“Agama menghendaki kedekatan pergaulan [dengan Rasul Allah]. Jika kalian enggan terhadap pergaulan itu maka mengapa kalian berharap dapat meraih nilai-nilai keagamaan? Aku berkali-kali telah menasihatkan kepada kawan-kawanku, dan sekali lagi aku katakana: berkali-kali lah datang menetap di sini dan ambillah manfaat. Namun, sangat sedikit perhatian yang diberikan. Orang-orang dengan menggenggamkan tangan mereka ke dalam tangan [ketika baiat] melakukan ikrar, bahwa mereka akan mendahulukan agama daripada dunia, namun hal itu sedikitpun tidak mereka pedulikan.
Ingatlah, kubur (kematian) sedang memanggil-manggil, dan kematian setiap waktu semakin mendekat. Setiap nafas membawa kalian mendekat kepada kematian, sedangkan nafas itu kalian anggap sebagai saat-saat penangguhan [untuk bersenang-senang]. Berbuat makar terhadap Allah Taala bukanlah pekerjaan orang mukmin. Tatkala waktu bagi maut (kematian) telah tiba maka satu detikpun tidak dapat dimajukan atau ditangguhkan.
Orang-orang yang tidak menghargai Jemaat ini, mereka tidak mengenali keagungannya, biarkanlah mereka. Namun orang yang paling malang dari semua itu dan yang berbuat aniaya atas dirinya sendiri adalah dia yang telah mengenali Jemaat ini dan telah berusaha susah-payah masuk ke dalamnya, tetapi dia sedikitpun tidak menghargainya.
Orang-orang yang tidak sering datang ke sini, ke tempatku, dan mereka tidak mendengarkan serta tidak memperhatikan hal-hal yang setiap hari ditampilkan oleh Allah Ta’ala dalam mendukung Jemaat ini, maka betapa pun mereka merupakan orang yang baik dan mutaki (bertakwa) serta salih di tempat mereka, tetapi aku tetap mengatakan bahwa mereka tidak menghargai [hubungannya dengan Jemaat ini] sebagaimana mestinya.
Sebelumnya pun sudah aku katakan, setelah menyempurnakan ilmu, hal berikutnya yang diperlukan adalah penyempurnaan amal, sebab penyempurnaan amal tidak mungkin tanpa penyempurnaan ilmu. Dan selama belum datang menetap di sini, penyempurnaan ilmu adalah sulit.
Berkali-kali datang surat yang menyatakan bahwa, "Orang-orang melakukan kritikan (kecaman) dan kami tidak dapat memberi jawaban.” Apa sebabnya? Sebabnya adalah orang-orang itu tidak datang ke sini, dan mereka tidak mendengar hal-hal yang secara ilmu sedang dizahirkan oleh Allah Ta’ala dalam inendukung Jemaat-Nya ini.
Oleh karena itu, jika kalian benar-benar telah mengenali Jemaat ini, dan kalian telah beriman kepada Allah serta kalian berjanji untuk mendahulukan agama daripada dunia, maka aku bertanya: Apa buktinya pengamalan terhadap hal itu? Apakah perintah “Kūnu ma’ash-shādiqīn (bergaullah selalu dengan orang-orang benar – At-Taubah, 119) sudah mansukh (batal/hapus)?
Jika kalian benar-benar telah beriman, dan memang demikianlah keberuntungan sejati, maka dahulukanlah Allah Ta’ala. Jika kalian menganggap hal-hal ini sebagai sampah dan tidak berguna, maka ingatlah, kalian akan dinyatakan sebagai orang-orang yang memperolok-olok Allah Ta’ala.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 193-194).
0 komentar:
Post a Comment