Ahmadiyya Priangan Timur

.

Saturday 22 August 2015

Peringatan HUT RI ala Lajnah Ahmadiyah Sukasari

Reporter : Juwita Setiawan

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa…” itulah bagian dari alenia pertama dalam pembukaan UUD 1945. Jika kita amati dengan seksama, tahun ini adalah tahun yang special intuk negeri ini. 17+08+45= 70. Ya, sudah 70 tahun Negara ini bebas dari belenggu penjajahan meski sebenarnya di Negara, kemerdekaan yang hakiki belum sepenuhnya tercapai.

Masih banyak kaum minoritas yang perlu perlindungan karena mendapatkan kecaman dan ancaman. Karena “merdeka” artinya adalah sebuah kebebasan, bukan berarti kebebasan tanpa aturan. Kebebasan ini memiliki banyak makna diantaranya ada bebas untuk beraspirasi, bebas untuk berkreasi dan juga bebas mengemukanan pendapat tentunya termasuk didalamnya ada kebebasan untuk beragama. Bukankah ini Negara demokrasi?

Setiap orang yang berjiwa nasionalisme pasti sangat menghargai perjuangan para pahlawan yang berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan dan membela kehormatan bangsanya dan salah satu bentuk rasa hormat tersebut ialah dengan merayakan dan meramaikan hari lahir bangsanya.

Tidak mau ketinggalan, usai mengikuti Upacara kenaikan Bendera sang Merah Putih yang dilaksanakan di SDN Tenjowaringin I pada tanggal 17 Agustuss 2015, keesokan harinya pengurus Lajnah Imailah (LI) (Organisasi Ibu-Ibu Ahmadiyah) Cabang Sukasari mengadakan tarbiyat Rohani dan Jasmani dalam rangka memperingati HUT RI yang ke-70, yang ternyata mendapat respon yang sangat baik dari para anggota dengan antusiasnya kehadiran dan keikut sertaan mereka dalam kegiatan ini.

Adapun isi dari kegiatannya antara lain ada lomba MTQ dan Ranking 1 sebagai kegiatan Kerohanian. Kegiatan ini dimulai pukul 10.00 WIB-13.00 WIB. Dalam kegiatan MTQ ini, panitia sengaja memberlakukan peraturan “peserta harus orang yang jarang tampil dimuka umum”. Ini bertujuan agar semua anggota Lajnah berani tampil dimuka umum, terlebih lagi berani untuk tampil unggul dalam hal yang positif, tentunya.

Diwaktu yang bersamaan, tarbiyat Jasmani dilaksanakan dilapangan Panenjoan yang begitu ramai karena kegiatannya berlangsung ketika jam istirahat anak-anak sekolah sehingga para murid bahkan guru pun ikut menyaksikan kegiatan tersebut. Lomba jasmani ini diantaranya ada lomba lari sarung, lomba memasukan paku kedalam botol dan lomba sepak bola. 


Dalam lomba lari sarung, setiap group harus berlari mengejar garis finish dengan menggunakan sarung yang dipakai oleh 3 orang. Sedangkan lomba memasukan paku kedalam botol, setiap 5 orang anggota dikomando oleh satu orang leader untuk memasukan paku kedalam botol. 


Dan yanag paling menggelar gelak tawa adalah lomba sepak bola karena masing-masing kesebelasan lari memperebutkan bola dengan saling baku hantam dan tidak begitu mengerti tentang tekhnik permainan tersebut. Yang mereka tahu hanyalah memasuka bola kedalam lawang lawannya. 



Terakhir, sekt. Dhiafat mengadakan lomba memasak nasi liwet. Untuk meminimalisir waktu, setiap kelompok memasak liwet ditempatnya masing-masing dan dibawa ke lokasi. Lomba nasi liwet ini menjadi puncak kegiatan kami, karena setelahnya kami semua lelah dengan rentetan kegiatan Jasmani dan Rohani, kami bersama menyantap nasi liwet yang telah dinilai oleh panitia dengan begitu lahapnya.














0 komentar:

Post a Comment