“Fasad (kekacauan) timbul dari itu, yakni manusia mulai menggunakan prasangka-prasangka buruk serta kebimbangan-kebimbangan. Jika manusia berprasangka baik maka taufik untuk memberi sedikit-banyakpun akan diraih, namun tatkala pada tahap pertama saja sudah melakukan kesalahan maka untuk kemudian mencapai tujuan adalah sulit. Prangsangka buruk merupakan sesuatu yang sangat buruk, ia membuat manusia luput dari banyak sekali kebaikan, kemudian terus meningkat sampai akhirnya terhadap Tuhan-pun dia berprasangka buruk.”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 107).
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 107).