Ahmadiyya Priangan Timur

.

Friday, 13 February 2015

SEBUAH KASYAF

”Tujuanku menerangkannya saat ini adalah, dikarenakan hidup manusia tidak dapat diperhitungkan. oleh sebab itu sekian banyak orang yang berkumpul di tempatku saat ini, aku kira mungkin tahun depan [sebagian] tidak dapat berkumpul lagi. Dan pada hari-hari belakangan ini aku menyaksikan sebuah kasyaf yang menggambarkan bahwa sebagian orang [di antara hadirin] tidak akan ada lagi di dunia ini tahun depan. Namun aku tidak dapat mengatakan sispa-siapa saja yang dimaksudkan oleh kasyaf tersebut. Dan aku mengetahui bahwa hal itu adalah supaya setiap orang dengan sendirinya bersiap-siap untuk perjalanan akhirat.

Sebagaimana yang baru saja aku kemukakan, kepadaku sudah diberitahukan nama-namanya, namun atas pemberitahuan Allah Ta’ala, aku benar-benar mengetahui bahwa takdir itu memiliki suatu waktu. Dan pasti pada suatu waktu harus meninggalkan dunia fana (tidak kekal) ini. Oleh karena itu sangat penting untuk mengemukakan hal ini, supaya setiap orang dan segenap kawan yang hadir pada saat ini, jangan menganggap kata-kataku seperti kisah-kisah yang keluar dari mulut pendongeng, melainan adalah [erkataan dari] seorang wā’idz min jānibillāh (pemberi peringatan yang berasal dari Allah) dan ma’mur minallāh (orang yang diutus dari Allah), yang berkata-kata dengan sikap yang sangat peduli terhadap kebaikan dan kemaslahatan hakiki serta dengan penuh solidaritas tinggi” 

(Malfuzhat, jld. I, hlm. 51-52).

0 komentar:

Post a Comment