Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday 22 May 2014

JANGAN DUDUK BERPANGKU-TANGAN

“Kalian harus ingat, bahwa yang membaktikan dirinya demi Tuhan ia tidak lambat atau berpangkutangan. Tidak, tidak pernah demikian. Bahkan orang semacam menjadi lebih aktif dan cerdas dibandingkan sebelumnya. Sifat lamban tidak akan menimpanya.

Amar bin Khuzaina meriwayatkan dalam hadits, bahwa Hadhrat Umar r.a. bertanya kepada ayah beliau, apa yang menyebabkannya berhenti menanam pohon di kebunnya. Ayahnya menjawab bahwa dia sudah tua dan dia mereka tidak lama lagi akan meninggal. Hadhrat Umar r.a.s mengatakan bahwa ayahnya harus tetap menanam pohon, kemudian ia (Amar) menyaksikan bahwa Hadhrat Umar r.a. membantu ayah beliau menanam pohon di ladang.

Rasulullah saw. selalu memohon perlindungan Allah terhadap sifat lamban. Saya berulang kali menyatakan kepada kalian bahwa kalian jangan menjadi lamban. Tuhan tidak mengatakan bahwa kalian jangan bekerja untuk meraih karunia, bahkan Dia telah mengajarkan doa untuk meminta hasananut- dunya (kebaikan dunia). Tuhan tidak menyukai seseorang duduk berpangku tangan. Dia berfirman: Laisa lil insāni illa masa-ā – manusia tidak akan memperoleh kecuali apa yang dia usahakan (An-Najm, 40).

Untuk itu orang mukmin harus bekerja keras. Tetapi saya berulang kali mengatakan sebanyak mungkin, bahwa upaya meraih hal-hal dunia jangan menjadi segala-galanya dan akhir segala-galanya. Agama harus menjadi tujuan sedangkan dunia harus menjadi pengkhidmatnya.

Sering kali orang-orang kaya dapat berbuat apa-apa yang diluar kemampuan orang miskin. Di zaman Rasulullah saw., orang yang kemudian menjadi Khalifah pertama telah memberikan pengkhidmatan tak tertandingi kepada orang Islam setelah beliau masuk Islam. Beliau telah berbuat demikian karena beliau adalah pedagang besar, beliau menjadi sahabat dan Khalifah pertama dan dimuliakan dengan gelar shiddiq.”

(Malfuzhat, jld. II, hlm. 92).