”Jadi, aku memberitahukan kepada teman-temanku, ingatlah baik-baik dan dengarlah dari kedalaman kalbu, serta berilah tempat di dalam hati, bahwa Allah Ta’ala -- sebagaimana telah membuktikan tentang wujud Tauhid-Nya dengan dalil-dalil yang kuat dan mullah (?) – merupakan Wujud Yang Maha Tinggi dan merupakan Nur (Cahaya).
Orang-orang yang walau pun menyaksikan kekuasaan-kekuasaan dan keajaiban-keajaiban Wujud Yang Mahakuat ini pun ternyata masih tetap menzahirkan keraguan dan kebimbangannya mengenai Wujud-Nya, ketahuilah bahwa sebenarnya mereka itu adalah orang- orang yang sangat malang.
Allah Ta’ala Sendiri telah berfirman mengenai bukti-buktinya yang Mahakuat dan mengenai Wujud-Nya yang Mahakuat dan mengenai Wujudnya yang Mahakuasa:
Berkata Rasul-rasul mereka, "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta seluruh langit dan bumi?” – Ibrahim. 11
Lihat, ini adalah satu hal yang sangat jelas dan sederhana, yakni dengan menyaksikan suatu ciptaan maka mau tidak mau harus diakui keberadaan Penciptanya. Dengan melihat sebuah sepatu bagus atau sebuah kotak, maka beriringan dengan itu terpaksa diakui perlunya keberadaan si pembuatnya. Oleh karena itu sangat mengherankan, bagaimana mungkin bisa ada dalih untuk mengingkari Wujud Allah Ta’ala? Bagaimana mungkin dapat timbul pengingkaran terhadap Wujud Pencipta seperti itu? Yakni [Pencipta] Yang dengan ribuan keajaiban-Nya bumi serta langit ini dipenuhi?
Oleh karena itu pahamilah dengan seyakin-yakinnya, bahwa walau setelah menyaksikan keajaiban-keajaiban dan ciptaan-ciptaan qudrat ini -- yang sedikit pun tidak mengandung campur-tangan kekuatan manusia dan kekuatan akal pikiran manusia --– jika ada orang bodoh yang meragukan Dzat dan Wujud Allah, maka berarti manusia …………….. dan ciptaan-ciptaan-Nya – adalah suatu kebutaan yang sangat besar.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 52-53).
0 komentar:
Post a Comment