Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 16 May 2014

MAKNA IBADAH

“Tuhan berfirman: Alā ta’budu ilallah – “kalian jangan menyembah selain Tuhan”. Sesungguhnya tujuan penciptaan manusia adalah supaya dia menyembah Tuhan. Di tempat lain Tuhan berfirman: wa mā khalaqtul jinna wal insa illa li'ya'budūn. Arti sesungguhnya ibadah (penyembahan) adalah seseorang harus menghilangkan kekerasan hati dan ketidakjujuran serta menjadikan ladang hatinya demikian bersih seperti ladang yang dibersihkan seorang petani [untuk ditanami].

Ungkapan Arab mur muaddab – menggiling (menggosok) lensa agar cocok untuk mata. Seperti itu juga jika tidak ada batu atau kerikil dalam hati, dan ladang demikian halusnya seperti tidak ada apa-apa kecuali tanah maka itu dapat disebut ibadah. Jika cermin seperti ini kita dapat melihat wajah kita, dan jika sebidang tanah bersih seperti ini kita dapat menanam berbagai macam pohon di dalamnya.

Manusia yang diciptakan untuk menyembah Tuhan hanya dapat melihat-Nya dalam hatinya jika dia membersihkan hati dan menyingkirkan ketidakjujuran, kebimbangan dan batu-batu di dalamnya, kecil atau pun besar.

Saya berulangkali mengatakan bahwa pohon-pohon kecintaan Tuhan akan tumbuh di dalamnya dan berbunga serta memberikan buah-buahan yang manis dan menyehatkan serta mereka akan menggenapkan kebenaran kalimat “ukuluha da’imun – buah-buahnya senantiasa ada”, inilah tahap dimana perjalanan para sufi berakhir, dan ketika mereka mencapainya, mereka mendapati Tuhan ada di mana-mana dan tidak ada yang lain. Hati seorang salik (orang yang menempuh jalan ini) menjadi ‘Arasy (singasana Tuhan) dan Tuhan turun ke atasnya.

Semua perjalanan (suluk) berakhir di sini. Inilah derajat dimana upaya peribadahan berada pada jalur yang benar, di sini kebun ruhani mulai berbunga, seseorang dapat bertemu Tuhan seperti melihat dalam cermin. Inilah derajat di mana manusia menemukan surga di dunia ini juga, dan di sinilah dia menikmati hadzal ladzi ruziqnā min qablu wa utū bihī mutasyābiha – “inilah apa yang telah diberikan kepada kami sebelumnya, dan akan diberikan dalam bentuknya.”

Ringkasnya, derajat sebenarnya dari penyembahan ialah ibadah”

(Malfuzhat, jld. II, hlm. 64-65).

Related Posts:

  • DERAJAT SYAHID                     ”Tuhan Yang Maha Perkasa berfirm… Read More
  • KALĀM ALLAH & KALĀM-E-NAFS Aku menyayangkan, bahwa aku tidak menemukan kata-kata yang dapat menggambarkan hakikat kesempurnaan (kehebatan) itu. Ini merupakan satu ketentuan b… Read More
  • ARTI BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH Orang-orang yang bertumpu sepenuhnya pada kemampuan diri mereka dan meninggalkan Allah Ta’ala, akibat akhir yang akan mereka alami tidak baik. Arti… Read More
  • MANUSIA TIDAK SUCI “Pada hakikatnya, selama manusia belum meninggalkan dusta, dia tidak akan memperoleh kesucian. Orang-orang dunia yang tak berguna dapat saja mengat… Read More
  • BERDUSTA MEMBUAT GELAP “Pahamilah seyakin-yakinnya, bahwa manusia adalah himpunan kelemahan-kelemahan. Sehubungan dengan itu Allah Ta’ala berfirman: "Khuliqal insānu dha… Read More