”Sebenarnya rezeki itu ada dua macam, yang pertama sebagai ibtila (ujian/cobaan), yang kedua sebagai ishihifa. Rezeki yang sebagai cobaan adalah rezeki yang tidak ada hubungannya dengan Allah Ta’ala, bahkan rezeki yang satu ini membuat manusia semakin jauh dari Allah sampai akhirnya dia binasa. Ke arah inilah Allah Ta’ala mengisyaratkan: Lā tulhikum amwālukum – “harta kalian jangan membinasakan kalian” (Al-Munāfiqun, 10).
Rezeki yang sebagai ishihifa adalah rezeki yang diperuntukkan bagi Allah. Allah akan menjadi Pelindung bagi orang-orang seperti itu. Segala sesuatu yang ada pada mereka, mereka anggap sebagai milik Allah semata, dan hal itu mereka buktikan melalui amal perbuatan mereka.
Lihatlah kondisi para sahabah [Rasulullah saw.] ketika masa cobaan tiba, maka segala sesuatu yang ada pada seseorang di antara mereka semuanya diserahkan di jalan Allah Ta’ala. Hadhrat Abu Bakar r.a. adalah yang paling pertama datang dengan mengenakan kain [menyerahkan semua milik beliau]. Dan Allah Ta’ala telah membalas ganjarannya, yakni beliau adalah yang pertama menjadi khalifah…….
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 410).
0 komentar:
Post a Comment