Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 16 May 2014

PERHATIAN RASULULLAH SAW

“(Ada perbedaan antara seorang utusan biasa dengan seorang utusan yang datang dari Tuhan). Sehubungan dengan Rasulullah saw. perbedaan ini dinyatakan dalam bagian kedua “Lā ilāha illallāh Muhammadur Rasulullāh. Utusan biasa cukup hanya meng­antarkan pesan dan mereka menganggap berakhirlah tugas mereka, mereka tidak peduli apakah orang-orang akan bertindak sesuai dengan pesan atau tidak. Dengan kata lain, pesan mereka (atau penyampaian pesan) masuk telinga dan selesai, di pihak lain pesan dari mereka yang diutus oleh Tuhan masuk telinga dan saat itu juga, melalui pengaruh ruhani mereka, juga masuk ke dalam hati.

Jenis daya tarik dan keberanian ini diberikan kepada manusia hanya apabila ia datang dalam jubah Tuhan, dan kemudian merasakan semacam kenikmatan dalam dirinya untuk memberikan perhatian kepada manusia dan berjuang untuk demi kesejahteraan mereka. Rasulullah saw. memiliki hal tersebut lebih banyak dibandingkan semua nabi lain. Itulah sebabnya beliau tidak sanggup melihat orang menderita kesusahan. Tuhan berfirman (dalam Al Quran) Azīzun ‘alaihi mā anittum “Nabi ini tidak dapat melihat kalian dalam kesusahan, itu menyusahkan hatinya, dia sangat ingin melihat kalian semua penuh kemudahan”.

Dengan mudah dapat disimpulkan bahwa pertama kali Tuhan menurunkan pertolongan-Nya, dan kemudian giliran orang yang ditugaskkan oleh-Nya Tuhan-lah yang menganugerahkan kepada mereka tekad untuk berbuat baik kepada manusia, mereka berjuang untuk itu seperti seorang ibu yang menyusui bayinya, bahkan lebih dari itu, karena ibu bukanlah muzzaki (orang yang mensucikan). Mereka itulah yang dimaksud dalam ayat Kūnū ma'ash- shādiqīn -- “jadilah kalian bersama orang-orang yang benar”

(Malfuzhat, jld. II, hlm. 55-56).