Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday, 5 June 2014

NAMA MUHAMMAD KHUSUS BAGI RASULULLAH SAW.

”Ringkasnya, sejauh mana kalian menelaahnya maka akan diketahui bahwa tidak ada seorang nabi pun yang berhak menyandang nama [Muhammad] ini, hingga akhirnya tibalah masa Nabi Karim kita saw., dan itu merupakan kawasan yang penuh duri, yang di atasnya Nabi Karim kita saw. telah melangkahkan kaki, dan saat itu sedang terjadi puncak kegelapan.

Akidah saya adalah, jika Rasulullah dipisahkan dari satu sisi, dan segenap nabi yang telah berlalu hingga saat itu berkumpul menjadi satu, lalu ingin melakukan pekerjaan dan ishlah (perbaikan) yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. maka sama sekali mereka tidak akan mampu melakukannya. Di dalam diri mereka tidak terdapat kalbu dan kekuatan yang dimiliki Nabi kita saw..

Jika ada yang mengatakan bahwa [akidah] itu merupakan -- ma’adzallaah – kelancangan (ketidak-sopanan) terhadap para nabi tersebut, berarti orang jahil (bodoh) itu melontarkan kedustaan atas diri saya. Menghargai dan menghormati para nabi saya anggap sebagai bagian dari iman saya. Namun keunggulan Nabi Karim saw. atas segenap nabi lainnya merupakan bagian paling besar dari keimanan saya, dan hal itu sudah merasuk ke dalam darah-daging saya, bukanlah ikhtiar saya untuk mengeluarkannya [dari diri saya].

Para penentang yang malang dan yang tidak memiliki mata silakan mengatakan apa saja semaunya. Nabi Karim kita saw. telah melakukan pekerjaan yang sama sekali tidak dapat dilakukan oleh siapa pun, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bergotong-royong. Dan ini merupakan fadhal (karunia) Allah Ta’ala: Dzaalika fadhlullaahi man-yasaa-u -- “ini adalah karunia Allah dan Dia berikan kepada siapa yang Di kehendaki”.

Jika seseorang mengetahui peristiwa-peristiwa yang dialami Rasulullah saw, dan ia benar-benar mengetahui bagaimana kondisi dunia [saat itu] dan apa saja yang telah diperbuat oleh beliau s.a.w., maka manusia serta-merta akan bangkit mengatakan: "Allaahumma shalli 'alaa Muhammad”.

Saya katakana dengan sebenarnya, bahwa itu bukanlah sesuatu yang berupa khayalan atau mimpi. Quran Syarif serta sejarah dunia memberikan kesaksian penuh akan hal itu, yakni apa yang telah dilakukan oleh Nabi Karim saw.. Jika tidak demikian maka apa yang telah membuat difirmankan-Nya secara khusus hal ini bagi beliau:

(“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” – Al-Ahzab, 57).

Firman seperti ini tidak pernah diperuntukan bagi nabi lain. Hanya inilah isan satu-satunya yang telah datang ke dunia ini dengan penuh kejayaan penuh serta dengan pujian penuh, yaitu yang dinamakan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam” (Malfuzat, jld. II, hlm. 174-175).