Ahmadiyya Priangan Timur

.

Tuesday 17 February 2015

TATA CARA BERDOA

Ini memang benar, bahwa seseorang yang tidak melakukan amal-perbuatan (upaya) berarti dia itu tidak berdoa, melainkan dia menguji Allah Ta’ala. Oleh karena itu sebelum berdoa, adalah penting untuk terlebih dulu mengerahkan seluruh tenaga kalian, dan itulah arti berdoa. 

Pertama-lama mutlak agar manusia memperhatikan keyakinan-keyakinan serta upaya-upayanya, sebab merupakan Sunnatullāh (adat kebiasaan Allah Ta’ala) bahwa ishlah (perbaikan) itu berlangsung sesuai sarana-sarana [yang dimanfaatkan]. Dia menciptakan sarana-sarana tertentu yang dapat menimbulkan ishlah (perubahan). Hal ini perlu direnungkan dalam-dalam oleh orang-orang-orang yang mengatakan bahwa apabila sudah melakukan doa maka tidak perlu lagi memanfaatkan sarana-sarana. Orang-orang bodoh itu hendaknya berpikir bahwa doa itu sendiri merupakan suatu saran tyerselubung yang menciptakan sarana-sarana lainya. Dan hal ini dijelaskan secara khusus oleh kalimat doa: "Iyyaaka na'budu — [hanya kepada Engkau-lah kami beribadah” yang mendahului kalimat berikutnya: "Iyaaka nasta'iin — [hanya kepada Engkau-lah kami mmeinta pertolongan)” - (AlFatihah, 5).

Ringkasnya, yang kita saksikan di dalam Sunnatullah adalah Dia itu pasti menciptakan sarana-sarana. Lihat, untuk menghilangkan dahaga Dia telah menyediakan air, dan untuk menghilangkan lapar Dia menyediakan makanan, namun itu msmeua melalui sarana-sarana.

Jadi, memang demikianlah rangkaian sarana yang berlaku, dan sarana-sarana pasti disediakan, sebab Allah Ta’ala memiliki dua Nama ini – sebagaimana yang diuraikan oleh Maulvi Muhamad Ahsan – yakni: "Kānallāhu 'azīzan hakīman (AnNisa, 159). ’Azīz artinya Yang melakukan segala sesuatu, dan Hakīm artinya Yang melakukan segala sesuatu sesuai hikmah dan situasi serta kondisi yang tepat.” 

(Malfuzhat, jld. I, hlm. 124). 

0 komentar:

Post a Comment