Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday 20 August 2015

Menengok Kemeriahan HUT RI di Tenjowaringin - Tasikmalaya


Masyarakat Desa Tenjowaringin larut dalam kemeriahan peringatan HUT RI 70
Reporter: Winie Wilianurunnisa

Salawu, Tenjowaringin 13/Agistus 2015
Desa Tenjowaringin adalah sebuah Desa di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat yang berada di kaki gunung Cikurai. Penduduknya yang hampir 80% warga Ahmadiyah tersebut ikut aktif dalam kegiatan menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke 70 ini. Berikut penulis melaporkan dari lokasi.

Pukul 14:00 siang, satu persatu warga Desa Tenjowaringin dari 14 DKM (Dewan Kemakmuran Mesjid) termasuk 8 DKM Jema’at Ahmadiyah (Bojongsirna, Cigunung Tilu, Citeguh, Kersamaju, Nagrak, Sukasari, Wanasigra dan Wanasigra Wetan), mulai berdatangan memadati lapangan SDN Panenjoan. Hari itu, Kamis tanggal 13 Agustus 2015 adalah awal dari kemeriahan acara menyambut HUT RI yang ke-70 tahun. 

Acara yang dibuka dengan sambutan Kepala Desa Tenjowaringin, A. Kodir itu diisi oleh lomba MTQ yang diikuti peserta dengan 3 tingkatan usia, yaitu usia SD (Anak-anak), usia SMP (Remaja) dan usia SMA-Umum (Dewasa). Acara lomba MTQ dimulai pada pukul 15:30, peserta usia anak-anak berjumlah 27 orang. Kemudian dilanjutkan oleh peserta usia remaja setelah selesai Shalat Maghrib. Lalu dilanjutkan oleh peserta usia dewasa. Semua peserta terlihat begitu antusias dalam mengikuti lomba, tak terkecuali, para penonton yang ikut menyaksikan dan meramaikan acara itu. Sayangnya, karena waktu yang tidak memungkinkan, acara lomba dilanjutkan pada keesokan harinya.

Tanggal 14 agustus, lomba pun dilanjutkan pada pukul 15:00 diisi oleh Lomba Pidato dan Kaligrafi. Perwakilan dari Lajnah Imailah (LI) dan Nashiratul Ahmadiyah Indonesia (NAI) pun turut serta dalam acara lomba yang diadakan se-Desa Tenjowaringin itu. Kemeriahan di Panenjoan tersebut berlangsung hingga tanggal 16 Agustus.

Pagi hari di tanggal 16, hampir semua Warga Desa Tenjowaringin, serta beberapa perwakilan dari LI Jema’at Ahmadiyah Daerah Tasikmalaya dan sekitarnya berbondong-bondong menuju kampung Cikuray untuk mengikuti jalan santai bertabur hadiah menarik, yang salah satu hadiah utamanya adalah Lemari Es. Jalan santai dengan rute Cikuray-Sukasari itu dimulai pada pukul 07:30. Seolah tanpa lelah, para peserta begitu semangat melangkahkan kakinya sepanjang kurang lebih 4 km. Semangat para pejuang dulu nampaknya menyelimuti semua peserta yang mencapai ratusan orang itu. 

Sesampainya di tempat yang telah ditentukan, yaitu di Sukasari (Lapang Panenjoan), semua peserta disambut oleh Bazar berbagai macam makanan dan pakaian yang diisi oleh LI. Lalu dimeriahkan juga dengan pertunjukan musik dan pembagian hadiah yang semakin membuat lelah semua peserta hilang. Pesta rakyat hari itupun berlangsung hingga pukul 13:00.

Puncak acara yang dinanti-nanti telah tiba. Tanggal 17 agustus 2015, tepat di 70 tahun kemerdekaan Indonesia, hari Senin pukul 08:00 dimulai dengan upacara yang diikuti oleh warga Desa Tenjowaringin dengan khidmat. Pengibaran Sang Saka Merah Putih dilaksanakan oleh PASKIBRA SMA Plus AL-Wahid diiringi lagu Indonesia Raya oleh Marching Band SMP PGRI 15 Salawu. Upacara pun berlangsung hingga pukul 09:30.

Setelah upacara selesai, semua peserta upacara dan warga melakukan pawai dari Cikuray hingga kampung Cibuluh. Mereka riuh unjuk kreatifitas dengan menggunakan berbagai macam kostum dan membuat berbagai hiasan bernuansa kemerdekaan. Ada yang menggunakan pakaian ABRI, memakai topeng, dan MKAI (Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia) Tenjowaringin pun turut serta, dengan mengusung tema “Indonesia Rumah Yang Aman Bagi Penghuninya”, masing-masing berperan sebagai orang Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Kita bisa menarik makna dari tema yang diusung tersebut, bahwa Indonesia adalah tempat yang semestinya aman bagi semua agama, bagi semua pihak, bagi semua warga negaranya. Karena itu adalah salah satu wujud dari kemerdekaan Indonesia, yang sebenarnya.




0 komentar:

Post a Comment