Pada tanggal 1 September 1900 Hadhrat Masih Mau’ud a.s. memberikan nasihat mengenai sifat Allah Ta’ala Al-Ghaniy (Maha Berkecukupan), sehingga Dia tidah membutuhkan apa (siapa) pun, melainkan yang butuh adalah manusia:
“Walau pun ada janji Allah Ta’ala, "Innahu aawal qaryak ……………………" tetapi Allah Ta’ala tidak ingin diatur (diperintah) oleh siapa pun. Sifatnya Al-Ghaniy (Maha Berkecukupan) juga menuntut agar manusia tidak selalu merasa tenang dan puas, Dia menghendaki agar manusia menjalani waktunya dengan rasa risau dan takut supaya kondisi sebagai hamba tetap terpelihara
[Wabah] kolera juga merupakan pedang Allah Ta’ala. Banyak-banyaklah memanjatkan doa semoga Allah Ta’ala melindungi kampung [Qadian] ini, sebab menurut para penentang orang-orang [yang akan mati] di tempat-tempat lain adalah mati syahid, sedangkan di sini (Qadian) – semoga Allah Ta’ala tidak menjadikannya demikian -- jangan sampai orang mengatakan bahwa kemurkaan Ilahi telah menimpa kawasan ini”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 114).
“Walau pun ada janji Allah Ta’ala, "Innahu aawal qaryak ……………………" tetapi Allah Ta’ala tidak ingin diatur (diperintah) oleh siapa pun. Sifatnya Al-Ghaniy (Maha Berkecukupan) juga menuntut agar manusia tidak selalu merasa tenang dan puas, Dia menghendaki agar manusia menjalani waktunya dengan rasa risau dan takut supaya kondisi sebagai hamba tetap terpelihara
[Wabah] kolera juga merupakan pedang Allah Ta’ala. Banyak-banyaklah memanjatkan doa semoga Allah Ta’ala melindungi kampung [Qadian] ini, sebab menurut para penentang orang-orang [yang akan mati] di tempat-tempat lain adalah mati syahid, sedangkan di sini (Qadian) – semoga Allah Ta’ala tidak menjadikannya demikian -- jangan sampai orang mengatakan bahwa kemurkaan Ilahi telah menimpa kawasan ini”
(Malfuzhat, jld. II, hlm. 114).