”Untuk suatu kebaikan sejati, mutlak diperlukan keimanan terhadap Wujud Allah, sebab pemerintah biasa tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh seseorang di dalam rumahnya, dan apa yang dilakukan oleh seseorang di balik tabir.
Walau pun seseorang itu menyatakan suatu kebaikan melalui lidahnya, tetapi apa pun yang ada di dalam kalbunya, dia tidak takut untuk diperkarakan oleh kita. Dan tidak ada satu pun dari antara pemerintah-pemerintah di dunia -- yang rasa takut terhadapnya – tetap sama timbul pada diri manusia siang malam.. dalam gelap mau pun terang, ketika seorang diri atau pun ketika berada di hadapan orang lain, ketika sendirian ataupun ramai-ramai, ketika berada di dalam rumah mau pun ketika di pasar.
Jadi, untuk perbaikan akhlak, mutlak diperlukan keimanan (kepercayaan) terhadap Wujud Tuhan Yang mengawasi [manusia] dalam setiap kondisi, dalam setiap waktu, serta yang menyaksikan amal-amal perbuatan manusia serta segenap rahasia kalbunya.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 313).
0 komentar:
Post a Comment