Ahmadiyya Priangan Timur

.

Sunday, 25 May 2014

JEMAAT DAN ORANG-ORANG YANG TULI, BISU SERTA BUTA

”Ingatlah ini, bahwa musibah datang disebabkan ketakwaan dan kesucian telah hilang. Dan hukum Ilahi adalah bahwa ketika rasa rakut kepada Allah Ta’ala telah hilang dan kepekaan telah lenyap dari dalam kalbu-kalbu serta di dalam ruh sudah tidak tersisa lagi kelembutan, maka pada waktu itu akan timbul Tanda-tanda yang memberi peringatan.

Ini merupakan waktu untuk takut, namun orang-orang ini buta dan tuli sehingga meninggalkan Tanda-tanda Ilahi, dan mereka berlalu dalam kondisi shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uun (imereka tuli, bisau dan buta, maka mereka tidak akan kembali -- Al-Baqarah, 19).

Jemaat saya yang telah mengenal saya jangan membiarkan Tanda-tanda Tuhan menjadi busuk. Menjaga Tanda-tanda Tuhan tetap segar menguatkan keimanan. Dan untuk itu Jemaat kami jangan menyembunyikan Tanda-tanda ini. Mereka yang telah melihatnya hendaknya menyampaikannya kepada mereka yang belum melihatnya, itu akan menghindarkan mereka dari amal-amal buruk dan akan menyegarkan iman mereka. Tanda-tanda itu harus disampaikan kepada orang-orang dalam cara yang indah.

Kalian harus ingat, bahwa mereka yang tidak memperhatikan bukti yang diberikan Tuhan adalah buta dan mereka tidak dapat melihat kebenaran. Mereka tidak memiliki telinga. Mereka seperti binatang, bahkan lebih buruk daripada binatang. Tuhan bukanlah penjaga mereka. Dia adalah penjaga orang mukmin sejati dan orang mutaki: Huwa yatawallash-shālihīn – Dia-lah Penjaga orang­orang salih.”.

Dia bukan Penjaga orang-orang yang telah menyimpang dari jalan-jalan Tuhan dan dengan demikian menjadikan diri mereka seperti binatang. Perhatikanlah, apakah kalian pernah melihat orang-orang menangis atas domba yang disembelih? Dan mereka yang bahkan lebih buruk daripada domba, siapa yang mempedulikan hidup mereka?

Perhatikanlah binatang. Mereka diciptakan untuk bekerja dan mereka disembelih. Seseorang yang memutuskan perhubungan dengan Tuhan tidak mendapat jaminan apa pun:
“Katakanlah, "Tuhan-ku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadat kamu” – Al-Furqan, 78.

Yakni, “Kalian harus ingat, bahwa mereka yang menyembah Tuhan demi dunia, atau bersikap tidak peduli terhadap-Nya maka Tuhan juga tidak mempedulikan mereka.”

(Malfuzhat, jld. II, hlm. 112-113)