”Orang-orang Inggris dan bangsa-bangsa Barat sedang sibuk dalam mengejar dan mencari dunia. Pada awalnya dimulai hanya dengan satu anggapan dan harapan yang dibayangkan. Ratusan nyawa telah melayang dan ribuan serta ratusan ribu rupees telah habis, akhirnya mereka menemukan juga suatu hal tertentu.
Namun sangat disayangkan dan sangat mengherankan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak dapat ditemukan. Siapa orang yang telah melakukan upaya gigih serta usaha kemudian dia tidak menemukan Tuhan? Allah itu ditemukan dan dengan sangat cepat dapat ditemukan, namun orang-orang yang berhasil menemukan-Nya-lah yang tidak ada.
Jika ada yang memaparkan keraguan ini bahwa Tuhan itu tidak ada maka itu merupakan satu hal yang sangat nonsense (omong-kosong), dan tidak ada kebodohan serta ketololan yang lebih hebat daripada pengingkaran terhadap Tuhan. Di dunia ini pengadilan menjatuhkan suatu keputusan bersadarkan perkataan dua orang saksi. Berdasarkan uraian beberapa saksi maka pengadilan dapat menjatuhkan vonis untuk menghilangkan sesuatu yang sangat mulia seperti nyawa, dan orang-orang terhukum pun digantung di tiang gantungan. Padahal di dalam kesaksian-kesaksian, tidak hanya ada kemungkinan rekayasa dan dibuat-buat, justru sangat pasti dapat terjadi rekayasa itu.
Namun mengenai Tuhan, kesaksian yang telah diberikan ribuan dan ratusan ribu insan -- yang di dalam kaun serta di negeri mereka telah diakui sangat terpercaya serta salih – ternyata dianggap tidak mencukupi. Kebodohan dan ketidak-adilan apa yang lebih hebat dari itu? Yakni ada kesaksian ratusan ribu orang suci, kemudian dari kondisi amal-perbuatan mereka sendiri mereka menyatakan dan dengan darah hati mereka sendiri mereka menuliskan kesaksian bahwa Tuhan itu ada dan pasti ada. Terhadap hal itu kalau pun masih ada yang ingkar, berarti dia itu bodoh.
Kemudian yang anehnya lagi adalah, untuk memberikan pendapat mengenai suatu permasalahan, adalah mutlak supaya memiliki pengetahuan tentang itu. Seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan dan yang tidak memiliki hak untuk memberikan pendapat maka apakah dia itu tidak akan disebut bodoh dan tolol? Pasti akan disebut demikian. Bahkan orang-orang bijak lainnya akan mempermalukan mereka [dengan mengatakan],. “Bodoh! Tatkala kamu sendiri tidak tahu sedikit pun maka bagaimana kamu bisa memberikan pendapat?”
Demikian pula orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, apa hak mereka untuk memberikan pendapat, sedangkan mereka itu tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang Tuhan? Dan mereja pun tidak pernah melakukan upaya gigih [untuk menemukan-Nya].
Ya, mereka baru akan berhak jika mereka melangkahkan kaki sesuai dengan yang dikatakan seseorang penyembah Tuhan dan mereka yang mencari Tuhan. Kemudian, jika mereka tidak menemukan Tuhan maka silakan mereka boleh saja mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Namun, mereka sendiri tidak pernah berusaha dan tidak pernah melakukan upaya gigih [untuk itu], maka mereka itu tidak punya hak untuk mengingkari [Tuhan].
Ringkasnya, Wujud Tuhan itu ada, dan Dia adalah Sesuatu yang sedemikian rupa, sehingga seberapa seseorang itu memiliki iman maka sebanyak itu pulalah itu akan melaksanakannya, seberapa banyak seseorang itu memiliki iman maka sebanyak itu pulalah orang itu akan memperoleh kekuatan. Dan Wujud Yang Maha Terselubung itu akan mulai kelihatan. Bahkan sampai terlihat secara jelas, kemudian kekuatan itu pun akan semakin meningkat dari hari ke hari.
Inilah sesuatu yang harus dicari oleh dunia. Namun kekuatan ini tidak ada lagi di dunia pada masa sekarang.” (Malfuzat, jld. II, hlm. 155-156).
Namun sangat disayangkan dan sangat mengherankan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak dapat ditemukan. Siapa orang yang telah melakukan upaya gigih serta usaha kemudian dia tidak menemukan Tuhan? Allah itu ditemukan dan dengan sangat cepat dapat ditemukan, namun orang-orang yang berhasil menemukan-Nya-lah yang tidak ada.
Jika ada yang memaparkan keraguan ini bahwa Tuhan itu tidak ada maka itu merupakan satu hal yang sangat nonsense (omong-kosong), dan tidak ada kebodohan serta ketololan yang lebih hebat daripada pengingkaran terhadap Tuhan. Di dunia ini pengadilan menjatuhkan suatu keputusan bersadarkan perkataan dua orang saksi. Berdasarkan uraian beberapa saksi maka pengadilan dapat menjatuhkan vonis untuk menghilangkan sesuatu yang sangat mulia seperti nyawa, dan orang-orang terhukum pun digantung di tiang gantungan. Padahal di dalam kesaksian-kesaksian, tidak hanya ada kemungkinan rekayasa dan dibuat-buat, justru sangat pasti dapat terjadi rekayasa itu.
Namun mengenai Tuhan, kesaksian yang telah diberikan ribuan dan ratusan ribu insan -- yang di dalam kaun serta di negeri mereka telah diakui sangat terpercaya serta salih – ternyata dianggap tidak mencukupi. Kebodohan dan ketidak-adilan apa yang lebih hebat dari itu? Yakni ada kesaksian ratusan ribu orang suci, kemudian dari kondisi amal-perbuatan mereka sendiri mereka menyatakan dan dengan darah hati mereka sendiri mereka menuliskan kesaksian bahwa Tuhan itu ada dan pasti ada. Terhadap hal itu kalau pun masih ada yang ingkar, berarti dia itu bodoh.
Kemudian yang anehnya lagi adalah, untuk memberikan pendapat mengenai suatu permasalahan, adalah mutlak supaya memiliki pengetahuan tentang itu. Seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan dan yang tidak memiliki hak untuk memberikan pendapat maka apakah dia itu tidak akan disebut bodoh dan tolol? Pasti akan disebut demikian. Bahkan orang-orang bijak lainnya akan mempermalukan mereka [dengan mengatakan],. “Bodoh! Tatkala kamu sendiri tidak tahu sedikit pun maka bagaimana kamu bisa memberikan pendapat?”
Demikian pula orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, apa hak mereka untuk memberikan pendapat, sedangkan mereka itu tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang Tuhan? Dan mereja pun tidak pernah melakukan upaya gigih [untuk menemukan-Nya].
Ya, mereka baru akan berhak jika mereka melangkahkan kaki sesuai dengan yang dikatakan seseorang penyembah Tuhan dan mereka yang mencari Tuhan. Kemudian, jika mereka tidak menemukan Tuhan maka silakan mereka boleh saja mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Namun, mereka sendiri tidak pernah berusaha dan tidak pernah melakukan upaya gigih [untuk itu], maka mereka itu tidak punya hak untuk mengingkari [Tuhan].
Ringkasnya, Wujud Tuhan itu ada, dan Dia adalah Sesuatu yang sedemikian rupa, sehingga seberapa seseorang itu memiliki iman maka sebanyak itu pulalah itu akan melaksanakannya, seberapa banyak seseorang itu memiliki iman maka sebanyak itu pulalah orang itu akan memperoleh kekuatan. Dan Wujud Yang Maha Terselubung itu akan mulai kelihatan. Bahkan sampai terlihat secara jelas, kemudian kekuatan itu pun akan semakin meningkat dari hari ke hari.
Inilah sesuatu yang harus dicari oleh dunia. Namun kekuatan ini tidak ada lagi di dunia pada masa sekarang.” (Malfuzat, jld. II, hlm. 155-156).