”Tidaklah mutlak bahwa doa-doa itu harus dipanjatkan dalam bahasa Arab, dikarenakan tujuan sebenarnya salat adalah tadharru' dan kesungguhan, karena itu hendaknya panjatkanlah doa-doa di dalam bahasa ibu sendiri.
Manusia memiliki suatu kecintaan istimewa terhadap bahasa ibunya, dan selain itu manusia merasa mantap di dalam bahasa itu. Terhadap bahasa-bahasa lain – betapa pun dia mahir dan menguasainya -- tetap saja terdapat semacam rasa asing. Oleh karena itu panjatkanlah juga doa-doa di dalam bahasa ibu masing-masing”. (Malfuzat, jld. II, hlm. 146).
Manusia memiliki suatu kecintaan istimewa terhadap bahasa ibunya, dan selain itu manusia merasa mantap di dalam bahasa itu. Terhadap bahasa-bahasa lain – betapa pun dia mahir dan menguasainya -- tetap saja terdapat semacam rasa asing. Oleh karena itu panjatkanlah juga doa-doa di dalam bahasa ibu masing-masing”. (Malfuzat, jld. II, hlm. 146).