Ahmadiyya Priangan Timur

.

Sunday, 1 March 2015

TETAP SETIA MENEMANI PADA MASA-MASA SULIT

Tetap setia pada masa-masa sulit adalah merupakan pekerjaan orang-orang yang memiliki keimanan sempurna. Oleh karena itu selama manusia belum menanamkan keimanan di dalam dirinya secara amalan maka sekedar berucap dari mulut tidak akan menghasilkan apa-apa, dan selama itu pula sikap mencari-cari dalih (alasan) tidak akan lenyap.

Pada waktu timbul musibah secara fakta, maka saat itu sedikit yang akan tampil dengan langkah yang teguh. Para hawari (sahabat) Hadhrat Masih Nazareth, pada saat-saat terakhir -- yang merupakan saat musibah bagi mereka -- telah melarikan diri meninggalkan beliau seorang diri, dan sebagian ada yang mengutuk beliau di hadapan beliau sendiri. 

Pada hakikatnya, itu merupakan suatu suasana untuk menampilkan rasa ghairat (rasa kecintaan dan kedekatan) yang mendalam. Hadhrat Imam Hussein r.a. juga mengalami suatu masa seperti itu. Ketika Muslim (beliau) r.a. telah memimpin salat bagi 70.000 orang dan memperoleh janji dari mereka untuk tetap menemani (menyertai) Hadhrat Imam Hussein r.a., tetapi ketika seseorang mengabarkan tentang kedatangan Yazid, maka semuanya mereka meninggalkan beliau seorang diri.” 

(Malfuzhat, jld. I, hlm. 375). 

0 komentar:

Post a Comment