Ahmadiyya Priangan Timur

.

Tuesday 24 February 2015

IMAN LEBIH KUAT - AMAL LEBIH BAIK

”Walaupun aku mengetahui, bahwa kemampuan untuk melakukan sebuah kebaikan adalah sebuah proses yang bertahap, tak pelak lagi, kecuali iman itu kuat, tidak ada yang dapat dikerjakan. Semakin kuat iman, semakin baik pula amal-amal baik sedemikian rupa, sehingga jika kekuatan iman ini memperoleh kesempatan mencapai puncak perkembangannya, orang tersebut akan mencapai taraf syahid, karena dalam hal ini tidak ada yang dapat menghalanginya, dan dia tidak segan mengorbankan hidupnya.

Aku sudah berulang kali mengatakan, bahwa pengulangan-pengulangan itu bukan tidak pada tempatnya, bahwa pengutusan nabi-nabi -- terlebih lagi Rasulullah saw. -- dan diturunkan-Nya Al-Quran mempunyai satu tujuan. Siapa saja yang mengatakan bahwa perbuatan Tuhan ini tidak ada artinya, menunjukkan kekurangajaran dan ketidaksopanan, karena bukanlah Sifat Tuhan melakukan sesuatu yang sia-sia.

Perlu diketahui bahwa tujuan Tuhan menurunkan Al-Quran dan mengutus Rasulullah saw. ke dunia adalah untuk memperlihatkan sebuah Tanda Rahmat yang besar kepada dunia, Tuhan berfirman:

 Tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi sekalian alam – Al-Anbiya, 108
 
Sedangkan tujuan diturunkan-Nya Al Quran dinyatakan dalam kalimat ini: Hudan- lil-muttaqīn (petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa – Al-Baqarah, 3). Tujuan-tujuan ini begitu indah sehingga tidak ada satu pun yang seperti itu.

Tuhan telah berkehendak, bahwa sebagaimana semua kesempurnaan yang dimiliki secara berbeda oleh para nabi semuanya terkumpul dalam wujud Rasulullah saw., seperti itu juga semua kebenaran abadi yang terdapat dalam semua Kitab, semuanya terkumpul dalam dalam Al-Quran. Demikian juga hal-hal baik yang dimiliki oleh para pengikut nabi-nabi lain secara terpisah, semuanya diberikan kepada para pengikut Rasulullah saw.. Adalah kehendak Tuhan agar kita mewarisi semua kesempurnaan ini.

Di sini perlu diingat, bahwa sebagaimana Dia menginginkan kita mewarisi kesempurnaan yang sedemikian besar, Dia juga menganugerahkan kepada kita bakat-bakat, karena jika Dia tidak memberikan bakat macam itu kepada kita, kita tidak akan mampu menanamkan (menyerap) kesempurnaan tersebut di dalam diri kita.” 
 
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 326).

0 komentar:

Post a Comment