Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 23 May 2014

MENGAPA PARA NABI PUN MEMPUNYAI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN

”Saya di sini ingin menjelaskan suatu hal penting, yakni mengapa para nabi 'alaihinus salaam memiliki kebutuhan-kebutuhan? Allah Ta’ala berkuasa untuk membuat mereka tidak menghadapi kebutuhan-kebutuhan, namun kebutuhan-kebutuhan itu timbul adalah supaya lillaahi waqaf (waqaf demi Allah) tampil sebagai contoh tauladan, dan supaya waqaf kehidupan Abu Bakar r.a. tetap tegak kokoh, serta supaya di dunia ini timbul keimanan terhadap Tuhan Yang Mahakuasa. 
 Dan orang-orang yang melakukan lillaahi waqaf seperti itu menjadi aayatullaah (Tanda Allah) bagi dunia, serta supaya dunia mengetahui tentang kecintaan dan kelezatan terselubung yang di hadapannya harta kekayaan yang dicintai dan disukai itu pun dengan mudah dan dengan senang hati dapat dikurbankan. Dan kemudian, sesudah mengeluarkan harta kekayaan tersebut supaya manusia memperoleh kekuatan serta keberanian untuk menyempumakan lillaahi waqaf, sehingga manusia tidak takut untuk menyerahkan nyawanya di jalan Allah Ta’ala.

Ringkasnya, tujuan sebenarnya kebutuhan-kebutuhan para nabi ‘alaihimus-salaam adalah untuk mengajarkan agar berpaling dari kecintaan-kecintaan palsu dan dari benda-benda yang fana (tidak kekal). [Kebutuhan-kebutuhan] tersebut adalah untuk menciptakan keimanan lezat terhadap Wujud Allah Ta’ala dan untuk menciptakan kekuatan pengorbanan demi kebaikan sesama manusia. Sebab jika tidak [untuk tujuan itu], golongan suci ini [pada hakikatnya] berjalan di bawah penglihatan Pemilik khazanah-khazanah seluruh langit dan bumi, oleh karena itu bagaimana pula mereka itu membutuhkan sesuatu apa pun?

Kebutuhan-kebutuhan itu ditampilkan adalah untuk menyempurnakan ta’lim (pengajaran) serta untuk memperkokoh akhlak dan keimanan manusia”

(Malfuzhat, jld. II, hlm. 96-97).