Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday, 12 June 2014

Friday Sermon: Keitaatan Tanpa Syarat kepada Khilafat

Khutbah Jumah, Hazrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (aba) 6 Juni 2014
Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana mereka berakar kuat? Dan di bumi, bagaimana ia dihamparkan? '(88:18-21)
Hadhrat Khalifatul Masih menilawatkan ayat-ayat di atas dan menyampaikan bahasan tentang ketaatan pada khotbah Jum’at hari ini. Hadhrat Masih Mau’ud as. telah menjelaskan tentang ketaatan pada nabi dan imam (kepemimpinan rohani) yang sedang memimpin dengan mengacu pada ayat-ayat ini. Beliau telah mengaitkan, yang mungkin nampak aneh, antara unta dan ketaatan pada nabi dan imamah. Namun, makna rohani yang mendalam dari kata-kata Hadhrat Masih Mau'ud as. memberitahu kita bahwa ada beberapa kata untuk unta dalam bahasa Arab, tetapi kata tertentu yang digunakan dalam ayat di atas adalah kata benda jamak dan ini menandakan bahwa Allah bermaksud untuk menjelaskan ciri-ciri budaya dan umum unta di sini. Unta memiliki rasa ketaatan. Unta berjalan / bepergian dalam satu garis panjang dan dipimpin oleh unta berpengalaman di depan. Sisanya mengikutinya dengan kecepatan yang sama dan tidak ada yang punya rencana atau cita-cita untuk berjalan sejajar dengan yang memimpin mereka, seperti hewan lain, misalnya kuda. Oleh karena itu dalam ayat pertama Allah telah menggunakan kata Arab khusus untuk unta untuk menarik perhatian pada landasan umum unta yang bepergian dalam satu baris panjang dan dengan demikian telah menekankan pada perlunya Imam untuk menjaga persatuan. makna unta bepergian dalam satu baris adalah bahwa Imam diperlukan untuk memandu perjalanan hidup dan untuk menghindari tersesat. Unta tidak lalai dalam melakukan perjalanan panjang, dalam arti bahwa ia menyimpan air. Demikian pula orang-orang mukmin sejati harus sadar dan siap untuk perjalanan hidup mereka dan menyiapkan perbekalan, dan perbekalan terbaik dalam hidup adalah ketakwaan.
Kita telah mendapat taufik untuk menerima Hadhrat Masih Mau’ud as. di zaman ini dan setelah beliau, sistem Khilafat telah dianugerahkan kepada kita, yang harus kita hargai dan coba pahami hakekatnya. Hadhrat Masih Mau’ud as. telah bersabda bahwa orang-orang yang akan Bai'at atas nama-beliau akan terus datang, itulah hubungan langsung Khilafat dengan beliau. Penjelasan Hadhrat Masih Mau’ud as. mengenai ayat di atas jelas menunjukkan bahwa pengembangan kerohanian dan ketetapan orang yang Bai'at kepada beliau adalah dengan tetap terhubung dengan Khilafat. Kemajuan Jama'at juga adalah dengan tetap terhubung dengan Khilafat, ini memudahkan dalam menghadapi serangan setan.
Rasulullah saw. bersabda bahwa Imam adalah seperti perisai. Memang, keselamatan adalah di belakang perisai saja. Dan berada di belakang perisai berarti ketaatan yang sempurna. Rasulullah saw. juga bersabda bahwa barangsiapa mentaati amirnya, dia mentaati beliau, dan barangsiapa mendurhakai amirnya, dia mendurhakai beliau. Al-Qur'an juga memerintahkan ketaatan di beberapa tempat dan memang rahasia untuk kesuksesan umum dan merupakan poin perlu benar-benar dipahami oleh anggota Jemaat.
Sebagian orang bertanya, mengapa kita memiliki batasan tertentu dan tidak memiliki kebebasan dalam hal-hal tertentu. Para Ahmadi harus ingat bahwa Islam mengizinkan segala sesuatu yang dibenarkan. Batasan yang ditetapkan adalah untuk perbaikan aklak, pengembangan akhlak dan kesatuan. Hudhur menasehati para pengurus Jama'at dan mengatakan bahwa jika mereka ingin membantu dalam kemajuan Jama'at maka mereka perlu memahami konsep ketaatan lebih dari orang lain! Jika semua pengurus di semua tingkatan memahami konsep ketaatan, para anggota Jama'at pasti akan memahaminya. Semua orang akan nampak seperti baris lurus unta yang bepergian. Para Amir, Sadr dan pengurus lain harus mengintrospeksi diri atas standar ketaatan mereka dan merenungkan bagaimana mereka menanggapi instruksi dari Khalifah-e-waqt. Apakah mereka mematuhi secara langsung atau mereka membuat pengertian mereka sendiri tentang apa yang diinstruksikan? Beberapa pengurus bertindak atas instruksi yang diterima dari Khalifah-e-waqt tetapi dengan sedikit ragu-ragu. Ini tidak memperlihatkan ketaatan. Ketaatan adalah ketika sesuatu diikuti secara langsung. Memang, boleh saja memiliki pendapat kalian sendiri; Namun ketika Khalifah-e-waqt memutuskan pada sesuatu, maka kita harus mengabaikan pendapat seseorang.
Hadhrat Mirza Bashir Ahmad Sahib biasa mengatakan bahwa ia memegang banyak pendapat dan juga berbagi mereka dengan Khalifah-e-waqt. Namun, jika pendapatnya tidak diterima, maka ia bahkan tidak memikirkan tentang hal itu dan memperlihatkan ketaatan yang sempurna. Hanya ketaatan yang sempurna yang akan membantu kita mencapai derajat yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya saw.. Orang yang Bai'at harus menanamkan pemikiran ini dan harus membuktikannya melalui amalan. Lebih dari orang lain, standar ketaatan ini harus ditunjukkan oleh pengurus dari tingkat atas sampai bawah.
Jika informasi yang mencapai Hudhur benar dan beberapa orang memang mengatakan bahwa ketaatan lengkap mungkin berbahaya, itu mungkin lahir dari latar belakang sejarah Jerman dimana Adolf Hitler menekankan ketaatan pada semua yang dia katakan, yang mengakibatkan kekalahan Jerman dan kerugian dalam Perang Dunia II. Hudhur mengatakan beliau ingin menjelaskan pada setiap Ahmadi, setiap mubayyi’in baru dan setiap pemuda bahwa ada perbedaan besar antara Khilafat dan kediktatoran. Khilafat didirikan setelah menerima Imam zaman dan semua orang berjanji untuk bekerja untuk melanggengkan Khilafat. Islam mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam agama, sehingga ketika seseorang menerima suatu keyakinan atas kemauan sendiri adalah penting untuk memenuhi janji yang telah dia berikan.
Ketaatan pada Khilafat penting karena usaha bersama harus dilakukan untuk menegakkan Kerajaan Allah di bumi dalam kepemimpinan satu Imam. Orang-orang Muslim lainnya tidak memiliki Imam, dan hasil yang sukses dari upaya orang-ornag yang terhubung dengan Khilafat Ahmadiyah memberitahu kita bahwa mereka lahir dari rasa kesatuan yang kuat sebagai sebuah jemaat. Khilafat juga menarik perhatian untuk membayar hak umat manusia, khilafat mendesak untuk menerima dan mengamalkannya. Ini menanamkan semangat mendahulukan keimanan atas hal-hal duniawi. Khilafat membuat upaya luar biasa untuk membangun Keesaan Tuhan sedangkan tujuan pemimpin duniawi adalah untuk memperluas perbatasan mereka! Mereka menginjak-injak keadilan demi kebanggaan palsu, dan diktator mana di dunia yang memiliki hubungan pribadi dengan orang-orang yang dia perintah?
Khalifah-e-waqt memiliki hubungan pribadi dengan orang-orang dari semua latar belakang dan semua ras. Isi dari posting harian Khalifah-e-waqt adalah suatu hal yang luar biasa bagi orang-orang duniawi. Orang-orang menulis surat pribadi kepada beliau, membahas urusan pribadi mereka. Ini adalah Khilafat yang berfokus pada rasa sakit setiap Ahmadi di dunia dan Khalifah-e-waqt berdoa bagi mereka. Pemimpin duniawi mana yang berdoa untuk orang yang sakit? Pemimpin duniawi mana yang cemas bagi perempuan muda untuk menikah dan berdoa bagi mereka? Pemimpin duniawi mana yang prihatin tentang pendidikan anak-anak? Memang, pemerintah memberikan pendidikan dan juga memberikan pelayanan kesehatan tetapi hanya Khalifah-e-waqt yang cemas untuk anak-anak Ahmadi untuk mencari pendidikan dan cemas bagi mereka untuk memiliki kesehatan yang baik. Tidak ada satu masalah pun, baik itu dari Jama'at atau kehidupan pribadi seseorang yang tidak diketahui oleh Khalifah-e-waqt, yang ia tidak melakukan upaya dzahir dan tidak berpaling kepada Allah untuk berdoa!
Hudhur mengatakan ini adalah apa yang beliau dan semua Khulafa sebelum beliau telah lakukan. Hudhur menggambarkan ilustrasi banyaknya tugas Khalifah-e-waqt yang Allah telah percayakan kepada beliau dan yang harus beliau lakukan. Hudhur mengatakan: 'Tidak ada negara di dunia yang tidak saya datangi dalam imajinasi saya sebelum tidur dan untuknya saya tidak berdoa saat tidur dan saat bangun tidur. Saya tidak mengatakan ini untuk menghitung-hitung kebaikan, tidak, ini adalah tugas saya dan semoga Allah Ta'ala membuat saya menjalankan tugas saya lebih dari sebelumnya. "Hudhur mengatakan bahwa tujuan beliau di sini adalah hanya untuk menjelaskan bahwa tidak ada perbandingan antara Khilafat dan pemimpin duniawi.
Kesalahpahaman lain yang Hudhur ingin hilangkan, meskipun beliau sebelumnya telah menjelaskan hal itu dalam khotbah-khotbah beliau mengenai syarat-syarats Bai'at, adalah tentang janji yang setiap Ahmadi buat dengan Khalifah-e-waqt untuk mematuhinya dalam setiap keputusan ma'ruf (baik). Beberapa orang beranggapan bahwa adalah terserah mereka untuk mendefinisikan / menafsirkan apa yang ma’ruf dan apa yang tidak. hendaknya jelas bahwa ma’ruf telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya saw. Keputusan Ma’ruf adalah keputusan yang dibuat berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Menurut nubuatan Rasulullah saw. Khilafat akan didirikan mengikuti kenabian dan menurut Hadhrat Masih Mau'ud as. Khilafat adalah kekal. Dengan demikian, Khilafat tidak dapat berjalan bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah dan tidak ada pilihan selain mematuhi Khilafat, atau membuktikan bahwa Khalifah-e-waqt melakukan suatu hal bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah.
Untuk membuktikan bahwa sebuah keputusan salah, banyak perenungan akan dibutuhkan, dan dalam batas-batas kesopanan hal itu harus ditulis kepada Khalifah-e-waqt. Namun, bergosip dan menyebarkan rumor tidak diperbolehkan. Tentu saja orang-orang munafik dan iri melakukan apa yang mereka lakukan ketika Jama'at tumbuh dan berkembang. Kesetiaan sejati kepada Khilafat adalah dengan membuat rencana mereka gagal setiap kali dan bahkan tidak pergi ke dekat orang-orang yang mendorong untuk berpikir buruk tentang orang lain.
Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa ketika benar-benar menjalankan ketaatan menghasilkan cahaya di dalam hati. beliau mengatakan usaha/latihan rohani tidak dibutuhkan sebanyak dibutuhkannya ketaatan. beliau juga mengatakan persatuan tidak dapat dibangun tanpa ketaatan.
Cerita awal Islam mengatakan bahwa para sahabat ra. memberikan hidup mereka dalam ketaatan dan dengan demikian Islam menyebar. Ini tidak berarti Islam menyebar dengan kekuatan. adalah semangat ketaatan yang membuat Muslim awal (dapat–pent.) menghadapi sejumlah besar musuh. Kita mengamati bahwa para pengikut Hadhrat Musa as. tidak menaati beliau dan sebagai akibatnya memahrumkan dirinya selama empat puluh tahun! Jihad di zaman ini adalah mereformasi diri kita sendiri dan menyebarkan pesan kebenaran dan ini harus dilakukan mengikuti Khalifah-e-waqt.
Hudhur mengatakan agar diselamatkan dari kehancuran kita perlu untuk meningkatkan derajat ketaatan kita. Tidak peduli berapa banyak musuh-musuh Ahmadiyah menganiaya kita Allah akan membawa kita ke tujuan, tetapi ketaatan adalah syaratnya dan ketaatan harus sempurna.
Kaum Muslim lain juga meyakini apa yang kita yakini tapi tidak ada kesabaran atau ketabahan dapat dilihat di dalam diri mereka. Saat ini, hanya Jama'at Hadhrat Masih Mau'ud as. yang menunjukkan ketabahan dan ini menggambarkan masalah yang dinyatakan dalam ayat Alquran:
 "Dan diantara yang lain dari antara mereka yang belum bergabung dengan mereka ... '(62: 4).
 Sama seperti Hadhrat Masih Mau'ud as. mengatakan bahwa unta menyiapkan bekal untuk perjalanannya dan tidak lalai, demikian pula mukmin sejati harus selalu siap dan berhati-hati dan memang perbekalan terbaik untuk dibawa adalah ketakwaan. Kita harus mengamalkan warna itu dalam ibadah kita dan amalan kita yang akan menjadi bekal terbaik bagi kita. Dengan menerima Imam zaman kita telah memperoleh air rohani, sekarang terserah kepada kita untuk menjaganya dan untuk memanfaatkannya. Beruntunglah orang-orang yang mendengarkan kata-kata Imam zaman dengan ketaatan yang sempurna dan mematuhinya, dan ini membuat mereka juga memperoleh kebaikan dari Khilafat.
Orang-orang yang mengejar tujuan duniawi tidak memiliki hubungan dengan kerohanian, sedangkan tujuan orang-orang yang mencari keridhaan Allah tidak ada hubungannya dengan keuntungan dan kerugian duniawi. Kita harus berusaha mencapai kedekatan dengan Allah dengan ketaatan yang sempurna dan meningkatkan ketakwaan. Tujuan kita adalah untuk membangun kerajaan Allah di bumi dan kita menyebarkan pesan Islam untuk membawa dunia ke bawah bendera Rasulullah saw..
Ini adalah tujuan yang untuknya Khilafat bekerja. Yang dibutuhkan adalah memahami hakekat apa itu Khilafat. Dan ini hanya bisa terjadi dengan ketaatan yang sempurna. Tidak peduli betapa seseorang pikir dia akademis atau otoritatif, tidak ada ruang di Jama'at Ahmadiyah bagi orang yang tidak patuh dan pengetahuan dan kebijaksanaan tersebut juga tidak bisa memberikan manfaat rohani kepada dunia.
Kita harus selalu ingat sabda dari Hadhrat Masih Mau'ud as.: "Adalah penting bahwa manusia menjadikan ‘mengikuti Imam’ sebagai amalannya."
Akal dan kebijaksanaan bermanfaat dengan ketaatan kepada Khalifah-e-waqt dan berhenti menafsiran sendiri dalam suatu perkara. berdasarkan uraian Hadhrat Masih Mau'ud as. tentang ayat-ayat sisanya yang dibacakan pada awal khotbah kita melihat bahwa manusia dapat mencapai ketinggian rohani hanya ketika ia memahami konsep:
 '... taat kepada Allah dan menaati Rasul-Nya dan orang-orang yang berkuasa atasmu... '(4:60)
Pengurus tidak dapat benar-benar berhak ‘berkuasa atas’ orang kecuali mereka juga benar-benar mematuhi Khilafat dan tidak berhenti membuat interpretasi mereka sendiri; bahkan mereka menganggap setiap kata dari Khalifah-e-waqt layak dipatuhi. Ketika beberapa masalah diselidiki, kadang-kadang upaya awal adalah untuk mengetahui siapa yang membuat pengaduan. Hendaknya tidak ada pengurus mmeperhatikan hal ini. Jika mereka diminta untuk menyelidiki dan melaporkan, mereka hendaknya tidak memutar interpretasi mereka sendiri mengenai hal-hal ini. Jika petunjuk dari Khalifah-e-waqt tidak sepenuhnya dipahami maka daripada mengira-ngira penafsirannya, hendaknya menulis surat kepada Khalifah-e-waqt dan meminta saran lebih lanjut.
Jika setiap anggota Jama'at taat, kita akan menuju ke arah ketinggian rohani dan keimanan kita akan sekuat gunung dan sebagai hasilnya pesan Islam akan menyebar ke segala penjuru di dunia.
Dengan mengacu pada penyebaran Islam Hudhur mengatakan bahwa beberapa orang khawatir tentang keberatan diajukan atas ucapan Hadhrat Muslih Mau’ud ra. yang merupakan banner di Jalsah bahwa jika Jerman ditaklukkan Eropa akan ditaklukkan. Keberatan yang diajukan adalah bahwa kita tampaknya memiliki tekad yang berbahaya meskipun kita tampak damai. Keberatan itu diajukan karena ketidaksadaran atau kenakalan. Jika itu adalah kenakalan, maka itu adalah langkah yang berbahaya untuk menghasut umat Islam lagi. Siapa pun yang menjelaskan kepada ornag yang mengajukan keberatan juga tampaknya tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan telah menimbulkan kekhawatiran sia-sia. Orang Jerman umumnya sangat masuk akal dan mereka tahu para mubaligh dan pekerjaan kemanusiaan Jama'at ditujukan untuk menyebarkan ajaran indah Islam dan untuk membawa orang ke naungannya. Kata ‘menaklukkan’ tidak berarti penggunaan kekuatan atau cita-cita untuk menguasai. Kita menyebarkan pesan kita, dan bukan hanya Jerman dan Eropa, kita bertujuan untuk menang di seluruh dunia, tetapi tidak dengan penggunaan kekuatan.
Hadhrat Muslih Mau’ud ra. sebenarnya telah mengungkapkan pentingnya bangsa Jerman dan menyinggung keunggulan mereka di Eropa dan bermaksud untuk mengatakan bahwa jika Jerman memahami Islam mereka akan membuat sisa Eropa memahaminya. Hal ini benar, Jerman berada di garis depan bahkan di Uni Eropa, dan kapasitas mereka nampak jelas.
Hudhur mengatakan ia meletakkan batu pondasi masjid di Wiesbaden beberapa hari yang lalu. Para tamu Jerman datang ke acara tersebut dan Hudhur berbicara sebentar tentang ajaran Islam dan semua orang menghargai pesan Hudhur itu.
Kita harus ingat bahwa jika kita bekerja dengan ketulusan dan mencari pertolongan dari Allah, orang-orang atau generasi mereka selanjutnya akan datang dalam naungan Islam. Siapa pun yang Tuhan kehendaki, Dia akan memberi taufik kepada mereka untuk menerima Islam. Kita tidak perlu takut atau bersikap defensif, pemerintahan duniawi bukanlah tujuan kita. Tugas kita adalah untuk menanamkan kasih Allah dalam hati dan kita akan terus melakukan hal ini dan untuk ini setiap Ahmadi harus benar-benar taat kepada Khilafat.