adanya pengorbanan yang siap diberikan oleh para Ahmadi dan dengan karunia Allah Ta’ala, setiap pengorbanan senantiasa membuka jalan-jalan baru.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra meriwayatkan bahwa seorang Hindu memiliki hubungan yang begitu tulus dengan Hadhrat Masih Mau’ud as sehingga Hadhrat Masih Mau’ud as bahkan setiap kali memerlukan uang beliau meminjam uang darinya. Alasan atas sikap tulusnya adalah bahwa dia telah melihat beberapa tanda Hadhrat Masih Mau’ud as jauh sebelum beliau mendakwakan diri. Pada waktu itu, mereka menginap di Sialkot. Pada suatu malam Hadhrat Masih Mau’ud as terbangun dan terlintas di hati beliau bahwa rumah tersebut sedang dalam bahaya. Jadi, beliau as membangunkan teman-teman beliau dan menyarankan agar keluar dari rumah. Teman-teman beliau mengeluh karena merasa tidur mereka terganggu. Mereka berkata bahwa tidak akan terjadi apa-apa, itu hanya khayalan beliau as saja, kemudian mereka kembali tidur. Sementara itu, perasaan Hadhrat Masih Mau’ud as semakin kuat dan beliau sekali lagi mengatakan kepada teman-teman beliau bahwa beliau mendengar suara mencicit dari langir-langit rumah dan mereka harus segera keluar. Beliau as begitu memaksa teman-temannya sehingga tidak ada lagi pilihan bagi mereka kecuali menyetujuinya. Hadhrat Masih Mau’ud as yakin bahwa rumah tersebut aman sejauh ini karena beliau masih berada di dalamnya dan beliau sendiri dilindungi oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, beliau meminta teman-temannya agar keluar dari rumah terlebih dulu. Ketika teman-teman beliau sudah keluar dan tepat ketika beliau melangkahkan kaki keluar dari rumah, atap rumah tersebut ambruk.

Hadhrat Mushlih Mau’ud ra biasa meriwayatkan sebuah kisah bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as suatu kali berpergian dengan kereta kuda dari Amritsar. Seorang Hindu berbadan besar bergegas ke atas kereta dan duduk dengan kaki yang dilunjurkan. Hadhrat Masih Mau’ud as duduk di tempat sempit yang tersisa. Hari itu adalah musim panas dan panasnya sungguh tak tertahankan. Allah Ta’ala begitu menghendaki adanya sekumpulan awan yang menaungi dan memberikan keteduhan di atas kereta beliau sepanjang jalan hingga kota Batala. Orang Hindu itu berkata, “Anda tampaknya merupakan seorang suci yang istimewa dari Allah Ta’ala.”

Memang, perlakuan Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya dapat menjadi hal yang mengherankan jika diperhatikan oleh orang lain. Namun, syaratnya adalah kecintaan dan penghambaan yang sempurna kepada-Nya. Tidak diragukan lagi, orang-orang yang seperti ini akan dalam kondisi akhir yang baik. Secara duniawi, orang-orang yang berasal dari Allah Ta’ala mungkin tidak dihargai di mata dunia namun pada akhirnya mereka dihargai. Hal ini awalnya ialah dengan kecintaan dan penghambaan terhadap Allah Ta’ala yang pada akhirnya diganjar dengan pertolongan Allah Ta’ala.

Ada seseorang yang mendukung Hadhrat Masih Mau’ud as bernama Munshi Ahmad Jan Sahib. Beliau meninggal dunia sebelum pendakwaan Hadhrat Masih Mau’ud as. Namun, dengan wawasan kerohaniannya, beliau mengakui kualitas Al-Masih yang dimiliki Hadhrat Masih Mau’ud as. Sebelum meninggal, beliau menasehati anak-anaknya bahwa beliau akan meninggalkan dunia namun mereka hendaknya memperhatikan bahwa Mirza Sahib pasti akan menyampaikan pendakwaan dan beliau menasehatkan kepada anak-anaknya untuk menerima beliau as. Sewaktu muda, Munshi Sahib telah mengkhidmati seorang suci selama 12 tahun dengan menggerakkan sebuah treadmill yang ditarik oleh sapi (penggilingan untuk mendapatkan tepung) sebelum orang suci itu memberikan ilmu rohaninya kepada beliau.

Orang-orang yang dianggap memiliki kerohanian tinggi sangat kikir memberikan pengetahuan rohani mereka kepada yang lain. Hadhrat Masih Mau’ud as tidak hanya memberikan semua pengetahuan rohani kepada dunia namun juga menyingkapkan segala persoalan yang hingga saat ini belum diketahui dan menyebarluaskannya. Akan tetapi, kendati pun demikian, seperti yang dinubuatkan oleh banyak hadits, orang-orang tidak menghargainya dengan penghargaan yang semestinya atas beliau as.

Senyatanya, orang-orang yang dipandang sebagai rohaniawan oleh para penduduk dunia tidak dapat bersaing dengan atau tidak dapat mencapai keluhuran mereka yang telah dikirim oleh Allah Ta’ala khususnya dengan tugas untuk mengadakan perubahan di dunia, untuk meningkatkan kerohaniannya dan membawanya semakin dekat dengan-Nya.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa Allah Ta’ala telah mengirim beliau untuk menghilangkan segala kepahitan yang telah berkembang di dalam hubungan antara Allah Ta’ala dengan makhluk-Nya dan menggantinya sekali lagi dengan kecintaan dan ketulusan. Untuk menyingkapkan kebenaran agama yang telah tersembunyi dari mata dunia dan menunjukan teladan kerohanian yang telah dikubur di bawah kegelapan keinginan pribadi! Dan lebih dari segalanya adalah sekali lagi untuk menaburkan benih-benih Ketauhidan Ilahi  yang gilang-gemilang yang telah dimiliki dunia namun telah ditinggalkannya.

Kita berdoa kepada Allah supaya Dia memberi taufik kepada kita untuk menunaikan hak baiat, menikmati perjumpaan Ilahi, mengetahui hakikat-hakikat agama dan mengamalkannya, kita menambah kerohanian, meraih bagian dari kilau tauhid hakiki. Begitu juga kita berdoa semoga Allah memberi taufik kepada penduduk dunia supaya mengetahui hal-hal itu, memberi taufik kepada umat Islam khususnya agar memahami apa yang ada di hati Hadhrat Masih Mau’ud dan Mahdi Ma’hud as berupa keprihatinan atas Islam dan mereka masuk kedalam baiat kepada beliau as.

Hudhur mengumumkan akan melaksanakan 2 shalat jenazah ghaib. Pertama, Noman Ahmad Anjum dari Karaci disyahidkan pada tanggal 21 Maret ketika ada penyerang bersenjata menembaknya ketika sedang berada di toko. Segera pemilik toko memberi tahu saudaranya agar segera datang ke tempat kejadian. Ambulans telah dipanggil namun Noman Ahmad Anjum meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Beliau lahir di Rabwah pada tahun 1985 dan merupakan seorang Musi. Beliau merupakan seorang Ahmadi muda yang setia. Para penentang telah mengancamnya sebelumnya dan beliau senantiasa berkata kepada adiknya untuk berhati-hati. Semoga Allah Ta’ala meninggikan derajat beliau.

Kedua, seorang insinyur, Farooq Ahmad Khan Sahib, seorang Naib Amir wilayah Peshawar, meninggal dunia pada kecelakaan mobil. Beliau lahir pada tahun 1954 dan meskipun keluarga beliau telah masuk Jemaat Ahmadiyah pada masa permulaan, namun kemudia mereka masuk ke Jemaat Lahore. Farooq Sahib baiat pada tahun 1989 dengan kembali ke Jemaat Ahmadiyah. Beliau merupakan seorang musi. Semoga Allah Ta’ala mengampuni beliau serta menurunkan berkat kepada beliau.

Penerjemah: Hafizurrahman; editor: Dildaar Ahmad

0 komentar:

Post a Comment