”Para rasul merupakan mazhar (manifestasi/penjelmaan) Ilahi dan yang menampakkan Allah. Kemudian, Muslim dan penganut akidah yang sejati adalah dia yang menjadi mazhar para rasul. Para sahabah benar-benar telah memahami rahasia ini, dan mereka begitu fana (larut) dalam ketaatan kepada Rasul Karim serta mereka sirna dalam wujud beliau, sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Siapa pun yang melihat mereka, mendapatkan mereka dalam keadaan fana (larut/sirna)
Jadi, ingatlah, di zaman sekarang ini pun, selama belum tercipta kondisi fana dan kesirnaan dalam ketaatan seperti yang timbul di kalangan para sahabat, maka pendakwaan diri sebagai murid dan sebagai orang yang menganut akidah sejati tidak benar dan sia-sia.
Camkanlah hal ini baik-baik dalam benak kalian, yakni selama hal ini belum terwujud – bahwa Allah Ta’ala merasuk ke dalam diri kalian dan Tanda-tanda Allah Ta’ala tampil di dalam diri kalian – selama itu pula masih terdapat kegiatan serta campur-tangan pemerintahan setan [di dalam diri kalian]” (Malfuzat, jld. II, hlm. 168).
Jadi, ingatlah, di zaman sekarang ini pun, selama belum tercipta kondisi fana dan kesirnaan dalam ketaatan seperti yang timbul di kalangan para sahabat, maka pendakwaan diri sebagai murid dan sebagai orang yang menganut akidah sejati tidak benar dan sia-sia.
Camkanlah hal ini baik-baik dalam benak kalian, yakni selama hal ini belum terwujud – bahwa Allah Ta’ala merasuk ke dalam diri kalian dan Tanda-tanda Allah Ta’ala tampil di dalam diri kalian – selama itu pula masih terdapat kegiatan serta campur-tangan pemerintahan setan [di dalam diri kalian]” (Malfuzat, jld. II, hlm. 168).