”Pada hakikatnya semua hal ini [yakni tawajuh/konsentrasi dan jalinan yang hidup dalam doa] merupakan anugerah-anugerah Allah Ta’ala. Upaya-upaya manusia sama-sekali tidak ada campurtangan di dalamnya. Tawajuh (konsentrasi) dan kehangatan [dalam doa] juga turun dari Allah Ta’ala.
Ketika Allah Taala menghendaki untuk membukakan jalan keberhasilan bagi seseorang, maka Dia menciptakan tawajuh (konsentrasi) dan kehangatan [untuk berdoa] di dalam kalbu si pelaku doa. Namun dalam rangkaian sarana-sarana adalah penting agar si pelaku doa memiliki sauatu factor penggerak dan penarik yang sangat kuat. Upaya-upaya yang harus dia lakukan adalah bagaimana supaya timbul kondisi sedemikian rupa pada Wujud Yang kepada-Nya doa dipanjatkan, sehingga Dia membuat si pelaku doa mencurahkan perhatian (tawajuh) kepada-Nya”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 323-324).
0 komentar:
Post a Comment