“Aku bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah menganugerahkan kepadaku Jemaat yang tulus dan setia. Aku dapat melihat bahwa apa pun tugas yang aku serukan kepada mereka, mereka maju dengan penuh semangat dan berlomba-lomba satu sama lain untuk lebih dahulu melakukannya dan dengan seluruh kemampuan mereka seizin Tuhan. Mereka setia kepada Imam mereka dan mereka tulus. Aku hanya mengatakan sesuatu perkataan kepada mereka dan mereka bersiap sepenuhnya untuk itu.
Sesungguhnya tidak ada satu Jemaat pun yang dapat berdiri kokoh kecuali anggotaanggotanya siap mematuhi Imam dengan semangat, kesetiaan dan kepatuhan semacam ini. Masalah yang harus dihadapi oleh Al-Masih berakar dari kelemahan para pengikut beliau. Ketika beliau ditangkap, seorang pengikut sekaliber Petrus mendustakan beliau pada tahap-tahap awalnya. Dia tidak hanya mendustakan beliau, bahkan ia mengutuk beliau tiga kali. Sebagian besar pengikut meninggalkan beliau dan lari.
Di pihak lain, lihatlah ketulusan dan kesetiaan dari para sahabat Rasulullah saw., iketulusan dan kesetiaan mereka tidak ada bandingannya dalam sejarah manusia. Mereka menanggung segala macam kesusahan demi beliau, mereka meninggalkan tanah air yang mereka cintai, mereka berpisah dengan yang mereka cintai dan dari milik mereka. Mereka bahkan tidak segan mempertaruhkan jiwa mereka demi beliau. Ketulusan dan kesetiaan inilah yang memberi keberhasilan kepada mereka.
"Aku dapat melihat, bahwa Jemaatku juga penuh dengan kesetiaan dan kepatuhan dan mereka betul-betul murni dalam baiat mereka dan mereka sangat tulus”
(Malfuzhāt, jld. I, hlm. 322).
0 komentar:
Post a Comment