Ahmadiyya Priangan Timur

.

Tuesday 24 February 2015

ARTI BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH

Orang-orang yang bertumpu sepenuhnya pada kemampuan diri mereka dan meninggalkan Allah Ta’ala, akibat akhir yang akan mereka alami tidak baik. Arti bertumpu sepenuhnya pada Allah Taala bukanlah supaya diam saja berpangku tangan, melainkan memanfaatkan sarana-sarana yang telah diciptakan oleh Allah Ta’ala, lalu menggunakan potensi-potensi (kekuatan/kemampuan) yang telah dianugemhkan Allah Ta’ala, kemudian barulah bertumpa sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Nah, demikian itulah jalan yang hakiki, dan itu berarti menghargai Allah Ta’ala.

Orang-orang yang tidak memanfaatkan potensi-potensi anugerah Ilahi, dan dengan mulut mereka saja mereka mengatakan, bahwa mereka bertumpu sepenuhnya kepada Allah Ta’ala, mereka itu dusta, dan mereka tidak menghargai (menghormati) Allah Ta’ala. Dan dengan cara demikian mereka itu bersikap lancang dan kurang ajar di hadapan Allah Ta’ala. Mereka jauh menyimpang dari makna "Iyyaaka na'budu – (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah), dan mereka tidak mengamalkan hal itu, melainkan tanpa mengamalkan hal itu mereka hanya menginginkan "Iyyaaka nasta'iin (hanya kepada Englau kami meminta pertolongan]."

Hal itu samasekali tidak pantas, melainkan sedapat mungkin, dan sejauh kemungkinan serta kemampun yang ada hendaknya harus menggunakan sarana-sarana. Namun, sarana-sarana ini hendaknya jangan dianggap sebagai tuhan dan solusi, melainkan dengan memanfaatkannya, lalu serahkanlah hasil akhirnya pada karunia-karunia Allah. Dan hendaknya bersujud-syukurlah, sebab Allah telah menganugerahkan potensi-potensi dan kemampuan seperti itu.

(Malfuzhat, Jld. 1, hlm.367-368).

0 komentar:

Post a Comment