Ahmadiyya Priangan Timur

.

Sunday 1 March 2015

CIRI-CIRI ORANG MUTAKI

Pada hakikatnya terdapat janji-janji besar bagi orang-orang bertakwa (mutaki). Dan apalah yang lebih baik daripada ini, yakni bahwa Allah Taala itu merupakan wali (sahabat) bagi orang-orang mutaki. Pendustalah mereka yang mengatakan bahwa mereka merupakan orang-orang yang memperoleh qurub Ilahi (kerdekatan dengan Tuhan) tetapi mereka tidak mutaki (bertakwa), bahkan mereka menjalani hidup yang penuh kefasikan (kedurhakaan) dan kejahatan. Mereka melakukan suatu keaniayaan serta kemunkaran, karena mengaitkan (menghubungkan) derajat wali serta qurub Ilahi pada diri mereka. Sebab untuk memperoleh qurub (kedekatan) itu Allah Ta’ala telah memberlakukan syarat agar menjadi mutaki (bertakwa). .

Kemudian Dia menetapkan satu syarat lainnya – atau, katakanlah bahwa Dia telah memberitahukan sebuah ciri orang-orang mutaki – yakni:

 Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa - An-Nahl, 129 

Yakni Allah menyertai yakni menolong mereka yang bertakwa (mutaki). Bukti Allah Ta’ala menyertai mereka adalah pertolongan yang Allah berikan kepada mereka.

Jadi, pintu pertama kewalian sudah tertutup bagi mereka [yang berdusta itu], sedangkan pintu kedua, yaitu disertai olehAlah dan ditolong oleh Allah dengan demikian jugabtelah tertutup bagi mereka. Ingatlah, pertolongan Allah Ta’ala tidak pernah dapat diraih oleh orang-orang yang kotor dan fasik (durhaka), sebab pertolongan itu berdasarkan pada ketakwaan semata. Dukungan Allah hanya diperuntukkan bagi orang-orang bertakwa (mutaki) saja. 

Untuk pemecahan persoalan serta kelancaran [urusan] mereka, ketakwaan juga telah ditetapkan sebagai landasannya. Jalan keluar dari kesulitan-kesulitan hidup dan dari kesulitan-kesulitan lainnya juga takwa, difirmankan:

 “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar,. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” – Ath-Thalāq, 3-4  

Yakni Allah menciptakan suatu makhraj (jalan keluar) bagi orang mutaki (bertakwa) dalam setiap kesulitan. Dan Di dari kegaiban menyediakan saransa-sarana bagi orang mutaki itu untuk terlepas dari cengkeraman kesulitan. Dan Dia memberikan rezeki kepadanya dengan cara sedemikian rupa, sehingga orang itu tidak tahu menahu bagaimana sampai hal itu bisa terjadi. 

(Malfuzat, jld. I, hlm. 420 ). 

0 komentar:

Post a Comment