Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 16 May 2014

PERIHNYA DOSA

Pada tanggal 4 Desember 1901 Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:
“Ada satu hal penting yang ingin saya jelaskan. Walaupun kesehatan saya tidak baik, namun dikarenakan besok Nawab Sahib akan berangkat, maka saya kira tepat apabila saya jelaskan supaya beliau pun dapat mendengar dan warga Jemaat lainnya juga bisa mendengarkan.

Hal yang saya maksudkan adalah sebagai berikut. Seluruh nabi ‘alaihimus-salaam telah datang ke dunia. Walaupun hukum-hukum yang telah mereka perdengarkan kepada dunia secara terinci dan panjang tetapi banyak bagian yang dijelaskan. Hal-hal mengenai Tauhid, budaya, niaga, dan akhirat. Ringkasnya, sekian banyak perkara yang diperlukan oleh manusia, telah mereka berikan petunjuk-petunjuk serta ajaran berkenaan itu semua.

Di samping seluruh ajaran dan petunjuk-petunjuk parsial tersebut, tujuan kedatangan nabi yang sebenarnya adalah supaya orang-orang terlepas dari dosa lalu membenci segala macam keburukan dan pekerjaan-pekerjaan tidak baik, dan kemudian menjadi untuk Allah semata. Inilah tujuan sebenarnya penciptaan manusia, yakni menjadi sepenuhnya untuk Allah. Oleh karenanya tujuan pengutusan para nabi ‘alaihimun-salaam adalah membimbing manusia ke arah itu, supaya manusia menemukan kembali barang miliknya yang telah hilang serta tujuannya tersebut.

Dosa itu banyak sekali, banyak cabang dan ranting-rantingnya, sampai-sampai segala macam kelalaian ringan pun termasuk dosa. Akan tetapi berlawanan dengan tujuan agung tersebut dosa besar yang tampil untuk menyesatkan manusia dari tujuan yang sebenarnya adalah syirik.

Tujuan sebenarnya penciptaan manusia adalah supaya sepenuhnya menjadi untuk Allah semata dan selalu menjauhi dosa serta penyebab-penyebabnya. Oleh karena itu sejauh mana terjeratnya manusia bernasib buruk di dalam hal-hal tersebut, sedemikian jauh pulalah dia menyimpang dari tujuannya yang sejati, sampai akhirnya dia terjatuh dan terjatuh di tempat hina yang merupakan tempat bercokolnya bala musibah, kesulitan-kesulitan, dan segala macam penderitaan serta kedukaan yang juga dinamakan jahannam (neraka).

Lihatlah, jika ada bagian tubuh manusia yang bergeser dari tempatnya yang semula, misalnya, jika lengan terlepas, atau kelingking atau ibu jari terlepas dari tempatnya, maka betapa hebatnya rasa sakit dan perih yang timbul. Kenyataan jasmaniah ini merupakan satu dalil kuat untuk alam ruhani dan ukhrawi, dan merupakan satu bukti keberadaan neraka.

Dosa adalah sesuatu yang membelokkan manusia menyimpang jauh dari tujuan penciptaannya. Jadi, timbulnya rasa perih akibat bergesernya sesuatu dari tempatnya yang sebenarnya adalah mutlak. Jadi, syirik adalah sesuatu yang menggeser manusia dari tujuannya yang sebenarnya, lalu menjadikannya sebagai pewaris neraka.”

(Malfuzhat, jld. II, hlm. 78-79).